5. Darkside himself

4.4K 235 40
                                    

Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.


•••

Semilir angin malam mulai menembus kulit Keysa dari jendela kamar nya yang terbuka. Sosok bayangan dalam pikirannya kembali menyerang. Ya Vano, bayangan itu kembali menyerang diri pikiran Keysa. Setelah kejadian di apartemen Vano itu. Dia tidak bisa tidur malam ini.

Apa tidak salah Vano berbicara seperti itu?

Hanya itu yang ada di otak dongkol Keysa. Sungguh dia bingung. Sebenarnya Keysa tidak pernah ingin ada hubungan dengan cowok itu. Dia hanya ingin menghindar dari Vano. Cowok menyebalkan yang selalu saja memaksakan kehendak supaya dia mengikuti perintahnya. Dan dia tidak pernah menyukai cowok itu. Dia tahu Vano adalah ketua geng Rajawali yang digosipkan sangat sadis.

Sadis.

Benar sekali. Tapi dia tidak pernah tahu kenyataannya. Dia hanya pernah mendengar bahwa geng Rajawali membuat seseorang dari geng lain terluka parah atau mati dengan pisahan kepala. Hanya satu jalan saja. Keysa lebih baik menolaknya daripada harus menerima.

Tolak?

Tolak.

Terima.

"Argh!" Keysa mendesah frustasi. Dia kembali mengingat kata kata Vano. Ya, cowok itu sudah membuatnya frustasi. Tidak bisa tidur. Ingin menolak saja. Namun, hidupnya juga akan berada dalam bahaya. Sungguh bodoh.

"Terserah! Bodo amat gak nganggep gue," ujarnya bergumam.

"Kenapa sih gue bisa ketemu cowok kayak gitu, dia selalu maksa apapun yang dia mau! Tambah males gue sekolah!" ujar Keysa semakin bermonolog.

Tak lama dia mulai berdiri seraya mendesahkan napasnya menutup jendela kamarnya karena malam sudah semakin larut. Dia melangkahkan kakinya menuju ke tempat tidur dan membaringkan badannya yang ramping. Lebih baik dia tidur lebih awal daripada harus melihat Ayahnya mengomel tak jelas karna tidur telalu malam. Seperti beberapa waktu lalu setelah diantar oleh Vano. Ayahnya mengomeli dirinya karna pulang telat. Hal itu membuat beberapa benda berharga miliknya disita. sungguh nasib.

Entah berapa detik ia berbaring. Matanya mulai sayu dan tertutup. Badannya pun mulai lemas. Keysa pun tertidur meninggalkan pikiran yang membuatnya frustasi.


•••

Vano merebahkan tubuhnya di sofa. Dia menghisap puntung rokoknya. Lalu menghela napas. Tubuhnya terasa remuk kali ini. Karena turnamen illegal yang dia lakukan demi mendapatkan uang. Dia mendecakkan bibirnya ketika sesuatu kini terlintas di pikirannya. Ucapan tercelos dari dirinya beberapa jam lalu membuatnya tidak habis pikir. Mengapa dia begitu tergesa-gesa? Ada apa? Bahkan dia tidak tahu tiba-tiba saja mengatakan sesuatu itu. Aneh. Dia kembali didatangi masa kelamnya ketika melihat Keysa. Dia mendesahkan napasnya lagi. Menghembuskan asap rokok yang ke udara.

Dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Hal itu membuat Vano segera bangkit dari sofa menuju meja kecil di sudut tembok apartement.

Tangannya segera memencet tombol hijau dan meletakkan benda pipih itu di sela telinganya. Entah dari siapa panggilan itu ia tak tahu.

"Halo, siapa?" ujar Vano datar.

Apa anda Vano?

"Ya, Seperti yang anda tahu ..., saya Vano."

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang