27. (Perjodohan?)

2.4K 245 52
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°

"Takdir Allah yang selalu datang tiba-tiba, terkadang membuat bahagia, namun terkadang juga membuat luka."

***

Sorot terik sang Surya menggantikan posisi sang Fajar yang semula bertahta dan kini nampak hadir di tengah-tengah hiruk pikuk Pesantren yang nampak adem dan menenangkan. Sebelum datangnya Fajar, para Santri juga telah melakukan kegiatan pagi seperti Sholat subuh berjama'ah dan Dzikir Pagi dan semuanya telah usai di lakukan bersamaan dengan perginya waktu Fajar.

Di hari senin, tentunya para Santri kembali melakukan kegiatan di Pesantren seperti pada biasanya. Seperti di Pagi ini semua Santri berduyun-duyun untuk menuju ke gedung Sekolah dan mengikuti Sekolah Formal hingga Dzuhur nanti.

Pelajaran hari ini dapat Fahira ikuti dengan lancar sampai waktu dzuhur tiba, kegiatan belajar pun berakhir. Semua Santri bergegas kembali ke Asrama mereka sebelum bersiap menuju Masjid untuk melaksanakan Sholat Dzuhur.

Fahira nampak berjalan bersama Fisya menuju Masjid dan hanya berdua karena Khalisa berhalangan untuk Sholat. Selain itu memang hubungan ketiganya agak sedikit renggang setelah saat itu. Ucapan Fahira yang terdengar agak menyindir memang benar membuat Khalisa tersindir sehingga Khalisa nampak menjauh dari mereka berdua.

"Fa, Khalisa makin kesini kok makin berubah ya?" Ujar Fisya di kala mereka tengah menuju Masjid. Fahira yang mendengarnya pun hanya nampak mengangguk.

"Iya, ini mungkin salahku juga sih waktu itu kedengeran Marah sama khali, ya mau gimana lagi aku udah terlanjur emosi dan udah ngga bisa tahan lagi." Balas Fahira.

"Tapi kan omongan kamu waktu itu bener kok Fa. Gus Azmi juga bakal ngertiin kalo Khalisa ngga bakal balas pesannya karena kan lagi di Pesantren. Lagian gayanya kayak orang pacaran aja mesti saling kabar-kabaran kan?" Tukas Fisya.

"Ya mereka kan udah lama ngga ketemu. mungkin masih sama-sama kangen kali." Lanjutnya.

"Sumpah ya sampe detik ini aku ngga nyangka Gus Azmi kayak gitu. Aku kok agak ngga suka jadinya." Tambah Fisya.

"Kita semua kan ngga pernah tau Sya, ngga ada orang yang ngga punya kekurangan di dunia ini sekalipun dia orang alim." Ujar Fahira.

"Iya sih. Terus sekarang perasaan kamu ke Gus Azmi gimana Fa? Coba cerita sama aku." Tanya Fisya.

"Ya ngga gimana-gimana. Ngga perlu ada perasaan lagi, aku sama dia bukan apa-apa." Jawab Fahira.

"Kali ini aku dukung kamu Fa. Masih banyak kok selain Gus Azmi. Apalagi kamu ini cantik, Santri Favoritnya Bu Nyai. Tenang aja, di jamin banyak Akhi yang Ngantri Fa." Ujarnya.

"Kamu sok tau banget." Fahira terkekeh.

"Seriusan Fa. Siapa sih Kang Santri disini yang ngga kenal sama Fahira Humairah?" Terang Fisya.

"Aku ngga mau Ujub karena ucapan kamu Sya, udah ah." Ujar Fahira terkekeh.

"Calon Bu Nyai mah emang ngga pernah sombong." Gurau Fisya.

"Bu Nyai apaan sih Sya?" Tukas Fahira.

"Ya siapa tau aja jodoh kamu keturunan Kyai kan, kita ngga tau." Ujar Fisya.

"Ya Allah, kamu ada-ada aja." Balas Fahira hingga akhirnya mereka sampai di Masjid dan Bbergegas melaksanakan Sholat Berjama'ah yang kali ini di imami oleh Kyai Ibrahim selaku pengurus Pondok Pesantren ini.

Sesuai kegiatan Sholat Dzuhur berjama'ah, semua Santri baik santri putra maupun Santri Putri perlahan mulai keluar dari Masjid dan kembali ke Asrama mereka sebelum melanjutkan kegiatan masing-masing.

Hatiku Memilihmu [END]Where stories live. Discover now