Tiga Belas❤️

6.9K 325 33
                                    


Leo pulang ke mansionnya dengat raut wajah letih. Dia sangat lelah. Teramat lelah bahkan. Leo melangkah lunglai ke sofa dan langsung menghempaskan tubuh lelahnya. Leo memanggil pelayannya dan meminta segelas jus alvocado.

Aren menghampiri Leo yang terihat lelah. Belum pernah Aren melihat raut muka Leo selelah ini. Biasanya muka anak itu datar-datar saja.

"Apa yang membuat tubuhmu selelah ini, Leo?" tanya Aren ketika sudah duduk di samping Leo.

"Bukan. Bukan tubuhku yang lelah. Tapi otakku yang lelah. Saat ini aku sangat-sangat membutuhkan pelampiasan."

"Oh, tapi apa yang membuat otakmu selelah ini. Bukankah kau orang yang tidak terlalu suka berpikir?" tanya Aren mengangkat sebelah alisnya.

"Hahahaha, iya otaknya Leo 'kan hanya sebesar kacang!" Kavin tiba-tiba muncul dan ikut nimbrung di sofa, duduk di samping Aren.

Aren menatap Kavin dengan tatapan sinis setajam pedang. Menyadari itu, Kavin segera beralih dan pindah duduk di samping Leo. Rupanya Kavin lupa kalau Aren sedang marah padanya.

"Aku sedang tidak ingin bercanda Kavin. Jadi berhenti bersikap kekanakan seperti itu," gumam Leo yang langsung menohok Kavin.

"Memangnya kapan kau mau bercanda denganku? Tidak pernah. Sekali pun tidak!" bentak Kavin merajuk dan pergi meninggalkan Leo dan Aren, dia melipat kedua tangannya dan berlalu sambil menghentakkan kedua kakinya saat berjalan.

Leo dan Aren hanya geleng-geleng kepala. Sesaat setelahnya, jus avocado Leo datang juga. Dia langsung meneguknya sampai habis. Leo teringat sesuatu, dia pernah memberikan Anne jus avocado. Gadis itu kegirangan dan mengatakan dia suka dengan jusnya.

"Ahh gadis itu...." Leo bergumam sambil memijat kepalanya yang pening.

"Gadis? Siapa dia Leo?" Aren mengerutkan keningnya. Belum pernah dia melihat Leo selelah ini hanya karena seorang gadis.

"Gadis itu sekretaris baruku. Dia gadis yang sangat aneh dan membuat pikiranku sangat lelah," ucap Leo lagi sambil terus memijat kepalanya.

"Oh, dia. Aku dengar dari Kavin dia adalah gadis yang banyak makan. Dan dia juga yang membuatmu tidak jadi membunuhnya."

"Dasar si Kavin ember. Ya, aku tidak bisa langsung membunuhnya karena aku hanya ingin bermain dengannya lebih lama lagi. Bukankah kau dan Kavin sedang bertengkar?" tanya Leo.

"Ya. Kami memang sedang bertengkar. Tapi nampaknya si Kavin itu tidak tau diri," ujar Aren.

"Aku bisa dengar semua ghibahan kalian tukang gosip!" desis Kavin tiba-tiba rupanya dari tadi dia berada di balik pintu mengawasi Leo dan Aren.

"Kemarilah, Kavin duduk bersama kami. Jangan merajuk seperti itu. Kau seperti anak kecil saja!" pujuk Leo. Walaupun psikopat, Leo akan sangat peduli pada orang yang memperdulikannya.

"Ya, kemarilah, Kavin. Apa kau mau coklat panas dan donat?" tawar Aren.

"Kau tidak marah lagi kepadaku, Aren? Oke baiklah aku kesana. Eum, ya aku mau coklat panas dan donat." Kavin kegirangan. Memang cukup mudah membujuk Kavin. Sogok saja dia dengan coklat panas dan donat. Semua masalah akan selesai. Oh, kau juga bisa membujuknya dengan es krim.

Begitu Kavin duduk bersama mereka Aren memanggil pelayan, "Bisakah kau membelikan selusin donat dan segelas coklat panas?"

"Baiklah Tuan Aren. Emm donatnya mau rasa apa saja, Tuan?" tanya pelayan itu.

"Aku mau semua toping tapi paling penting harus ada rasa coklat dan keju." Kavin yang menjawab antusias.

"Baiklah, Tuan Kavin akan segera saya belikan." Pelayan itu segera pergi membeli selusin donat.

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitWhere stories live. Discover now