24. (Keputusan Azmi)

2.2K 255 112
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°

"Jangan pernah memberi harapan jika tidak mampu mewujudkan, dan
Jangan pernah mencintai jika tak mampu memberi bukti."



***

Masih dalam rangka liburan tengah semester, sepertinya liburan kali ini Azmi tidak dapat pulang kampung sebab kesibukan di Pesantren mendesaknya untuk tidak pulang. Ini sudah hampir memasuki minggu kedua di masa liburannya dan kegiatan di Pesantren baru dapat ia selesaikan kemarin. Ia tidak punya waktu banyak untuk pulang ke Blitar.

(Nyempil disini, sebelumnya mon maap banget kalo bahasa jawanya jadi campur bahasa Indonesia karena Author lagi kurang Mood Translatin 😅)

"Abah, Ummik, kaleh Adek adek Pripun kabare?" (Abah, Ummi, sama Adek adek gimana kabarnya?) Tanya Azmi.

Ya, disinilah Azmi. Di dalam Asramanya sendirian dan hanya ditemani oleh Ponsel miliknya yang kini sedang ia gunakan untuk melakukan Video tatap muka bersama keluarganya di Blitar, tepatnya bersama sang Ummik yang sering ia rindukan.

"Alhamdulillah teng ngriki sedayanipun sae mawon. Mas Azmi teng mriku pripun? Sehat?" (Alhamdulillah disini semuanya baik baik aja. Mas Azmi disana gimana? Sehat?) Tanya Umminya Balik.

"Alhamdulillah sehat, sae mik. Pangapunten kula mboten saged Wangsul nggih mik" (Alhamdulillan Sehat, baik Mik. Minta maaf saya ngga bisa pulang ya Mik) Ujarnya.

"Nggih mboten Nopo nopo Mas, ingkang penting Sampeyan Sehat mawon teng mriku" (Iya, nggapapa Mas, yang penting kamu sehat saja disana) Balas Umminya yang seakan membuat Azmi menahan sedihnya.

"Sudah jangan nangis, kan udah gede." Gurau umminya membuat azmi sedikit tertawa.

"Nggih mik. Pangestunipun mik" Sahutnya.

"Nggih Mas" Ujar Umminya.

"Pripun, wonten ingkang badhe di criyosaken dhateng Ummik mboten?" (Gimana? Ada yang mau di ceritakan ke Ummik ngga?) Tanya Ummik.

"Oh iya mik. Ummi tau ngga? Beberapa hari yang lalu aku ketemu sama Nayya Mik" Ujar Azmi bersemangat kembali.

"Nayya?" Ulang Ummiknya yang dibalas anggukkan oleh Azmi.

"Nggih mik Nayya, Khalisa Ainayya Zulfa." Jelas Azmi.

"Kepanggih teng pundi mas?" (Ketemu dimana Mas?) Tanya Ummik.

"Teng Taman Mik" Balas Azmi.

"Pripun Nayya samenika Mas? Tambah Ayu nggih?" (Gimana Nayya sekarang Mas? Tambah Cantik ya?) Goda Ummiknya membuat Azmi tak bisa menahan senyumannya.

"Pripun kaleh Nayya Mas? Sampeyan masih suka sama Nayya?" (Gimana sama Nayya Mas? Kamu masih suka sama Nayya?)

Azmi nampak terdiam beberapa saat dan perlahan Azmi mengangguk dan jujur bahwa ia masih menyukai Teman kecilnya itu.

"Aku Masih anggep Nayya Temen kecilku dulu Mik" Ujarnya.

"Ummik seneng seandainya suatu saat kamu bisa Berjodoh Sama Nayya. Nayya Anak baik, mugi mugi Jodoh nggih Mas."

Azmi mengangguk lagi. "Aamiin. Matur nuwun Mik."

"Yasudah, sudah dulu nggih mas lanjut nanti lagi, Mas Azmi sing sehat sehat nggih teng Ngriku" Ujar Ummiknya.

"Nggih Mik" Balas Azmi.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Hatiku Memilihmu [END]Where stories live. Discover now