17. Mencari Geladis

0 1 0
                                    











Alsya dan Airin berhenti di taman belakang sekolah SMA Pelita. Mata mereka mengedar ke kesekeliling, mencoba untuk menemukan keberadaan Geladis yang membuat Alsya dan Airin meninggalkan pertandingan basket yang sudah lama di tunggu tunggu.

"Gue coba telepon Adis ya." ujar Airin yang diangguki oleh Alsya.

"Ponsel nya mati."

Alsya berjalan seraya melipat kedua tangan nya di depan dada. Airin mengikuti Alsya dengan perasaan khawatir yang sudah kalut. Hampir 15 menit mereka mencari Geladis tetapi tidak ketemu. Harusnya Airin tidak memaksa Geladis untuk memberi semangat pada Thoriq jika akhirnya Geladis kabur tiba tiba.

Ah, rasanya Airin ingin nangis.

Alsya berbalik menatap Airin dengan mata berbinar, "Coba telepon Gatra. Gatra kan ngasih hp nya ke Adis," ujarnya mencoba bersikap riang kembali.

"Nah bener. Siapa yang mau menelepon Gatra?" tanya Airin.

"Lo aja deh Rin, coba sekarang."

"Oke oke. Gue coba." setuju Airin

Tutt tuttt tutt

"Gak di angkat Al," gumam Airin cemas.

"Ya ampun Adis angkat dong." ujar Alsya yang sudah prustasi sendiri.

"Sparing nya udah belum sih?" tanya Airin seraya menelepon kembali nomor Gatra.

"Gak tau. Tapi kayaknya mau udah deh." jawab Alsya lalu duduk di kursih taman.

Airin menghela napas panjang, tidak menyerah menelpon Geladis. Mata Airin mendongkak melihat langit yang masih cerah. Harusnya hari ini adalah hari yang menyenangkan berkunjung ke SMA tetangga dan melihat club basket GHS latihan tanding di sini.

Tapi kini ia tidak bisa merasakan kesenangan itu.

*****

Gatra dan tim nya keluar dari gedung basket, sparing dimenangkan oleh SMA Pelita dengan score yang lumayan tinggi dari score tim basket GHS. Baju jersey nya sudah sangat basah oleh keringat tetapi itu tidak membuat ketampanan nya berkurang sedikit pun.

Tangan Gatra membuka air mineral kemudian mengguyurkan pada rambutnya. Kegiatan itu di diikuti oleh tim nya. Mereka berjalan di kodidor dengan santai seraya melempar kan candaan satu sama lain.

"Aduh gue kayaknya harus mandi sekarang deh. Gak banget kalau gue nganterin Didi Odi pulang dengan keringetan gini." ujar cowok tinggi berkulit putih itu, namanya Dino, teman dekat Gatra.

"Yeu... Didi Odi terus yang ada di pikiran lo." kata cowok yang berperawakan kurus dengan wajah manis itu, namanya Keenan, teman Gatra juga.

"Oh ya jelas. Didi Odi itu nomor satu." balas Dino dengan bangga.

"Eh Gat, yang di tribun itu Geladis?" tanya Keenan penasaran.

"Yang di tribun banyak kali." jawab Gatra.

"Iya banyak. Ini cewek yang lo lempar pake hp. Untung ke tangkap coba kalau enggak? Beli hp baru lo."

Gatra diam tak menjawab, cowok itu menyerit saat netra nya melihat Airin dan satu orang lagi yang ia ketahui teman Geladis, Alsya. Gatra tambah bingung kala mereka menghampiri nya dengan muka cemas.

Airin mempercepat langkah nya saat ia melihat Gatra. Airin dan Alsya menatap Gatra tanpa berkata apapun. Teman teman Gatra bertanya ramah pada keduanya saat mereka berhadapan, yang hanya dibalas dengan senyum singkat.

It's You On viuen les histories. Descobreix ara