10. Rencana Kerja Kelompok

1 2 0
                                    










"Jadi gimana nih?"

Thoriq menurunkan ponselnya lalu menoleh malas pada Zano. Kini Thoriq dkk sedang berkumpul dirumah Gabriel setelah pulang sekolah, Zakia dan Nadisa pun ikut. Mereka sedang membicarakan tentang Geladis yang kata Zakia tidak bisa ikut kerja kelompok jika hari sabtu.

"No, harusnya yang pusing kan si Thoriq, kenapa jadi elo?" tanya Raka seraya memasukan fizza kedalam mulut nya.

"Tau, Oiq aja santuy," sahut Gabriel yang sedang mengikat rambut Zakia.

"Ya kalau gak bisa sih, minggu aja. Yoi gak Rak?" tanya Thoriq.

"Iya. Tapi gua nya yang gak bisa," jawab Raka yang memang sudah ada janji dengan kekasihnya.

"Sok sibuk," ledek Zakia.

"Yaudah Ki, lo bujuk aja," usul Arvi.

"Iya Ki. Lo kan ahli tuh ngebujuk orang," sahut Thoriq.

"Emang kenapa si Geladis gak bisa hari sabtu?" tanya Nadisa yang sedang menonton dengan Akra di laptop milik Gabriel.

"Gak tau. Pas mau tanya eh Mis Seryn keburu masuk," jelas Zakia.

"Coba telepon Ki," usul Nadisa.

"Ngapain he?" tanya Akra seraya menoyor pelan kening Nadisa.

"Ya bujuk lah, ngapain lagi?" tanya balik Nadisa mengerucutkan bibir.

"Mau gua yang telepon?" tanya Thoriq seraya menaikan dua alis nya.

"Kalau lo yang telepon, gak bakal diangkat," sahut Gabriel seraya tertawa.

"Sad boy," ledek Zano.

"Apa salah gua, ya Tuhan," Ujar Thoriq nelangsa sendiri.

"Banyak salah lu mah," sahut Arvi.

"Apa ini karma?" tanya Zano dengan dramatis.

"Karma apaan? Gua anak baik baik," sangkal Thoriq.

"Baik dari mana nya?" tanya sarkas Akra diiringi tawa Arvi, Nadisa, Zakia, Raka, Zano dan Gabriel.

"Gua tuh baik, kalau kalian nilai gua baik," tutur Thoriq seraya melempar bantal sofa kearah Gabriel yang tertawa kencang tanpa dosa.

"Iyain aja," sahut Nadisa yang tak mau memperpanjang.

"Gue telepon nih?" tanya Zakia yang sudah selesai diikat rambutnya.

"Iya coba,"

Thoriq mendekat pada Zakia, dan mengambil tempat duduk di antara Zakia dan Gabriel. Cowok itu memperhatikan ponsel Zakia yang sedang menelepon Geladis.

Tutt tuttt tuttttt

Terdengar bunyi tersambung tapi belum di angkat angkat.

"Lama amat," celetuk Gabriel.

"Gak pegang hp kali Geladis nya," sahut Nadisa.

Thoriq terus saja memperhatikan layar ponsel Zakia, matanya berbinar saat di seberang sana Geladis mengangkat panggilan Zakia.

"Ya... Hallo?" sapa Geladis di telepon.

Hanya dua kata yang keluar, tapi mampu membuat tubuh Thoriq berdesir.

"Halo Dis, sibuk gak?" tanya Zakia.

"Enggak, kenapa?"

"Ini... Hari sabtu lo beneran gak bisa?"

It's You Where stories live. Discover now