45. (Dibalik jeruji besi)

1.8K 228 75
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
°°°

"Sudah menjadi hakikatnya seorang lelaki adalah berjuang. Karena jodoh tak akan datang dengan sendirinya, jodoh harus dijemput dengan perjuangan."

***

Azmi duduk tersungkur dibalik jeruji besi dengan suasana yang begitu gelap dan sunyi. Dalam heningnya Azmi terisak sendirian, tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia hanya berharap kebenaran itu berpihak kepadanya. Ia berani bersumpah jika bukan ia yang melakukan itu.

Tangisnya kembali jatuh saat ia mengingat Fahira memarahinya berulang kali saat beberapa hari kemarin, ia bahkan masih mengingat betul saat Fahira mengatakan jika ia adalah seorang 'Pembunuh'.

Tidak ada sedikitpun terbesit dibenaknya untuk melakukan hal yang dilaknat oleh Allah tersebut. Ia memang mencintai Fahira, namun sama sekali tidak ada difikirannya untuk menghabisi nyawa Ayah Fahira meski ia sangat di benci olehnya.

"Saudara Azmi," panggil salah seorang petugas kepolisian membuat Azmi mendongakkan kepalanya.

"Ada kedua orangtua anda datang membesuk." lanjutnya membuat Azmi cukup terkejut. Ya, kemarin pihak kepolisian memang telah memberi kabar kepada kedua orangtuanya, dan karena mereka khawatir, Azmi sudah menebak jika mereka akan kemari.

"Mari ikut saya." ajaknya membuat Azmi bangkit dan mengikuti langkah petugas tersebut hingga Azmi keluar dari sel dan ia langsung melihat kedua orangtuanya.

Ia langsung memeluk Ummiknya begitu saja, sang Ummik juga nampak membalas pelukan putranya. Seketika tangis Azmi pecah dipelukan Ibundanya.

(Ngga sempet translatin ke Bahasa Jawa. Jadi pake Bahasa Indo aja yak.)

"Ya Allah, kenapa bisa kayak gini Mas?" tanya Ummiknya terisak sementara Azmi tak menjawab apapun dan tetap memilih untuk memeluk Ummiknya.

"Pangapunten Mik," bisik Azmi dengan suaranya yang mulai terdengar serak.

Kini ia juga bergantian memeluk Abahnya dan juga meminta maaf. Ia tahu pasti kabar ini pasti membuat mereka berdua terkejut dan panik. Ia juga bahkan bergantian memeluk adiknya, Naufal dan Rara yang juga ikut kemari.

"Gimana ceritanya kamu bisa ada disini le? Ayo ceritakan sama Abah sama Ummik." ujar Abahnya sementara Azmi yang masih berlinang air mata pun kini terlihat menghapusnya dan berusaha mencari kekuatan agar bisa menceritakan kejadian kemarin kepada kedua orang tuanya.

"Ini salah paham Bah, Mik," tukas Azmi.

"Bukan aku yang ngelakuin itu, demi Allah bukan aku." lanjutnya.

"Jelasin pelan-pelan Mas, biar Ummik sama Abah paham." selang Ummiknya.

Tubuh Azmi melemas seketika, hampir saja ia tersungkur dilantai namun kedua tangan orangtuanya menahannya, kemudian ia pun duduk di antara kedua orangtuanya, berusaha mencari kekuatan untuk menceritakan kejadian ini dari awal namun bagi Azmi kejadian ini benar-benar membuatnya frustasi.

Azmi menarik nafas panjangnya, ia mulai bercerita asal muasal ia sebelum bisa berakhir di tempat ini. Dari mulai ia yang tak sengaja memergoki Ibu tiri Fahira dan Rayhan yang tengah merencanakan aksi jahat tersebut hingga di esok harinya Azmi berusaha untuk menggagalkan aksi tersebut namun ia terlambat, dan yang lebih parahnya lagi Fahira menuduh jika ia yang telah melakukan hal tersebut.

"Aku berani sumpah Bah, Mik, demi Allah bukan aku pelakunya." tegas Azmi sekali lagi.

"Abah Ummik percaya kan bukan aku pelakunya?" tanya Azmi menatap kedua orangtuanya bergantian.

Hatiku Memilihmu [END]Where stories live. Discover now