Namun diabaikan oleh gadis itu. Momo tetap fokus membuat totol hitam di kuku Jun yang sudah diwarnai dengan warna oranye.

"Sana ah!" usirnya menggerakan bahu, berusaha mengusir Zelo dari hidupnya.

Namanya juga Zelo, mau dipukul, diusir, dilaminating, dipanggang, tetap tidak menggetarkan jiwa menelnya untuk mendekati si princess disney tersebut.

Dia malah sengaja menyandarkan kepala di bahu Momo. Gadis itu masih sabar hanya dengan mendecih, namun kelakuan Zelo yang terus menoel-noel pipinya membuatnya kesal.

Momo akhirnya membanting spidolnya, lalu menarik dan menggigit lengan Zelo dengan keras hingga si empu meringis kesakitan.

"Awwww, ampun ampun ampun!" ringisnya.

Bukannya dilepas, Momo malah semakin keras menggigit lengan Zelo hingga berbekas dan menancap sampai ke tulang. Yang melihat kejadian itu hanya bisa meringis tanpa niat membantu.

Sungguh, di sepak sandal gunung sama Woozi saja sudah sakit, apalagi yang ini.

"Aduhhh, Ya Allah Mah, bantuin naha!" teriaknya memelas, meminta bantuan pada si ketua prostitusi yang duduk di sebelahnya, yang hanya menatapnya dengan seringaian. Gadis itu cukup menikmati adegan Zelo yang kesakitan.

Momo melepas gigitannya setelah Zelo mendorong kening lebarnya. Dia malah memberi tatapan tajam yang seakan menyilet Zelo. Baru setelah itu dia kembali ke kegiatan sebelumnya.

Chungha sendiri hanya bisa tertawa melihat Zelo yang mengusap lengannya kesakitan. Gigi-gigi Momo ternyata tajam juga kaya megalodon.

"Mampus" katanya tanpa suara saat Zelo sengaja menatapnya memelas.

Kini Chungha balik badan, menatap kedua anak kembar beda alam yang sedang tengkurap sembari menonton ponsel yang disandarkan ke sepatu mahal Changkyun.

Seperti biasa, keduanya menonton acara kebanggaan mereka, apalagi kalau bukan sinetron anak SMP.

"Si Joko nyebelin banget sih, bete deh!" Deka memencak kesal, bibirnya terus menyeruput ale-ale rasa lompat sayang, jumpboo.

"Anjir masih SMP aja udah playboy, gue tepok tytydnya peyot lu!" omel Jeka, membuat semua pasang mata langsung mengarah kepadanya.

Seketika dunia Jeka terhenti, dia lupa kalau dosennya ada di sini. Perlahan namun pasti dia mendangak dan mendapati sang megalodon tengah menatap dirinya seperti seekor pemangsa.

"Hehe pak," dia terkekeh sembari bersimpuh. "Ampun paduka, saya kalau nonton Joko suka kebablasan, peace pak cinta damai" katanya mengangkat tangan membentuk sign peace.

Yoongi hanya geleng kepala, tidak adik tidak abang, kalau nonton sinetron selalu berisik. Kalau tidak menghardik ya mencaci pemerannya, dasar cari sensasi.

Dia kembali membaca agenda kegiatan KKN harian anak didiknya, lagi-lagi dia geleng kepala. Bagaimana tidak, 99,9% kegiatan yang tertulis di agenda harian hanyalah rebahan, rebutan kamar mandi mushola, makan basreng, dan minum ale-ale.

Dia pun menghembuskan napas, apa yang bakal dia laporkan pada Chanyeol kalau kegiatan mereka saja tidak ada yang bermanfaat begini?

Bisa-bisa dia dikucilkan dari geng Jual-Beli Mamah Muda.

Hah, pusing pala Verrel Bramantyo.

Dia pun menutup buku KKN dan milih membuka pembicaraan.

"Udah kumpul semua?" tanyanya, meminta para manusia itik untuk mempersingkat waktu.

"Sek a minute pak!" seru Changkyun yang sibuk menggali tanah di bawah pohon mangga.

Tadi dia dapat bisikan dari anak Barka, katanya di aula desa ada harta karun, jadi dia ke triggered untuk mencarinya. Terus Kiming bilang, kalau mau dapat harta karun Mr. Changkyun kenot bilang karo who-who.

KKN 17Where stories live. Discover now