73. Are you still love me?

789 40 0
                                    

Absen ayo, cepet tamat nih.
Selamat membaca.


•••


“Aku–bisa jelasin ...,” ujar Keysa tiba-tiba. Cewek itu berjalan ke arah Vano. Cowok itu masih memasukkan tangannya ke dalam saku. Dia memalingkan pandangannya. Vano berjalan pergi. Namun, tangan Keysa lebih dulu menghentikannya.

“Kamu bisa dengerin aku nggak sih!?” ujar Keysa mencekal tangan Vano. Cowok itu menghela napasnya dengan tatapan yang masih saja kosong.

“Terus?” ujar Vano.

Keysa terdiam lagi. “Tadi aku belajar sendirian, tapi Kevin tiba-tiba dateng.”

Vano masih terdiam. “Oh, bagus.” Dia berujar datar. Tak seperti dahulu selalu banyak bicara. Cowok itu hanya berbicara sepatah kata. Itupun hanya ketika dia menjawab ucapannya. Tidak pernah sedikitpun berbicara kepadanya.

“Kok gitu? Kamu marah?”

“Perlu gue jawab?”

Keysa menghela napasnya. Keduanya kembali membisu. “Akhir-akhir ini kamu beda. Ada yang salah sama aku? Sejak minggu kemarin kamu seolah cuek ke aku, seolah berubah ke aku. Kamu marah sama aku gara gara Aletta? Karena aku yang minta kamu nganterin Aletta? Kamu marah karena i–”

“Keysa!” ujar Vano memekik. Cowok itu terdiam menatap wajah Keysa yang sendu. Dia mulai menyentuh wajah Keysa. Namun, dia tidak jadi melakukannya. Keysa terdiam membisu.

Vano menyugar rambutnya. Lalu menghela napasnya. Dia menengadahkan kepalanya dan kembali menoleh ke arah Keysa. Membisu. Dia menatap netra Keysa yang semakin sendu.

“Lo bisa diem nggak sih? Gue-gue-arghhhh!!!” ujar Vano keras. Membuat Keysa tertegun.

“Van ...,” ujar Keysa lirih.

“Udah beberapa kali lo ngomong kayak gini ke gue.”

“Terus kenapa? Kamu nggak bisa jawab? Oke, seperti biasa Van, kamu nggak bakal bisa jawab aku tahu.” Keysa berbicara lirih. Dia tersenyum ke arah Vano. Cowok itu mematung. Tatapannya kembali kosong.

“Seenggaknya kamu bisa bilang ke aku ada apa. Aku nggak akan tanya kamu kayak gini lagi,” lanjutnya. Keysa menundukkan kepalanya.

“Gue mau bilang, apa lo bakal paham? Lo nggak bakal paham!” ujar Vano dingin. Keysa yang menundukkan kepalanya kembali mendongak.

“Aku capek.”

Vano membeku. Dia diam tanpa menjawab ucapan Keysa. Cowok itu memasukkan tangannya kembali ke dalam saku. Dia mengepalkan tangannya di dalam sana.

“Aku salah apa sama kamu?” Vano mematung lagi. Namun, dengan cepat Vano berjalan meninggalkan Keysa. Tetap saja, Keysa mampu menghadang jalan cowok itu.

“Aku minta maaf,” lanjutnya lagi.

“Nggak ada kesalahan,” ujar Vano seraya melengos pergi. Keysa mencekal tangan Vano lagi.

“Vano! Aku tuh capek! Kamu kenapa sih!” ujar Keysa menangis. Cewek itu merintih di depan Vano. Sementara cowok itu masih saja mematung. Dia kembali membisu. Melihat Keysa mengeluarkan liquid bening di depannya.

Gue juga capek pura-pura.

“Gue mau pergi. Jangan dihalangin.”

Keysa menghela napasnya. Lalu menatap wajah Vano yang semakin tanpa ekspresi. “Kalau kamu cemburu, kamu bilang sama aku! Jangan kayak gini, Aku capek! Capek lihat kamu cuek! Capek lihat kamu sama dia!” pekik Keysa kesal. Cewek itu geram terhadap sikap Vano yang semakin tidak peduli terhadap dirinya.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang