3. Awal ketemu (?)

55 21 14
                                    




"Gue tuh gak habis pikir, gimana bisa baru masuk sehari guru udah ngasih PR? Otak nya dimana coba? Nerangin belum, ngasih contoh belum, eh eh eh.... Ingin gue rukiahin rasanya"

Geladis tertawa kecil mendengar gerutuan Alsya. Dalam hati juga Geladis membenarkan apa yang diucap oleh Alsya. Tapi, bukan nya sifat manusia itu berbeda beda? Ya... Seperti guru Geografi ini contohnya.

"Udah sih, kerjain aja. Mau ngomel sepanjang se lebar apapun kalau gak di kerjakan, ya gak selesai selesai Ca"

"Iya gue tau Dis, tapi kan ya seharusnya mah gak gini. Btw, ini lo ngerjain sendiri?" tanya Alsya dengan tangan yang menyalin tugas Geladis dengan cepat.

"Ya iyalah. Emang siapa lagi?"

"Ya itu, si ganteng kan bisa lo suruh" Geladis memutar bola mata malas.

"Mana mau dia gue suruh"

"Iya juga yah"

"Ya itu lo tau"

Alsya mengerutkan kening "Lo tau gak Dis?"

"Apa?" Geladis memandang Alsya sekilas lalu kembali dengan kaca yang ada di tangan nya.

"Kalo si Geby lagi deket sama kak Arki?"

Geladis mengangkat bahu acuh "Paling cuma deket doang"

"Tapi ada yang bilang adik kakak an"

"Ya terserah sih"

Alsya melotot. "Kok terserah sih? Gimana kalau si Geby belum move on? Terus kak Arki cuma pelarian aja? Ah... Gue gak bisa bayangin"

Geladis mendesah pelan, Alsya memang serempong ini, sebawel ini, dan se sok tau ini. Memang jika Gebyta Aurelia--- mayoret marching band sekaligus teman satu eskul Alsya--- seperti itu apa urusan nya?

"Gue gak mau kak Arki cuma di jadiin pelarian doang"

"Ck, bisa gak usah mikir yang macem macem? Toh kak Arki juga gak kenal sama lo" ucap Geladis santai.

Mata Alsya melotot, memberi tanda tak setuju. "Enak aja, kak Arki tuh kenal gue" sewot Alsya.

Geladis tak peduli, ia tengah memainkan sosial media di ponsel nya. Hanya scroll beranda tak penting sih sebenarnya. Tapi dari pada mendengar celotehan Alsya yang membuat telinga berdengung, ini lebih baik.

"Hei... Lagi apa? Alsya itu lo ngerjain apa?"

Geladis mendongkak melihat cewek yang berdiri di samping meja Alsya. Dia, Zakia, sekretaris kelas ini. Zakia tersenyum pada Geladis, refleks Geladis pun tersenyum kecil membalas nya.

"Ah ini Ki, Geografi. Lo udah?" Alsya menatap Zakia sekilas lalu fokus dengan pekerjaan rumah yang di kerjakan di sekolah.

"Oh... Gue udah hehe" jawab Zakia.

"Demi nama Plankton yang berubah menjadi Salden, kenapa cuma gue yang gak mgerjain PR" gerutu Alsya.

"Ya lo nya aja yang males" sahut Geladis.

Alsya mendelik menatap Geladis tak terima. "Gue males? Hei tolong jangan ngumbar fitnah"

"Cepet kerjain" sentak Geladis yang jengah dengan ke lebayan sahabat nya itu.

Zakia yang melihat interaksi ke duanya, tertawa kecil. Lucu, pikir nya.

*****

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kelas XI Ips 1? Kelas unggulan kah? Atau kelas biasa yang sama seperti kelas yang lain nya? Di Galaksi High School, sekolah bertaraf Internasional yang sering di singkat GHS, semua kelas itu sama rata, tidak ada kelas unggulan ataupun kelas buangan.

It's You Where stories live. Discover now