6. Wrong fokus : Not Vano

3.9K 190 28
                                    


Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.


•••

Cewek itu menatap gaun putihnya yang menawan. Lalu menatap cowok di hadapannya. Dia tersenyum ke arah cowok berlesung pipi yang kini memakai jas hitam dengan bunga yang ada di belakang punggungnya

"Mau gak lo jadi pacar gue?" ujar cowok itu, dia tersenyum hingga matanya semakin menyipit. Keysa menatapnya tersenyum. Dilihatnya cowok itu menyodorkan sebuket bunga mawar. Ya, Tuhan. Apakah barusan cowok itu menembaknya? Barusan Jaehyun biasnya menembaknya? Apakah Keysa tak salah dengar?

"Aku mau Jaehyun oppa!" ujar Keysa semakin senang.

"Baiklah sekarang kamu jadi pacarku, Key." ujarnya memeluk Keysa. Bukannya merasakan kehangatan, dia malah merasa sesuatu merembes masuk ke dalam pakaiannya. Seperti air hujan.

"Iya, oppa! Akhirnya ..., Eh air dari mana nih?" ujar Keysa bingung. Dia kaget sendiri lalu kembali terdiam.

"Tolong ini kok banjir!" ujar Keysa bingung. Dia menatap Jaehyun yang masih saja memeluknya.

"Air dari mana nih banjirtt-"

Byur! Byur!

"Bangun kamu! Dasar anak bandel! Sekolah! Ntar terlambat kamu!" ujar seseorang. Membuat dia terjengkit kaget.

"Aaaaaaaa," teriak Keysa. Dia terkejut.Ternyata itu semua hanya mimpi. Ya, MIMPI! Sudah pukul tujuh pagi. Namun, Keysa belum juga bangun.Terpaksa Ayahnya membangunkannya dengan menyiram air. Hal itu sudah biasa dia lakukan. Cukup lumrah menghadapi anak bandel semacam Keysa.

"Lah ayah! Ini basah!" ujar Keysa tak suka. Cewek itu mendecakkan bibirnya kesal. Mimpinya terganggu karena sang Ayah.

"Kamu ini tidur terus nanti kesiangan, udah tidurnya ngoceh gak jelas kaya orang kesurupan." Deon memelototkan matanya ke arah Keysa.

"Baju Keysa basah! Ayah mah!" Keysa semakin mencemberutkan bibirnya. Cewek itu menatap Ayahnya tak suka.

"Udah cepet kamu bangun terus mandi, siap-siap buat berangkat sekolah." Keysa masih saja duduk di kasurnya. Menutupi setengah tubuhnya dengan selimut.

"Masih pagi banget yah," ujar Keysa.

"Masih pagi, Nenekmu! Cepet!" ucap Ayahnya seraya melangkahkan kakinya keluar kamar Keysa. Tak lupa dia membawa ember dan gayungnya keluar kamar itu.

Keysa hanya berdecak sebal. Ayahnya sungguh menyebalkan telah merusak momen mimpi indahnya. Tak menunggu lama dia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Mandi, pakai seragam, dan berdandan casual sudah cukup untuk dirinya. Dengan cepat dia melangkahkan kakinya keluar kamar. Dia mulai menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan menemui Deon dan Dian-mamanya.

"Sarapan sini," ucap Dian tersenyum ke arah Keysa. Cewek itu mendesahkan napas panjang. Deon tersenyum ke arah Keysa. Sementara Keysa mencemberutkan bibirnya sinis.

"Hem," ujar Keysa membalas ucapan Dian. Dia mulai mendudukkan dirinya di salah satu kursi makan. Tangannya dengan telaten mengoleskan selai kacang ke roti yang dimakannya.

"Gimana sekolah kamu?" ujar Dian berbicara.

"Pertama kali lancar, nggak tahu buat kedepannya," ujar Keysa.Sebenarnya berbanding terbalik dengan kata baik bukan? Deon meringiskan bibirnya.

"Lancar bolos." Mendengar itu Keysa mendecakkan bibirnya tak suka. Dia menghela napasnya. Mengunyah roti berisi selai dengan santai.

"Terus,yang kemaren itu beneran pacar kamu?" ucap Dian. Keysa yang mendengar itu kembali terdiam. Berhenti mengunyah roti sarapannya itu. Pacar?Sangat bodoh hal itu terjadi. Keysa tidak pernah ada kesepakatan pacaran dengan cowok itu. Lagipula, Vano yang memaksa. Menyebalkan.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang