Empat Puluh ❤️

3.1K 148 25
                                    

The end of this universe story















Sweet story by I. Joanne 💜















Jeng ... jeng ... jeng










***

Sudah satu bulan ia terjebak di sini, bersama seseorang yang dulu sempat dia cintai sepenuh hati. Namun, sekarang hanya kebencian yang ia rasakan saat retina mereka saling bertumbukan.

"Leo, sampai kapan kau mendiamiku? Sudah sebulan kau tidak berbicara kepadaku. Lupakan mereka Leo, lupakan gadis aneh itu, masa depanmu ada di sini, aku. Aku masa depanmu," ucap gadis itu membelai pipi Leo, membuat lelaki itu menggeser kepalanya. Tidak mau disentuh jemari kotor milik May Shinta. Gadis itu tau dia ditolak, tapi dengan tidak tahu diri, ia makin mendekati Leo sambil memengang mangkuk bubur. Tangan gadis itu bergerak, mengarahkan sesendok bubur ke mulut Leo.

"Makanlah, Leo. Kau belum makan dari tadi malam. Cepat kita selesaikan ini, aku juga harus mengganti perbanmu," ucap gadis itu lagi membujuk Leo makan.

Leo sadar betul, selama tinggal di sini--yang dia tidak tahu ada di belahan bumi yang mana--May Shinta selalu memperhatikannya, mengurus segala keperluannya, dari makan, mengganti perban, memberi obat, sampai menghidupkan penghangat ruangan, semua May Shinta yang melakukannya. Gadis itu mengurus Leo dengan sangat baik. Tapi tetap saja, kebencian dalam dirinya kepada gadis itu sudah begitu dalam. Kebaikan yang sekarang dilakukannya tidak sebanding dengan kejahatan yang dia lakukan dulu.

"Sebenarnya apa maumu?" tanya Leo untuk pertama kalinya dia bersuara.

"Sudah jelas, kan, apa mauku?" tanya gadis itu balik sambil memiringkan kepalanya. "Aku mau kita bersama kembali, seperti dulu. Kau dan aku, dan nantinya anak-anak kita."

Leo mendengus kasar. Ide gila macam apa itu? Sampai kapanpun Leo tidak mau hidup dengan wanita gila ini. Yang ia inginkan hanya kembali kepada Aren, Kavin dan ... Anne. Ya, dia ingin kembali kepada gadis itu. Ingin sekali melihat gadis itu tertawa atau saat gadis itu merengut kesal. Dia rindu, rindu dengan keluarganya.

Saat ini May sedang mengganti perban di perutnya dengan telaten. Ngomong-ngomong, luka itu sudah mengering. Leo tidak lagi merasakan nyeri saat bergerak. Singkatnya, dia sudah sehat. Hanya saja, Leo masih terus tidak mau keluar dari kamar ini, dia masih memikirkan strategi terbaik untuk keluar dari sini. Dia ingin segera pulang.

Kecup. Seperti biasa, setelah mengganti perban Leo, May akan langsung mengecup singkat bibir Leo, membisikkan kata-kata cinta yang dulu akan membuat Leo bergetar. Namun kini, Leo tidak merasakan apapun. Sedetik sebelum May meninggalkan Leo, lelaki itu menarik tangan gadis itu, dan langsung meraup bibir penuhnya. May terkejut dengan apa yang dilakukan Leo. Apa sekarang Leo sudah jinak? Apa sekarang Leo sudah sadar kalau dia adalah masa depannya?

Dengan hati senang gadis itu membalas ciuman lembut dari Leo. Tangannya bergerak membuka kancing kemeja yang Leo kenakan. Gadis ini sungguh tidak sabaran, ya?

Leo meremas pelan kepala belakang May, menekan kepala gadis itu, memperdalam ciuman mereka. Sementara tangan satunya meraih sesuatu dari atas nakas.

"Aakkhhh," jerit May tertahan. Apa yang Leo lakukan dengan dadanya? Cepat-cepat gadis itu menunduk, melihat bajunya yang tadi putih bersih berubah menjadi merah. Itu darah. Itu darahnya, Leo menusuk dadanya dengan pisau buah.

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitWhere stories live. Discover now