21. Terdiam (revisi)

9.8K 683 10
                                    

Sembunyikan lukamu pada dunia yang hanya mau tahu, tanpa niat ingin membantu.

....


Masih berada di tempat yang sama, kedua insan manusia itu asik menikmati makanan masing-masing seraya mengobrol santai.

"Bentar-bentar," sela Shafira saat benda pipih disaku celananya bergetar.

"Iya, halo pa.." sapa Shafira pada orang diseberang sana.

"Kamu dimana sayang? Papa baru sampek rumah kok kamu gak ada."

"Maaf pa, Shafira lagi di luar sama temen."

"Temen yang mana? Mikha?"

"Bukan pa, emm ini Gama. Sahabatnya Al, yang waktu itu pernah nganterin Shafira pulang."

"Coba kamu kasih teleponnya sama temen kamu itu."

Shafira meringis, lalu menoleh pada Gama yang menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Kenapa?" tanya Gama.

"Emm, bokap gue mau ngomong sama lo." jawab Shafira.

"Sini." Gama mengambil ponsel Shafira dari tangan gadis itu, dan menempelkannya di depan telinga.

"Halo om, saya Gama, teman sekolahnya Shafira."

"........"

"Baik om, siap."

"........"

"Waalaikumsalam."

Tut tut

Sambungan mereka terputus, Gama mengembalikan ponsel itu pada Shafira.

"Bokap gue ngomong apa?" tanya Shafira. "Gak ngomong aneh-aneh kan?" sambungnya.

Gama terkekeh kecil.

"Gama." geram Shafira. "Bokap gue tadi ngomong apa sama lo?" tanya Shafira menuntut.

"Cuma nyuruh jagain lo, jangan sampek anak gadisnya lecet."

Shafira geleng-geleng kepala, papanya memang ada-ada saja dan begitu protektif jika menyangkut tentang dirinya.

Terjadi keheningan di antara mereka, Shafira kembali sibuk memakan jajanannya seraya melihat kendaraan yang berlalu lalang, begitu pun dengan Gama yang tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Gimana sih rasanya di perhatiin sama bokap?" celetuk Gama.

Shafira menolehkan kepalanya pada Gama, gadis itu menyernyit bingung. "Maksud lo?" tanya Shafira yang tak mengerti.

Gama tersenyum kecut. "Gimana sih rasanya bercanda sama bokap?"

"Bokap gue udah gak ada, lebih tepatnya udah gue anggep mati." Gama tersenyum miris melanjutkan kalimatnya.

Shafira terdiam.

"Bokap sama nyokap gue itu cerai waktu gue umur lima tahun, dan semenjak saat itu gue gak pernah liat muka bokap gue lagi."

Gama's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang