54

540 76 5
                                    

"Pft, uhukk!"

Sakura menyeka sudut bibir nya yang mengalirkan darah dengan tisu. Ia menghela napas berat. Sakit sekali.

Ia melepas seluruh pakaian nya dan ia buang langsung ke tempat sampah. Ia sendiri kesulitan sekali mengganti pakaian nya. Namun, ia tak mau ada yang membantunya, karena pasti akan ada yang melihat keadaan buruk nya.

"Ah, menyedihkan!" sinis nya seusai ia selesai dan duduk di kursi roda dengan nyaman. Ia membuka laci nakas nya untuk mengambil sesuatu.

Disana, ada banyak macam-macam cairan dalam botol mini, obat tablet dan pil dalam botol dan suntikan. Namun, Sakura mengacuhkan nya. Ia mengambil sebuah kotak yang diletakkan cukup dalam dan...

"Kamu yakin?"

Lily ternyata menyadarinya.

"Ya."

"Persentase kematian mu akan semakin meninggi..."

"Aku hanya ingin ini semua cepat selesai."

"Cara lain? Bukankah Kakak mu sedang mencari solusi nya?"

"Tidak ada, bagiku. Memang, tapi solusi tak akan datang secepat itu. Dan juga, jika ya, pasti terlambat."

"Pasrah, eh..."

Suara itu pun menghilang...

"Pada akhirnya aku harus menggunakan ini. Jalan terakhir." ia membuka kotak itu. Cairan berwarna emerald yang indah terlihat. Menarik napas, ia mengambil suntikan baru. Dan dengan pasrah mulai menyuntikkan cairan itu padanya.

Selesai, ia segera membuang dan menyembunyikan bekas itu semua. Kemudian, ia memilih segera bergegas menuju ke ruangan yang di janjikan nya.

Sepanjang perjalanan itu, ia dapat merasakan obat mulai bekerja. Ia merasa agak mati rasa, tubuh nya berkeringat, jantung nya berdebar keras dan rasa sakit yang tajam terasa di ulu hati nya.

"Bertahanlah... demi beberapa saat saja."

Ia mengambil ponsel nya dan menghubungi Aiden.

"Halo, Nona? Apa ada sesuatu?"

"Ya, hai Aiden. Ada tugas untuk mu dan yang lainnya."

"Baik, Nona. Apa itu?"

"Awasi Madara, cegat dan tahan teror yang akan dia layangkan pada Akasuna."

"Baik!"

Selesai. Masalah nya cukup serius. Ia khawatir Sasori yang mendapat teror. Lebih baik ia saja yang mendapatkan nya.

"Hai, maaf membuat kalian menunggu lama." sapa Sakura ramah. "Oh, iya. Tak apa, Sakura-chan." kata Naruto cepat. "Hm, jadi.. apa yang akan kalian katakan? Selain menjenguk tadi?" tanya Sakura seraya menatap mereka satu persatu penasaran.

"Kami ingin meminta maaf!"

Eh?

Mereka membungkuk serempak.

"Sungguh, maafkan kami atas perlakuan jahat kami!" kata Naruto. Sakura tertegun. Mereka... kesini... untuk meminta maaf?

Namun, yang ia rasa benar-benar meminta maaf adalah Naruto dan Shikamaru. Sisa nya hanya seperti mengatakan saja. Apalagi Ino yang masih nampak tak yakin. Ino masih meragukan nya.

Sakura tersenyum tipis. Ia mengerti.

"Ya, tak apa. Aku sudah memaafkan kalian, bukan? Lagi pula itu masa lalu, tidak perlu di ungkit kembali." jawab nya tenang, tersenyum riang tanpa beban.

YouWhere stories live. Discover now