15. Gelang

0 2 1
                                    

Geladis turun dari motor besar Gatra. Cewek cantik itu berbalik kemudian berjalan tanpa berbicara apapun pada Gatra. Baru saja dua langkah, tas Geladis ditarik oleh adiknya itu. Geladis menggeram mendelik menatap Gatra dengan sorot mata tajam.

"Nanti sore habis pulang sekolah ada sparing basket di sekolah gue."

"Ya terus?" tanya Geladis mengangkat dagu dengan angkuh.

Gatra tertawa kecil kemudian menoyor kepala Geladis, "Nanti lo nonton, sama anak Galaksi sparing nya."

Mata Geladis membulat, "Kelas berapa?"

"Kelas sebelas, mungkin."

"Ah, gak bisa. Gue ada kerja kelompok." sahut Geladis degan cepat.

"Kemarin lusa kerja kelompok, sekarang kerja kelompok, rajin banget lo?"

"Gue kan anak teladan." Gatra mendecih.

Geladis mendorong pundak Gatra, "Sana pergi."

Setelah itu Geladis berlari kecil memasuki gerbang utama Galaksi High School. Geladis menggigit bibir bawah nya, saat ini rasa cemas yang tidak biasa itu kembali menyerang pikiran nya.

Untuk apa sekolahnya sparing basket dengan sekolah Gatra? Bukan kah dulu tidak ada sparing seperti ni? Atau... Geladis yang tidak tau?

Geladis mundur dua langkah saat ia akan berbelok menaiki tangga. Di depan nya ada Thoriq dkk yang sudah rapi dengan topi sekolah yang mereka pegang masing masing. Sepertinya mereka akan ke lapangan, sekitar sepuluh menit lagi upacara bendera hari senin akan dimulai.

"Hai Geladis..." sapa cowok tinggi dengan gigi gingsul di sebelah kiri itu. Kata Zakia namanya Gabriel.

Geladis tersenyum singkat, "Permisi, maaf gue mau lewat."

Thoriq menatap Akra seakan menyuruh teman teman nya pergi. Dagu Thoriq mengarah pada koridor didepan sana. Akra mendorong Zano agar berjalan terlebih dahulu, cowok itu menatap Geladis dengan dengan senyum miring kemudian mengangkat jempol pada Thoriq.

Arvi menepuk pelan pundak Thoriq, "Ajak yang bener biar mau." bisik cowok itu lalu pergi menyusul Akra dan yang lain nya.

Geladis menatap Thoriq, "Apa?"

"Nanti pas pulang sekolah ada sparing di SMA Pelita, lo nonton oke?"

Jantung Geladis mulai berdegup tak karuan, suara Thoriq membuat Geladis merasakan kupu kupu diperut nya. Gejala apa ini... Apakah mag yang ia punya kambuh tiba tiba?

Sial, Geladis benci situasi seperti ini.

"Eum, oke."

Galadis merutuki diri sendiri, kenapa bisa ia menyetujui permintaan cowok itu?

Pupil mata Thoriq berbinar, "Oke, kalau mau lo bisa ke SMA Pelita bareng gue." ujar nya dengan senyum yang membuat Geladis mengalihkan muka.

"Duluan." ujar Geladis melewati Thoriq begitu saja.

Thoriq berbalik menatap Geladis yang menaiki tangga, mimpi apa ia semalam sampai Geladis mengiayakan permintaan nya?

*****

Geladis menelengkup kan muka pada lipatan tangan di atas meja, kejadian tadi pagi muncul kembali di ingatannya. Hal kedua yang memalukan karena cowok bernama Adam Thoriq. Geladis mendengus, jam istirahat pertama akan ia gunakan untuk melamun didalam kelas.

"Dis lo bawa bekal?" tanya Alsya dari belakang.

"Hm."

"Yang bener? Gue mau ke kantin, ikut gak?" Geladis melirik Alsya yang sudah ada disamping meja.

It's You Where stories live. Discover now