Tiga Puluh ❤

4.5K 230 12
                                    

Leo fokus mengendarai mobilnya. Butuh waktu dua jam lagi untuk sampai ke mansion nya. Sesekali Leo memperhatikan wajah lelah Anne yang sedang terlelap. Sangat damai. Beberapa kali, tanpa sadar Leo juga mengusap kepala Anne pelan.

Leo menyadari satu hal. Ternyata dirinya sudah mulai menyukai gadis yang di perhatikan nya. Tidak, rasa ini bahkan lebih dari suka. Bahkan rasa-rasanya Leo ingin mematahkan kedua kaki Anne agar gadis itu tidak bisa lari jauh darinya. "Sepertinya itu ide yang bagus" Leo terkekeh memikirkan ide 'mematahkan kaki Anne' ide gila memang. Tapi Leo menyukainya.

Leo kembali fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali tersenyum ala-ala orang lagi falling in love. Sebentar lagi mereka akan sampai. Mansion Leo kali ini terletak jauh dari keramaian. Mansion yang memang khusus di buat Leo di tengah hutan.

***

Anne terbangun dari tidur panjangnya. Sedikit menguap dan meringis karena punggung dan pantatnya terasa sangat pegal. Anne melihat Leo yang masih fokus memperhatikan jalan. Hari sudah beranjak malam namun mereka belum kunjung sampai.

"Leo kita di mana?" Anne bertanya setelah nyawanya terkumpul seutuhnya.

"Kau sudah bangun putri tidur? Kita di jalan menuju mansion ku" Leo tidak menyadari kalau Anne sudah terbangun, Leo lantas mengacak jilbab Anne. Dalam hati Anne berkata "jilbab yang di acak-acak, kenapa hati yang berantakan?" Pipi Anne langsung blush seketika.

"Tapi kenapa kita malah masuk semak belukar?"

"Dasar gadis bodoh. Ini di hutan. Mansion baru ku terletak di tengah hutan ini. Dengan tingkat keamanan yang lebih baik"

Setelah menjelaskan itu, Anne hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian menguap kecil. Tanda tidurnya tadi tidak terlalu nyenyak.

Tidak banyak yang mereka bicarakan setelah itu. Anne memilih bungkam dan melihat ke kaca mobil. Pemandangan yang menakjubkan. Bahkan Anne bisa melihat kunang-kungan cantik berterbangan. Anne sempat menahan nafas saat di depan mereka tiba-tiba melintas seekor serigala besar yang sedang membawa kepala rusa dengan giginya.

"A...apa tidak apa-apa tinggal di hutan yang masih banyak hewan buas seperti ini Leo? Sepertinya ini bukan tempat tinggal yang nyaman"

Leo tidak menjawab kekhawatiran Anne. Gadis yang kini dia cintai, mungkin. Namun sebagai jawaban, mereka tiba di gerbang mansion Leo. Gerbangnya saja setinggi dua puluh meter. Hanya dengan melihat pintu gerbangnya saja, orang-orang bisa tau kalau pemilik mansion itu seorang yang sangat kaya raya.

Bagaimana tidak? Pintu gerbang itu di buat dengan ukiran super rumit namun artistik. Bahkan gerbangnya berlapis emas asli 24 karat. Sungguh pemandangan yang fantastis bagi Anne. Seorang gadis yang sebenarnya kaya raya namun tetap menganga melihat pintu gerbang mansion Leo.

"Leo, sebenarnya sekaya apa keluarga mu?" Tanya Anne saat mereka sudah memasuki halaman mansion Leo yang luasnya hampir setengah lapangan bola kaki. Mansion megah bak istana berdiri kokoh di depan mereka. Leo memarkirkan mobilnya sembarangan.

"Aku tidak punya keluarga lagi. Mereka semua sudah meningalkan ku sejak aku masih kecil" jawab Leo datar sambil menggandeng Anne masuk ke 'istananya'

 Mereka semua sudah meningalkan ku sejak aku masih kecil" jawab Leo datar sambil menggandeng Anne masuk ke 'istananya'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitWhere stories live. Discover now