10

1K 122 7
                                    

Dosa dan penyesalan? Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu?

Mereka melihat Sakura muncul. Ia menghampiri si Penjaga dan nampak mengobrol sebentar, lantas segera berpamitan dan menghampiri mereka.

"Maaf membuat kalian menunggu. Ayo, kita nongkrong. Sesuai janji ku, aku akan mengajak kalian ke cafe terbaik disini!" ajak Sakura riang. "Karena dekat, kita jalan kaki saja!" lanjutnya seraya memimpin jalan.

Mereka hanya mengangguk, menurut dan mengikutinya saja.

Hanya sekitar 100 meter, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Sakura yang masuk terlebih dahulu. Baru saja masuk, seorang bocah tiba-tiba melihat dan melompat untuk memeluk Sakura.

"Sakura-nee!!!! Selamat datang!!"

Uh...

"Woaah, kamu ikut Nami kemari?" tanya Sakura seraya menggendong bocah itu dan membawa nya duduk di meja paling pojok yang luas. Mereka pun mengikutinya.

"Um!! Aku ingin bertemu Sakura-nee! Kapan kau akan ke panti lagi? Semuanya ingin menari dan menyanyi lagi dengan Nee-chan!" jawab bocah itu antusias.

"Woah, benarkah? Aduh, maafkan Nee-chan. Nee-chan akhir-akhir ini sibuk, jadi jarang menemui. Tapi, Nee-chan janji besok akan kesana!" jawab Sakura seraya mengacak lembut surai bocah itu.

"Ah, benarkah? Sakura-nee memang yang terbaik!! Yeyy!!"

Sakura hanya tersenyum geli. Dia mengedarkan pandangan nya. Dan seorang remaja perempuan muncul, menghampiri mereka.

"Sampai jam berapa kau bekerja?" belum sempat gadis itu menyambut dan menanyai pesanan, Sakura sudah menanyai nya terlebih dahulu. "Hm... jam 9 malam ehehe." cengir gadis itu merasa bersalah.

Sakura berdecak.

"Kau ini ya... sudah kubilang jangan memaksakan. Lebih baik kau fokus dengan belajar mu!" omel Sakura. "Tapi aku ingin... belajar mandiri." jawab gadis itu malu-malu. "Tak masalah, jika kau ingin belajar mandiri. Tapi, jangan lupa dengan belajar dan kesehatan mu. Nanti aku akan menemui Manager mu. Dan aku tak menerima protes." omel Sakura begitu gadis itu hendak protes.

"Huuu kak Nami nakal!" ledek bocah itu. Mendapat pelototan dari gadis itu. "Woah, Kakak membawa semua teman mu kemari? Keren! Hai, kenalkan aku Nami... Adik panti Kak Sakura!!" seru nya hiperaktif.

Mereka membalas sapaan gadis itu. "Oh ya, hampir lupa. Ini... buku menu nya, silahkan!" kata nya seraya menyerahkan buku menu. Sakura sendiri tak perlu memesan karena Nami sudah tahu apa yang akan dipesannya.

Mereka memesan yang mereka inginkan. Dan Shikamaru dan yang lainnya merasa malu begitu Choji dengan santai memesan banyak kue. Tapi, Sakura sendiri tak mempermasalahkan nya.

"Oke, mohon ditunggu!"

Setelah itu, gadis itu pergi untuk menyampaikan pesanan mereka. Sakura mengajak mereka mengobrol. Dengan susah payah tentu nya. Ia tidak boleh terlalu tenggelam dengan perasaan nya yang dulu.

Saatnya berubah...

"Sejak kapan kau begitu akrab dengan anak-anak?" celetuk Gaara melihat Sakura yang asyik menggoda bocah itu. "Sejak dulu. Memang nya kenapa? Mereka sangat menggemaskan~" jawab Sakura tanpa menoleh seraya mencubit pipi bocah itu.

"Jika Sakura-nee suka anak-anak, kenapa tidak memiliki nya sendiri?" celetuk bocah itu. "Ah? Maksud... nya?" tanya Sakura belum menangkap sesuatu. "Tentu saja dengan menikah!" jawab bocah itu antusias.

"Heey bocah nakal. Siapa yang mengajari mu mengatakan hal itu, huh?" kata Sakura seraya mencubiti pipi bocah itu. Bocah itu hanya tertawa menahan geli karena ulah Sakura. "Aduh, berhenti Nee-chan!!" keluh nya. Sakura pun berhenti.

YouWhere stories live. Discover now