17

852 101 14
                                    

"Semuanya, kemari!"

Para penghuni villa mewah itu berkumpul. Ya, di acara study tour ini, Naruto dan teman-teman nya memilih tinggal di villa keluarga Nara, yeah... Shikamaru.

Memang dasar anak-anak kaya, mereka tidak ingin bersatu atau bergabung dengan anak-anak lainnya. Guru pun tak bisa berkutik karena mereka bukan orang sembarangan. Well, selama tidak berbuat kekacauan, guru tak akan mempermasalahkan nya.

"Ada apa bodoh?" tanya Sasuke dingin. Mereka segera mendekat dan melihat Naruto menaruh laptopnya di meja, di tengah-tengah. Sehingga mereka dapat melihat apa yang ditayangkan.

Ternyata skype.

Disana sudah terpampang dua kolom yang terhubung. Yang satu kumpulan anak panti dan yang lainnya trio Sabaku itu. Sementara layar lainnya masih hitam, sedang menunggu penerimaan permintaan.

"Apa maksudnya ini?" tanya Ino penasaran. Ia melambaikan tangan nya seraya tersenyum manis begitu anak-anak panti menyapa mereka ramah. "Mereka mengajak mendengar nyanyian sebelum tidur!" jawab Naruto senang. Oh ya, Sakura...

Tapi... apa Sakura akan menerima nya? Mengingat kondisi nya tadi...

Sementara Gaara diam-diam menunggu. Walau ia khawatir, ia hanya bisa tetap berusaha tenang. Berharap Sakura akan muncul.

Dan...

"Haiii! Maaf aku terlambat!!!"

Mereka melihat kolom yang satu sudah terhubung. Menampilkan sosok cantik berpiyama lembut. Ia melambaikan tangan nya. Namun yang membuat mereka salah fokus adalah salah satu tangan nya yang terpasang infus.

"Huwaaa Nee-chan!!! Nee-chan baik-baik saja?!" seru Rei cepat. Sakura nampak tercengang. Kemudian dia tertawa seraya mengibas-ngibaskan tangan nya asal. "Nee-chan baik-baik saja, santai. Nee-chan baru saja selesai makan." jawab Sakura cuek.

"Jangan menatapku seperti itu, Panda-chan... kau imuuut sekali!" kata Sakura seraya mengepalkan tangan nya dan menggerakkan nya imut. Namun mungkin karena selang infus nya tertarik, membuat nya mengerang terkejut.

"Nona, hati-hati!"

Samar-samar mereka mendengar suara perempuan. Dapat dipastikan itu suara Kepala Maid.

"Hehe, benda ini menggangguku!" cengir Sakura tanpa dosa. "Anda belum boleh melepaskan nya, Nona. Sebelum cairan dan obat nya habis!" kali ini suara laki-laki yang dalam terdengar. Sakura melirik tajam. Menyuruh Butler berhenti mengatakan lebih jauh.

"Maaf, maaf... jangan hiraukan dia. Kali ini aku menepati janji ku. Karena sudah malam, kalian para anak kecil, segera tidur! Jika tidak ada yang tidur, Nee-chan tak akan pernah menyanyikan lullaby lagi.. oke?" ancam Sakura.

"Oke, Sakura-nee!!!"

Seorang maid muncul dan memberikan gitar. Menaruh nya di pangkuan Sakura dengan hati-hati. Karena punggung tangan kanan Sakura yang diinfus, sementara Butler dengan sangat telaten dan hati-hati mengatur selang nya agar tidak terlalu jauh serta tertarik ataupun terbelit. Membuat Sakura mendesah kecil karena diperlakukan seperti bayi.

"Terimakasih!"

Butler tersenyum dan segera beranjak.

Sakura memetik gitar nya halus. Menghasilkan melodi yang indah. Sudut bibir nya tertarik halus, menghasilkan senyum indah.

"I  bam geunare banditbureul...

Dangshine...
Chang gakkai bonaelgeyo..
Eum saranghandaneun marieyo...

Nauriye cheot ipmajchumeul tteoollyeo...

Geureom eonjedeun nuneul gamgo...
Eum gajang meon goseuro gayo..."

YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora