29. (Semuanya telah berakhir)

2K 240 35
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°

"Semuanya berakhir dalam waktu yang bersamaan. Seakan pertanda bahwa mereka di perkenankan untuk memulai kembali rasa yang sempat berhenti dan tersimpan."

***

"APA? PERJODOHAN? PERJODOHAN MACAM APA INI? TIDAK TIDAK, SAYA TIDAK AKAN MENGIZINKAN ANAK SAYA DINIKAHI OLEH ANAK ANDA, JADI SAYA MOHON SILAHKAN KALIAN SEMUA ANGKAT KAKI DARI RUMAH SAYA!!!" Teriak Herman saat Kyai Ibrahim dan Bu Nyai serta Aqmar tengah mendatangi Rumah Fahira bertujuan untuk meminta restu dari Ayah Fahira namun nampaknya, ia tidak menyetujuinya.

"Apa ada alasan mengapa anda menolak perjodohan ini? Mereka berdua sudah sama-sama setuju Pak, mengapa tidak anda biarkan mereka untuk bersama?" Tanya Kyai Ibrahim.

"SEKALI TIDAK TETAP TIDAK. SAYA TIDAK AKAN PERNAH MERESTUI ANAK SAYA UNTUK DI NIKAHI OLEH ANAK ANDA, JADI SAYA MINTA ANDA JANGAN MEMAKSA SAYA ATAU SAYA AKAN BERTINDAK SESUATU?" Ancam Herman dengan emosinya yang sudah menggebu-gebu.

"Ayah Sabar, jangan emosi, mereka kan dateng dengan baik-baik kenapa Ayah ngga Sambut mereka dengan baik?" Selang Fahira yang merasakan hatinya tersayat mendengar bentakan Ayahnya, meski ia sudah tahu seperti inilah Ayahnya jika tengah marah.

"DIEM KAMU!!! JANGAN IKUT BICARA. INI URUSAN AYAH DENGAN DIA." Ujarnya.

"SILAHKAN ANDA-ANDA SEMUA ANGKAT KAKI DARI RUMAH SAYA ATAU SAYA AKAN PANGGIL KEAMANAN?" Ancamnya lagi.

"Yasudah Fahira, sepertinya Ayah kamu lagi emosi dan ngga bisa di ajak berbicara dengan kepala dingin. Kita permisi pulang ya nak," Ujar Bu Nyai mewakili ketiganya yang terlihat beranjak bangun dari duduknya.

"Na'am Bu Nyai. Aseef, Fahira mohon maaf, Abah Kyai, Bu nyai, Gus," Ujar Fahira yang merasa tidak enak karena Ayahnya telah membentak mereka semua.

"SUDAH PERGI SANA!!!" Usir Herman lagi yang kemudian membuat keluarga Kyai Ibrahim pun berpamitan untuk pulang dan di antar keluar oleh Fahira.

"Fahira mau kemana kamu? Masuk!!!" Teriak Herman lagi yang di hiraukan oleh Fahira dan memilih untuk tetap mengantar Kyai, Bu Nyai dan Aqmar untuk keluar dari Rumahnya.

"Abah Kyai, Bu Nyai, Gus Aqmar, sekali lagi saya minta maaf atas kelakuan Ayah tadi. Saya minta maaf," Lirih Fahira.

"Iya nak nggapapa, kita juga minta maaf udah bikin Ayah kamu marah ya, mungkin Ayah kamu lagi emosi." Balas Bu Nyai.

"Fahira ngerasa ngga enak Bu Nyai." Lanjutnya.

"Nak Fahira, kita juga minta maaf ya sudah terlalu memaksakan kalian untuk berjodoh, tapi sepertinya Ayah kamu juga ngga setuju." Ujar Kyai Ibrahim.

"Na'am Kyai, Fahira juga minta maaf atas segala perkataan lkurang mengenakan tadi, Fahira minta maaf." Ujarnya yang dibalas anggukkan oleh Kyai Ibrahim.

"Yah, Jadi Aqmar ngga jadi berjodoh sama Bidadari, eh sama Fahira dong Bah, Mi?" Ujar Aqmar.

"Aseef ya Gus," Balas Fahira.

"Tapi Aqmar udah terlanjur suka sama Fahira." Tambahnya.

"Sudah Aqmar, mungkin kalian belum berjodoh, maafin Ummi juga yang sudah memaksa kalian ya sampai kalian saling suka kayak gini." Ujar Bu Nyai.

"FAHIRA AYO MASUK!!!" Teriak Herman yang kembali bergemuruh membuat Keluarga Kyai Ibrahim kembali berpamitan sebelum akhirnya mereka pergi.

"Fah!" Panggil Aqmar sebelum ia mengikuti langkah Orang tuanya.

Hatiku Memilihmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang