51. A foreign man

1.3K 47 10
                                    

Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.

•••

Elang berada di dalam ruangan berbau obat. Dia melihat seseorang yang kini masih terbujur kaku karena koma. Hati Elang agak trenyuh melihat itu. Meskipun raut air mukanya tetap datar seperti biasa.

Virna Gibrananta-manusia itu masih saja terdiam seperti mayat. Meskipun detak jantung itu menunjukan keselarasan bila dia masih hidup. Dia tetap membisu dengan raga membatu. Tidak dapat dipungkiri bila Elang merasa melas dengan keadaan Virna saat ini. Dia juga merasakan apa yang dirasakan Vano. Kehilangan sosok orangtua disaat masih kecil bukan hal biasa bagi mereka.

Cowok itu menatap laptopnya. Lalu melihat sesaat beberapa pesan yang di sampaikan Vano.

Ada sesuatu yang pengen gue omongin.

Ini buat gue sedikit was-was

Pesan beberapa menit lalu kembali dibacanya. Seperti pesan Vano beberapa jam lalu. Elang sudah sampai di tempat yang dijanjikan. Yaitu di ruangan Virna. Bukan tanpa sebab Vano menemui Elang di sini. Dia ingin menjaga mamanya lebih banyak waktu.

Pintu terbuka. Menampilkan sosok berhoodie yang menyembul dari balik pintu. Dia sedikit tersenyum. Namun, semua itu kembali datar. Vano mendudukkan dirinya di samping Elang.

"Apa yang mau lo omongin?" ujar Elang datar. Vano sedikit menghela napasnya. Dia banyak pikiran kali ini. Vano mengeluarkan ponselnya. Lantas membuka pesan seseorang yang tidak dia kenali.

Aku akan membunuh kekasihmu. Bila kau tak ingin maka Jauhi dia! Atau Mati.

Elang terdiam bungkam. Sementara Vano menautkan alisnya.

"Gue nggak yakin ini orang iseng. Dia ngancem gue kalo gue gak pergi dari Keysa maka dia akan bunuh Keysa," ujar Vano yakin.

"Sebenernya gue sedikit ragu-"

"Tapi mungkin lo benar. Gue udah lihat chat gak dikenal dari lo yang "jangan tinggalin Keysa sendirian." Itu artinya orang itu tahu tentang rencana 'Si Dia' yang ngancem elo," ujar Elang. Vano menatap wajah Elang nyalang. Berusaha menangkap sesuatu yang baru saja dikatakan Elang. Vano mendesah frustasi.

"Sebelum lo tahu-orang itu tahu duluan, dan baru ngasih tahu elo supaya lo jaga-jaga," ujarnya lagi.

"Dan gue yakin, orang itu bukan orang yang iseng, Lang. Dia berusaha bantu gue dengan pesan yang dikirimnya itu?" ujar Vano.

"Tepat! Dia berusaha bantu lo supaya lo jagain Keysa. Jauh dari ancaman itu," Ujar Elang datar. Vano sedikit manggut-manggut.

"Tapi dia siapa?"

Elang mencerna ucapan Vano. Ada sedikit kebingungan di dalam sana. Elang menatap layar laptop. Kembali terdiam. Sementara Vano juga mengikuti arah pandang Elang.

"Kemungkinan besar, orang yang berusaha bantu lo itu orang yang tahu tentang lo dan Keysa. Orang yang ngancem lo juga sama, dia kenal sama lo dan Keysa dan gak pernah suka hubungan kalian," ujar Elang menyimpulkan akan setiap sesuatu yang dicernanya.

Keysa melangkahkan kakinya dengan cepat. Dadanya sedikit naik turun ketika dia merasakan ada yang membuntutinya. Cewek itu berusaha melangkahkan kakinya dengan lebar. Tidak takut salah langkah ataupun apa, saat ini yang dia rasakan sekelebat rasa was-was yang amat sangat. Keysa teringat surat tanpa nama saat di sekolah. Dia merasa sesuatu akan terjadi saat ini. Sialan.

Rasanya di belakang sana ada bayangan. Keysa tidak berani menoleh apalagi menatap. Dia sangat takut, pelipisnya pun mengeluarkan banyak keringat dingin. Pertanda dia tidak dapat tenang dalam situasi seperti ini.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang