11

1K 113 7
                                    

Sakura duduk santai sembari menyesap teh hijau nya. Ditangan nya ada buku. Sementara wanita di depan nya menatap intens. Seolah mencari sesuatu yang disembunyikan gadis bersurai softpink itu.

"Ada apa dengan mu? Kau yang tenang, berkali-kali lipat parah nya dibanding kau yang gelisah dan menangis secara terbuka." kata wanita itu. Sakura mendongak, menatap wanita itu tenang.

"Itu hanya menguras energi ku. Bukankah begini lebih baik?" jawab Sakura seraya menyesap teh hijau nya. "Tapi, semua emosi mu tertahan dan itu tak bagus untukmu. Kau bisa mengatakan semuanya padaku. Biasanya kau menangis untuk meringankan beban mu, kan?" jawab Shizune.

Sakura diam.

"Sudah, jangan khawatirkan aku. Aku tenang bukan berarti aku memendam beban. Tapi karena aku bahagia mendapat teman." jawab Sakura seraya tersenyum riang. Tapi, Shizune masih nampak tak percaya. Namun Sakura dapat berakting dengan hebat nya sehingga berhasil mengelabui psikolog hebat itu.

"Baiklah. Pastikan minum obatmu tepat waktu. Jika ada masalah dan kau memiliki beban, ceritakan saja padaku dan jangan ragu untuk melepaskan emosi mu. Aku pergi." pamit Shizune tak lupa menasehati nya. Sakura hanya mengangguk saja.

Setelah Shizune pergi, Sakura segera bergegas pergi ke kamar nya. Mengganti dress nya dengan outfit yang lebih santai. Ia memakai off shoulder hitam model sabrina dengan motif floral lily putih. Mengekspos bahu dan leher putih nya yang indah. Dipadukan dengan celana jeans dan sneakers berwarna putih.

Rambut nya ia gerai. Ia pun memakai sling bag nya, lantas segera turun kebawah.

"Semuanya sudah dimasukkan kedalam mobil?" tanya Sakura pada maid dan butler nya. "Sudah, Nona Muda." jawab keduanya kompak. Sakura mengangguk puas dan segera mengajak mereka untuk segera keluar.

Ia sudah memberitahu semuanya agar menunggu nya dipanti saja karena ia akan berangkat dengan butler dan maid nya.

🌸🌸

Suasana saat itu sangat hening dan cukup menyeramkan. Entah kenapa. Apalagi begitu Sasuke dan Gaara yang saling tatap penuh emosi tersembunyi. Well, mereka sendiri tak tahu ada apa.

Di hadapan mereka ada mansion besar yang katanya adalah panti asuhan. Omong kosong! Awalnya mereka tak percaya. Namun, begitu mereka bertanya pada penghuni yang tinggal disekitarnya,mereka mengatakan jika itu memang panti asuhan.

Tak lama kemudian, mereka melihat mobil mewah muncul. Dan parkir tak jauh dari mereka. Setelah itu, mereka melihat sosok cantik turun dari sana. Diikuti dua orang berpakaian ala Butler dan Maid.

Gadis itu membawa banyak tas belanja yang sangat besar di kedua tangan nya. Begitupun dengan Butler dan Maid itu. Dan mereka segera mendekat.

"Hai, maaf membuat kalian menunggu!" sapa Sakura riang. Gaara berinisiatif maju, membantu membawakan barang yang dibawa Sakura. "Kau tidak boleh membawa yang berat." jawab nya dingin. Tak menjawab sapaan Sakura.

"Hihi, terimakasih!" kekeh Sakura. Naruto dan Shikamaru pun berinisiatif membantu Butler dan Maid itu. "Kalian bisa kembali." ucap Sakura kepada mereka. "Perlu saya jemput, Nona?" tanya Butler ramah.

"Tidak usah, terimakasih, hehe." cengir Sakura. "Baiklah, kami permisi." pamit keduanya. Setelah mereka pergi, Sakura mengajak mereka masuk. "Wahh, Sakura-chan, kau membawa sebanyak ini?" tanya Hinata.

Sakura mengangguk antusias.

"Anak-anak suka kejutan. Ini juga sebagai permintaan maaf karena sebelumnya tidak datang." jawab Sakura. Yang diangguki mereka. Begitu sampai di depan mansion itu, Sakura membunyikan bel nya. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang wanita paruh baya muncul.

"Sakura?!"

Keduanya saling bertukar pelukan. "Ibu, ini semua teman ku!" kata Sakura memperkenalkan. "Selamat datang, ayo masuk!" ajak Ibu panti riang. Namun baru saja masuk, segerombolan remaja dan anak-anak muncul.

"Sakura-nee!!!!"

Sakura berjongkok dan dalam sekejap di gulung anak-anak kecil. Sementara para remaja menyapa nya dengan senang. Setelah itu, mereka secara berebutan mengambil hadiah yang dibawakan Sakura.

Dalam sekejap, mereka akrab dengan teman-teman Sakura. Kini mereka duduk-duduk di taman yang rindang dan luas. Para gadis yang lembut dan suka memasak dan menyulam, dengan cepat akrab dengan Hinata, sementara yang suka bersolek, dengan cepat akrab dengan Ino. Sisanya bersama Sakura, Temari dan Tenten.

"Bagaimana dengan kursus kalian?" tanya Sakura. "Baik-baik saja!" jawab semuanya serempak. Sakura mengangguk puas. "Lalu hari ini tak ada jam kursus?" tanya Sakura.

"Tidak. Kami meminta mentor untuk libur sehari. Kami ingin bersama Nee-chan!" rengek Rei seraya memasang ekspresi imut. Sakura terkekeh pelan. "Baiklah, untuk sekali ini saja. Jika Nee-chan berkunjung, kalian harus kursus karena kita dapat bermain setelah kelas selesai!" jawab Sakura yang dibalas anggukan setuju.

"Tatatatatata!"

Mereka menoleh, melihat balita muncul bersama Ibu panti. Kedua tangan nya menjulur kearah Sakura.

"Kyaaaa baby Mikaaaaa!!"

Jeritan Sakura cukup mengejutkan mereka. Gadis itu segera berajak berdiri dan mengambil bayi cantik itu dari Ibu panti. "Bisa jaga sebentar? Ibu akan memasak makan siang. Dan juga sepertinya dia ingin bersama mu." kata Ibu panti.

"Tentu, tentu, tentu... tak apa!" jawab Sakura antusias. Ia mengambil alih bayi itu. Segera setelah Ibu panti pergi, ia segera membawa bayi itu untuk berkumpul kembali.

"Cantik sekali!" puji Hinata gemas. "Uuhh tentu saja, tentu saja... ah, kau menggemaskan sekali!" ucap Sakura seraya menempelkan pipi nya di pipi tembam dan halus bayi yang kini tertawa riang itu.

Ia bahkan tanpa ragu menggelitiki bayi itu. Bayi itu tertawa riang. Kedua tangan nya menggapai gapai seolah berusaha menghentikan aksi usil Sakura.

"Mama!"

Ah?? Sakura melotot takjub.

"Waaah kau pintar sekali!! Ah, sayang... aku Mama mu, aku Mama mu!!" kata Sakura bangga. Semuanya sweatdrop. "Sudah kubilang, Sakura-nee benar-benar ingin bayi, menikah lah dengan siapa pun yang kau sukai!" kekeh Rei.

"Tidak, tidak... jika Nee-chan menikah dan punya bayi, Nee-chan tak akan tega meninggalkan mereka." jawab Sakura tanpa sadar, seraya menggoda bayi itu. Seketika suasana berubah berat.

Sakura belum menyadarinya.

"Kenapa?" tanya Sakura. "Huwaaa Nee-chan tak boleh meninggalkan kami!!" rengek Rei diikuti bocah-bocah kecil lainnya. Sakura mencoba mencerna, namun sesaat kemudian dia tertegun. Astaga, dia ceroboh sekali. Ia melirik kearah semua teman nya yang kini menatap nya tajam.

"Nee-chan hanya bercanda. Kenapa kalian serius sekali? Aihh." kekeh Sakura. "Sebaiknya kita bersenang-senang sekarang!" seru nya mengalihkan perhatian.

Segera semuanya teralih. Hanya anak-anak panti yang teralih. Tidak dengan teman-teman nya.

"Baby, lihat lah... disini banyak Kakak-Kakak yang tampan dan cantik! Sapa mereka!" ucap Sakura seraya duduk bergabung dengan semua teman nya. "Mama!" rengek bayi itu. Sakura menahan gemas nya.

"Ughh kau memang bayi paling imut yang pernah kulihat. Ah, aku harap kau menjadi milikku yang sesungguh nya!" ucap Sakura tak tahan. Semuanya lagi-lagi hanya dapat sweatdrop.

Hingga...

"Papa!!!"

🌸🌸

Waduhh siapa tuh yang disebut Papa?! Hayoloh hayolohhh salah paham is coming!!!

Hahaha tunggu aja di next chapter ok?

Arigatou

.
.
.

Senin, 11 Mei 2020

YouUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum