11. Kerja Kelompok

1 1 0
                                    










Mobil yang dikendarai Alsya berhenti tepat di depan rumah berpagar besi warna hitam. Geladis menoleh, menatap rumah berwarna putih gading tersebut dengan takjub. Alsya mengecek kembali google map nya, benar ini alamat rumah Raka. 

Alsya membuka mulut lalu berdesis kecil.

"Ini rumah Raka? Bener alamat nya disini?" tanya Geladis.

"Iya. Gak salah kok."

"Coba gue telpon Zakia,"

"Iya iya telpon, dimana dia?"

Geladis mendial nomor Zakia, untungnya lansung tersambung dan diterima.

"Ya, hallo?"

"Hai, Dimana Ki? Udah dirumah Raka?"

"Iya udah. Lo dimana Dis?"

"Didepan rumah Raka..."

"Iya? Gue kedepan ya, tunggu."

"Oke."

Tut.

Panggilan terputus.

"Otw kesini," ujar Geladis.

"Siapa?"

"Zakia. Dia udah dirumah Raka, mau nyamperin kita." beritahu Geladis.

Alsya manggut manggut. Kemudian keluar yang disusul Geladis. Alsya menyipitkan mata melihat halaman depan rumah Raka yang besar dan sangat jauh dari pagar ke depan pintu utama rumah ini. 

Geladis menatap Zakia yang terlihat berlari kecil menghampiri mereka. Zakia membukakan gerbang dengan senyum yang tercetak di wajah cantik nya.

"Yuk masuk." ajak Zakia.

"Eh mobilnya di parkir didalam apa disini aja?" tanya Alsya.

"Di dalam aja."

"Oke oke," ujar Alsya seraya berlari kecil masuk kembali ke dalam mobil.

Zakia mendorong kembali gerbang agar mobil Alsya masuk. Geladis dengan sigap membantu Zakia, ini gerbang digeser sedikit sangat berat.

Apa tidak ada satpam? Kenapa bukan Raka yang menghampiri mereka?

Setelah mobil Alsya masuk, Zakia dan Geladis mendorong kembali gerbang nya agar tertutup. Setelah tertutup, Zakia menekan pasword agar gerbang terkunci otomatis.

Geladis hanya menyaksikan saja. Gerbang dirumah nya masih manual, memakai gembok.

"Didalam ada siapa aja?" tanya Geladis.

"Ada Raka, Mama nya Raka juga ada."

"Oh... Lo udah lama Ki?"

"Enggak juga, baru sepuluh menitan lah."

"Emang rumahnya segede ini ya?" tanya Geladis penasaran.

Zakia mengangguk. "Iya, tapi ya sebanding lah kaya temen temen nya."

"Temen temen nya?"

"Hm, kayak Gabriel, Arvi, Thoriq, kurang lebih kaya gini rumah nya."

Geladis menipiskan bibir.

Anak anak sultan. Pikir Geladis.

Geladis, Zakia, dan Alsya masuk ke dalam rumah Raka. Geladis tak bisa menahan rasa kagum melihat lukisan lukisan klasik yang menggantung di tembok, tak hanya itu, guci guci dan bingkai foto sangat menarik perhatian.

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang