"Kamu menantang saya?!" bentak Riska yang mulai tersulut emosinya.

"Tante maunya gimana?" tawar Abim yang masih mencoba tenang.

"Kamu dikasih Vega apa sampai berani ngancem saya?! Oh Vega ngasih kamu jatah? Iya?!"

"Gak seharusnya Tante berbicara seperti itu. Vega anak kandung Tante, apa pernah Tante peduli sama Vega? Peduli sama kesehatan Vega? Apa pernah Tante peluk dia saat sedih? Tante sadar gak sih, semua yang Tante lakuin itu nyakitin Vega! Tante Riska tau Vega pernah sakit kanker otak? Tante mikir gak sih? Vega sakit keras, tapi semua orang di sekitarnya gak peduli dan meminta Vega agar cepat mati. Saya bingung di mana hati nurani kalian! Kalian itu udah berdosa banget sama Vega! Tante apa gak pernah bayangin rasanya jadi Vega?! Vega sayang Tante, apa pernah Tante anggep dia ada? Jangan keluarin air mata kalau Vega beneran pergi selamanya, karena satu hal yang mungkin akan buat Tante Riska nyesel seumur hidup!" Abim berbicara panjang lebar dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Jujur ia sudah kesal lantaran Riska yang selalu menjelek-jelekkan Vega padahal Vega sendiri adalah anak kandungnya.

Mendengar penuturan Abim membuat dada Riska bergemuruh. Apa ia sudah kelewatan? Tapi setiap melihat wajah Vega maka perempuan itu akan selalu gencar menyiksa tanpa ampun. Riska memejamkan matanya karena ia yang tiba-tiba merasa pusing.

Abim hanya melihat sekilas tanpa ada niat untuk membantu hingga akhirnya Riska mencoba berpegangan memegang gagang pintu sembari merintih.

Mendengar suara berisik dari luar membuat Vega berjalan ke arah sumber suara. Gadis itu melihat Riska yang sudah lemas sembari memegang kepalanya dan berpegangan pada gagang pintu. Vega berlari lalu mencoba membantu Riska.

"Bunda kenapa?" tanya Vega lembut. Bukan mendapat jawaban Vega malah didorong dengan keras hingga membuat gadis itu jatuh terduduk. Dengan sigap Abim membantunya berdiri.

"Aku mau bantuin Bunda, Kak," ucap Vega yang masih bersikukuh ingin membantu Riska.

Abim tidak percaya Vega akan mengatakan itu, padahal sudah jelas jika Riska sangat membencinya tetapi Vega malah tidak ada niat sedikitpun untuk membenci bundanya.

"Gak usah sok peduli sama saya!" bentak Riska lalu berjalan tertatih meninggalkan Vega yang sudah berkaca-kaca.

Abim mendekat lalu memeluk Vega memberi kenyamanan, ia menyuruh Vega untuk menangis dan meluapkan emosinya karena Abim tahu Vega tidak sekuat yang kelihatannya. Abim menghapus air mata Vega lembut lalu mengajak Vega untuk duduk di gazebo yang terletak di teras rumah Vega.

"Kak Abim ke mana aja?" tanya Vega parau.

Abim menghilang, bahkan lelaki itu tidak menjenguknya saat ia tengah dirawat di rumah sakit tempo lalu.

"Maaf, gue ada urusan."

"Untung ada dokter Arkan yang hibur aku saat Archer sama Kak Abim gak ada," ucap Vega yang mulai bercerita.

"Arkan? Sepupunya Archer?" tebak Abim yang hanya dijawab anggukan oleh Vega.

Vega memejamkan matanya lalu tersenyum miris. Ia sadar ancaman bundanya tadi siang, ancaman yang membuatnya takut akan nanti malam. Sebenarnya ia ingin memberi tahu hal ini kepada Abim tapi ia tidak mau merepotkan lelaki itu, ia juga tidak mau Alesta salah paham nantinya.

Gelagat aneh dari Vega membuat Abim memicingkan matanya ke arah gadis itu, seperti ada yang disembunyikan tapi Abim memilih untuk diam dan menunggu Vega untuk buka suara.

"Aku mau bicara satu hal sama Kak Abim," ucap Vega membuat Abim menoleh.

"Maaf kalau selama ini aku ada salah. Jagain Alesta ya Kak."

Abim tak suka saat Vega mengatakan hal seperti itu. Gadis itu mengatakan kalimat seakan-akan dia akan mati besok.

"Tanpa lo minta gue juga bakal jaga Alesta. Gue sayang sama dia, lo ngapain ngomong gitu sih?" tanya Abim tak suka.

"Enggak kok, pengen aja. Gak ada yang tau umur Kak."

Abim menegang, benar apa yang dikatakan Vega.

"Aku sayang banget sama Archer. Apa kita gak bisa kayak dulu lagi ya?"

"Bisa, berjuang jangan lupa do'a."

"Tapi aku takut, Kak," ucap Vega.

"Aku takut, karena berjuang itu butuh waktu yang lama. Aku gak bisa jamin kalau bakal berhasil dengan waktu yang singkat."













Tbc

Vote and komen

Jangan sider.

Dh ih lgi g mood:(
Banyak masalah sama doi:v


Vega Aurora

I'M LONELY (REVISI) Where stories live. Discover now