Rasa-06 (END)

4.9K 272 14
                                    

Semilir angin berhembus, daun berguguran, langit gelap yang masih menahan turunnya titik-titik air masih dipertanyakan. Namun dibalik itu semua, ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dan ada rasa yang tidak bisa dijelaskan. Semuanya terjadi begitu saja. Sudah takdirnya, tidak dapat diganggu gugat. 

Hari ini tepat lima tahun kepergiannya, tapi masih basah rasanya, masih menyisahkan bayang-bayang kenangan yang tak luput dari ingatan. Terlebih detakan ini yang terus memompa dalam hembusan napas membawa kerinduan. Ajal memang tidak tahu kapan kan datang bertamu dan menjemput. Namun, manusia memang dituntut untuk selalu mempersiapkan diri menyambut datangnya maut .

Namanya memang terukir di sana. Di atas batuan yang telah menunjukkan secara nyata bahwa ia telah bersama sang pencipta. Namun, rasa ini selalu ada. Rindu, marah, kecewa, sedih, dan detakan yang berpacu cepat di setiap kondisi tertentu.

Entah untuk siapa sesungguhnya rasa ini berlabuh? Entah untuk siapa sesungguhnya jantung ini berdetak? Samar-samar. 

Pemilik rasa tidak dapat menjabarkannya.

Dan pemilik jantung hanya meninggalkan detakan tanpa merasakannya.

"Terra...!"

Terra yang semula dalam keterpakuannya mengangkat wajah. Memberikan senyum tipis kepada dua sosok laki-laki yang kini mendekatinya.

"Bilal, Reno..."

"Lo sudah dari tadi di sini?" Reno bertanya, sementara Bilal memilih berjongkok mengusap ukiran batuan dengan wajah sendu.

"Iya." Terra menjawab seadanya. 

Lagi. Ketika tangan tersebut mengusap punggungnya. Ada detakan yang berpacu cepat. Hanya aksi kecil, tapi entah mengapa reaksi jantungnya seperti ini.

Terra menatap Reno dalam diam. Sulit dipahami, mengapa detakan ini begitu tidak wajar.

"Sorry, kami berdua ada urusan jadi nyusulnya lama." Reno menjelaskan yang dibalas anggukan oleh Terra.

Gadis yang dulunya banyak bicara, kini berubah pendiam. Tidak ada yang bisa memaksa keadaan. Manusia memiliki lukanya masing-masing, entah itu bisa sembuh hanya diobati sendiri atau meminta campur tangan orang lain. 

Setelah meletakkan tiga tangkai bunga iris di atas makam disertai dengan usapan di batuan tersebut, Reno kembali berdiri di samping Terra. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Semuanya telah terjadi. Hanya doa terbaik yang bisa ia kirimkan.

"Mau pulang sekarang?" tanyanya setelah lama terjadi keheningan.

"Kalian berdua duluan aja. Gue masih pengen di sini," ucap Bilal.

Reno mengangguk. Meskipun sahabatnya itu selama ini hanya diam menerima kondisi yang ada, tapi Reno tahu bagaimana dampaknya. Masih membekas hingga kini.

"Ayo, Ra, gue antar pulang." Reno mengulurkan tangannya yang disambut gadis itu dengan kaku. 

Keduanya meninggalkan Bilal. Seperti biasa yang keduanya ketahui, Bilal akan berbicara banyak hal di sana. Namun, kali ini ada yang berbeda. 

Bukan lagi cerita yang akan ia utarakan. Namun, ada beberapa pertanyaan akan ia ajukan yang tentu tidak akan mungkin terjawab.

"Rin, entah gue harus senang atau sedih. Nyatanya, detakan yang lo punya gak sama lagi. Maaf, bukan maksud gue nentang keadaan, tapi ijinin gue nanya hal ini ke lo. Kalau seadainya lo masih ada, apa rasa lo masih sama ke gue? Apa detak jantung lo masih beda kalau dekat gue?" 

"Dulu, apa lo gak mikir, apa dampaknya untuk orang-orang terdekat lo kalau lo gak ada?"

"Gue kangen lo, Rin."

Nyatanya, waktu yang panjang tidak menjamin seseorang bisa lupa, sembuh dari luka, dan berpindah hati dengan mudah. Ada rindu kian menumpuk yang bisa menciptakan jalan menuju kenangan. Entah jejak seperti apa di jalan tersebut. Entah siapa pemiliki jejak tersebut, dan entah bagaimana proses terjadinya jejak tersebut. Namun, dibalik itu semua, hal yang paling membekas adalah hasil yang diciptakannya. Kenangan. 

.....

END

Terimakasih untuk kalian yang sudah baca cerita pendek hasil dari kegabutanku ini.

Maaf, jika ending-nya tidak sesuai keinginan kalian.

Dari part ini kalian sudah tahu kan, Kalau Terra masih bisa hidup karena apa? Iya. Dengan cara author harus membunuh si pemeran utama. Membunuh di dunia fiksi lagi pula tidak dosa kok hehehe.

Kenapa Maurin bisa donorin jantungnya?
Nanti akan dibahas di cerita aku dengan judul cerita yang lain.

Sekali lagi terima kasih sudah baca...

Repost, 26 November 2023


Short Storiesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن