28

742 94 36
                                    

Seusai sarapan selesai dan Sasori menyuntikkan obat, Sakura menyuruh Sasori untuk segera beristirahat dan pria itu menurutinya. Sembari mengobrol santai, Kakak nya itu mulai tertidur karena mengantuk.

Srattt

Tangan nya yang halus dan pucat, mengelus lembut surai merah Sasori.

"Aku akan melindungimu, Kakak. Terimakasih karena selalu bersabar untuk merawat dan melindungiku. Sekarang, aku yang harus merawat dan melindungi mu." bisiknya penuh penekanan. Ia kemudian mengambil ponsel nya. Mengetikkan beberapa kata. Menyuruh salah satu bawahan nya mengawasi orang itu.

Kemudian, setelah itu, Sakura membaringkan tubuh nya dan ikut tertidur disamping Sasori. Efek obatnya membuat Sakura mengantuk dan ia pun tertidur seraya memeluk Sasori erat.

🌸🌸

Suasana pagi itu nampak agak suram.

Kelompok yang biasanya selalu ramai dan membuat keributan nampak sunyi senyap. Bahkan Naruto, si Pembuat Onar, nampak diam saja.

"Siapa mereka sebenarnya? Sasuke, apa kau sudah menyelidikinya?" tanya Neji, memecah keheningan. Sasuke hanya menggelengkan kepalanya. "Tak ada jejak, nol!" jawab Sasuke muram. Seketika, sunyi kembali.

Mereka tak akan pernah lupa dengan kejadian mengerikan itu. Pembantaian. Cara bagaimana mereka membunuh dan menghilangkan jejak, sangatlah efektif.

Setelah orang-orang itu pergi, ada orang-orang lain yang datang dan menyelesaikan itu dengan cepat. Membuat tumpukan mayat itu menjadi abu dalam sekejap. Orang-orang itu nampak menganggap mereka seolah mereka itu tak ada. Mereka mengabaikan keberadaan mereka dengan begitu mudah, kemudian pergi.

Hanya saja...

Ingatan tentang pria muda yang disebut Master itu, entah mengapa ia merasa familiar. Apa itu... Sakura? Ia ingin menyangkalnya karena Sakura tidak mungkin memiliki kemampuan hebat seperti itu dan kekejaman nya yang sungguh mengejutkan. Namun, tatapan dan ekspresinya sangat mirip.

'Kenapa aku malah memikirkan nya?!'

"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi." saran Shikamaru. "Akan lebih baik jika kita melupakan nya saja." sambung Shikamaru. Ino berdecih. "Kau pikir itu hal yang mudah apa?" sinis nya. Shikamaru diam. Karena itu benar.

"Yasudah, untuk saat ini jangan dulu membahas itu." saran Sai yang diangguki mereka semua. Namun, Sasuke, walau nampak acuh, ia sangat memikirkannya. Apalagi orang-orang berpakaian hitam yang dibantai itu... terasa seperti dari klan nya.

Setiap pergerakan mereka sama. Apalagi ia sempat melihat ada yang berusaha melarikan diri begitu melihat kelompoknya muncul namun ditahan dan dibunuh pemuda cantik itu. Tatapan matanya yang tajam, semakin menajam.

'Harus kuselidiki!'

Sementara itu...

Sakura tidak masuk sekolah. Dan Gaara tak bisa melakukan apapun. Sebelum ia ke sekolah, ia kembali ke mansion gadis itu. Dan masih sama.

Bagaimana ini? Ia sangat mengkhawatirkan nya.

🌸🌸

"Sampah!!!"

"Jalang! Murahan!"

"Haha lihat wajah nya! Dasar tak tahu malu!"

Gadis itu meringkuk di sudut, seperti janin. Iris emerald nya bersinar karena air mata tak ada hentinya jatuh dari pelupuk matanya. Bibirnya memucat dan ada lebam di sudut bibirnya.

"Haha, itulah akibat dari menggoda pacarku!" seru si gadis bersurai merah itu kasar. "Siapa pacarmu?! Ingat, ya... Sasuke itu sahabat kami. Kami mau bekerja sama dengan mu hanya ingin menjauhkan dia dari kelompok kami dan Sasuke!" seru si gadis berambut pirang yang diikat pony tail tinggi.

YouWhere stories live. Discover now