7

1K 136 41
                                    

Sakura menopang dagu nya, menatap Gaara yang sibuk membaca buku di depan nya. Padahal ditangan nya sudah ada buku, namun ia sudah bosan. Jadi, memilih memperhatikan Gaara saja.

Di antara mereka terhidang kue-kue kecil dan teh dengan aroma mawar yang terasa kuat namun menenangkan. Dan Sakura sangat menyukainya.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Gaara datar tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku. "Ternyata memang benar. Kau sangat tampan." jawab Sakura tak nyambung. Membuat si remaja Sabaku itu menatapnya dan Sakura membalas nya dengan cengiran.

"Mck, kau bercanda." decak Gaara agak kesal, namun tak dapat dipungkiri, ia senang. Sakura tertawa melihat kedua pipi remaja bersurai merah itu merona. Ini benar-benar kejadian langka. "Wah wah wah, jika sedang malu ternyata kamu lucu juga. Hahaha!" tawa Sakura yang hanya dibalas tatapan datar dari pemuda itu.

"Oh, uhum.."

Sakura memilih berhenti dan meminum teh nya. Menetralkan rasa malu nya karena tertawa seenak jidat nya. Setelah itu, ia mendongak, menatap Gaara yang kini memperhatikan nya.

"Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Sakura seraya menaikkan alis nya. Gaara menutup buku nya dan sedikit memajukan tubuh nya. "Ternyata memang benar, kau sangat menawan." jawab Gaara mengikuti kata-kata Sakura.

Blushhh

Sakura memelototi Gaara. "Kau menggodaku ya?!" seru nya untuk menutupi rasa malu nya. Ia tak menyangka Gaara akan membalikkan kata-kata itu padanya. Gaara terkekeh pelan, namun senyum tulus terlihat. Membuat Sakura tertegun.

Ini pertama kalinya dia melihat Gaara tersenyum. Bukan senyum tipis atau senyum tertahan. Dia benar-benar tersenyum.

Dia... sangat... tampan.

Meanwhile...

"Wah, Gaara benar-benar tersenyum?" seru Karura tertahan. Dia dan suami nya kini tengah mengintip tak jauh dari tempat mereka. Ya, di taman indah dan luas, yang juga disediakan payung kanopi dengan tempat duduk untuk berdua. Romantis.

"Sudahlah, Karura. Jika Gaara tahu kita memergoki nya, dia nanti marah." kata Rasa agak takut. Bagaimanapun, jika Gaara marah, akan benar-benar gawat. "Ah, tak apa. Dia tak akan marah kok. Aku yakin!" jawab Karura masih asyik dengan acara mengintip pasangan itu.

"Tou-san? Kaa-chan?"

Keduanya berjengit terkejut begitu mendengar Temari memanggil mereka. Sang Ayah jelas merasa malu. Image cool nya terasa hancur seketika dihadapan anak nya. Dan juga... teman-temannya?!

"Shuuut" kode Karura menyuruh Putri nya tidak berisik. "Ha? Kenapa? Apa ada sesuatu?" tanya Temari berbisik, sekaligus khawatir. Disebelah nya, Kankurou yang benar-benar penasaran ikut mengintip dan...

Srattt

Ia segera berdiri tegak dengan tampang tak percaya. Temari yang heran ikut mengintip dan..

"Wow" gumam nya pelan. "Ayo kita pergi sebelum diketahui Gaara. Dia sangat tajam!" ajak Rasa segera menyeret istrinya pergi. Temari dan Kankurou saling bertukar pandang lantas segera menyusul diikuti teman-teman mereka. Yah, Sasuke dkk.

🌸🌸

"Tuan Muda, Nyonya meminta Anda dan Nona untuk berkumpul di ruang makan."

Gaara mengangguk. Sudah jam makan siang. Dia segera beranjak bersama Sakura. Kali ini, Sakura tak banyak bicara karena ia masih malu. Sedangkan, Gaara hanya diam memperhatikan gadis itu. Namun, sesampainya di ruang makan yang ramai itu...

Seketika suasana hening.

Sakura terkejut, namun sesaat kemudian ia kembali tersenyum. Menutupi rasa terkejut nya dan Gaara yang benar-benar terasa suram. Entah kenapa, Sakura pun tak tahu.

"Wah, akhirnya kalian kembali! Bagaimana acara minum teh tadi?" tanya Karura mempersilahkan keduanya duduk. "Tentu saja sangat menyenangkan, Bibi!" jawab Sakura senang. Namun, Sakura yang akan duduk di dekat Shikamaru segera ditahan.

"Dekat Temari!" perintah nya dingin. Sakura tahu kenapa Gaara melakukan itu. Awalnya tak nyaman karena masa dia harus duduk diantara Sabaku bersaudara itu. Namun, tatapan tajam Gaara membuatnya tak bisa berkutik.

Karura yang melihat interaksi keduanya nampak senang. Ia pikir pasti karena Gaara tak ingin Sakura dekat laki-laki lain. Padahal bukan itu. Tentu saja karena teman-teman nya Temari. Gaara sendiri tak habis pikir. Kenapa Kakak nya malah membawa orang-orang itu kemari?.

Acara makan itu pun dimulai dengan dipimpin sang kepala keluarga. Begitu makan dimulai, Sakura yang belum sempat mengatakan apapun terkejut melihat Gaara membawakan ini-itu dan ditaruh di mangkuk nya.

Jelas, itu mengejutkan keluarga Sabaku itu. Kankurou bahkan sampai menganga tak percaya. Saking besarnya menganga, bisa saja lalat masuk ke sana.

"Gaara, ini terlalu banyak!" protes Sakura. "Kau perlu energi. Setelah ini kau akan kursus bukan? Aku akan menemani mu!" jawab Gaara kalem.

Apa?!

Karura benar-benar tak percaya melihat Putra bungsu tersayang nya yang sulit dijangkau akan seperti ini. Sejak kapan, Gaara begitu perhatian! Dan.... kepada seorang gadis?

"Oke! Aku akan makan. Pegang ucapan mu!" jawab Sakura dan segera memakan makanan nya. Gaara terkekeh pelan. Dan sekali lagi, keluarga Sabaku itu dibuat horror dengan perubahan sikap Gaara.

Namun, setiap Sakura akan selesai, Gaara terus menambahkan makanan. Membuat Sakura cemberut.

"Aku sudah makan terlalu banyak. Perutku tak akan muat!" keluh Sakura. Wajar saja, entah sudah berapa mangkuk nasi yang Gaara ambilkan. Ia pun malu karena makan sebanyak ini. Astaga, bagaimana dengan image nya di depan keluarga Sabaku ini??

Gaara menatapnya dan tanpa diduga mengambil mangkuk milik Sakura dan memakan nya tanpa banyak bicara.

"...?!"

Karura merasa gemas melihat interaksi keduanya. Ternyata Putra bungsu nya sudah besar. Ia jadi terharu. Karura menatap Sakura dengan lembut dan penuh harapan. Pantas saja aura dan tempramen si bungsu mulai berubah semakin baik. Ternyata ini...

Sedangkan...

Naruto melirik Sasuke yang nampak sangat suram dan marah. Namun, ia memilih tak mengatakan apapun. Bagaimanapun, Sakura pantas bahagia. Dan mereka tidak berhak mengusiknya.

Naruto melihat bagaimana Gaara memperlakukan Sakura. Naruto yakin, Sasuke pasti akan menyesali semua yang telah dilakukan nya pada si gadis bersurai soft pink itu.

Setelah beberapa saat kemudian... makan siang itu selesai.

Gaara melirik jam yang terpasang tak jauh dari sana. Lantas menatap Sakura.

"Jadwal minum obat. Kamu membawa nya kan?"

Eh?

Sakura meneguk ludah nya susah payah. Tak mungkin ia akan meminum nya dihadapan banyak orang begini kan? Ini memang jadwal nya dan tidak boleh terlewat. Apalagi tadi pagi Shizune memerintah nya untuk tidak terlambat.

Gaara tidak tahu tentang itu. Sakura berbohong padanya. Ia hanya mengatakan anemia, yang menganjurkan nya untuk meminum obat nya tepat waktu. Tapi, bukan itu yang sebenarnya.

Lebih parah dari itu.

🌸🌸

Setiap cewek pasti punya rahasia. Begitupun sama Saku...

Well disini siapa yang ngeship Saku sama Gaara?

Entah kenapa saia lebih ngefeel ke mereka berdua... ehehe

Well, kita liat aja gimana nanti kedepan nya...

Keep support yaaa

Arigatou

.
.
.

Minggu, 19 April 2020

YouWhere stories live. Discover now