Zarea 13 | Pertengkaran Hebat

Start from the beginning
                                    

Bianca berusaha melepaskan jambakan di rambutnya, namun semua sia-sia. Ia tak bisa menandingi kekuatan Zarea.

"Apa yang lo lihat, bantuin gue!". Teriak Bianca kepada Clara dan Stela, sahabatnya.

Clara dan Stela mendekat, berusaha untuk menolong Bianca yang tengah kesakitan saat ini. Mereka pastikan banyak rambut Bianca yang rontok melihat betapa kuatnya Rea menarik rambut tersebut.

"Rea lepasin tangan lo. Lo gak tau siapa bokapnya Bianca?". Tanya Clara

"Terus apa hubungannya dengan gue?". Balas Rea dengan santai sambil menarik lebih keras rambut Bianca

"Akhhh. Lepasin rambut guee setaan!!". Teriak Bianca kesakitan

Zalvin mendekat ke arah pertengkaran itu. Ia tak mau keributan ini semakin ricuh. Anak The Vagos yang melihat Zalvin akan bertindak pun turut mendekat. Sirla, Rana, Alfi, dan Salsa tetap diam di tempat.

"Rea lepasin tangan lo yaa. Kasihan Bianca Re". Ucap Zalvin dengan lembut

"Ohh yaa? Lo pikir gue akan lepasin dia begitu saja setelah semua yang di lakuin ke temen gue?"

"Jangan di lanjut yaa Re. Nanti Bu Sinta bisa marahin lo". Lanjut Azka

Bu Sinta adalah guru BK di Holder International High School yang terkenal kejam dan tak segan-segan untuk memberi hukuman pada siswa yang melanggar aturan.

"Terus gue harus takut sama guru itu?"

"Bukannya gitu Rea, tapi lo udah bikin keributan disini".

Mendengar ucapan Zalvin yang sedikit menyinggung, Rea melepaskan tangannya. Mereka semua terlihat menghembuskan napas lega.

Stela dan Clara membantu Bianca untuk merapikan rambutnya kembali, gadis itu sedikit meringis saat menyentuh kulit kepalanya.

Zarea berjalan mendekat ke arah Zalvin dan teman-temannya. Ia berhenti tepat di depan wajah pria itu.

"Jadi maksud lo gue yang salah disini? Apa kabar dengan teman-teman gue yang di sakitin?". Tanya Rea dengan dada naik turun, emosi gadis itu semakin memuncak.

"Tapi kan itu karena lo juga Re. Lo yang bilang untuk gak ikut campur". Jawab Zalvin dan di angguki yang lain.

Rea diam sebentar untuk menormalkan deru napasnya.

"Jangan lo pikir gue bakal takut karena lo anak pemilik sekolah_". Zarea berjalan mengitari anak The Vagos.

"_JANGAN KALIAN PIKIR GUE TAKUT. GUE GAK PERNAH TAKUT SAMA SIAPAPUN, SAMA ANAK  THE VAGOS SEKALIPUN". Teriaknya

Terlihat anak The Vagos mulai tersulut emosi, menurut mereka Zarea sudah menghina The Vagos.

"Jaga mulut lo Rea. Jangan harap gue gak bakal sakitin lo walaupun lo perempuan". Kecam rendi

Jujur, Elang juga sedikit tersentil dengan ucapan Rea. Tapi ia berusaha menahan emosi itu.

Melihat keadaan semakin kacau, Alfi, Rana, Sirla, dan Salsa ikut mendekat ke arah Rea.

"Jangan pernah sakitin teman gue kalau gak mau tangan lo gue patahin". Kecam Rana

Anak The Vagos semakin emosi. Elang sudah mengepalkan tangannya.

Saat ini kantin semakin ramai, banyak siswa dan siswi yang datang untuk menonton pertengkaran hebat antara Bianca and the geng, The Vagos, dan murid baru yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian. Siapa lagi kalau bukan Zarea beserta teman-temannya.

Para guru sedang rapat rutin, sehingga tidak ada seorang pun guru yang datang melerai.

"Ternyata kalian gak tau di untung yaa. Udah enak deket ama kita-kita". Ucap Riko

Alfi tersenyum sinis mendengar perkataan Riko barusan.

"Apa lo bilang? Gak tau di untung? Lo pikir siapa juga yang ngebet deket sama kalian?". Balas Alfi dengan nada meremehkan.

"Emang bener-bener lo yaa!". Tunjuk Dion yang hendak maju namun di halangi zarea

"Lo sentuh temen gue, jangan harap lo masih hidup besok".

"Maksud lo apa?_". Tanya Elang yang sudah kehabisan kesabaran.

"_Jangan buat ini semakin rumit ZAREA!". Lanjutnya

"Yang bikin rumit siapa? Gue gak ada urusan sama kalian". Ucap Rea lalu berjalan mendekat ke arah Bianca, Stela, dan Clara.

Plakk

"Itu balasan karena lo udah berani sentuh sahabat gue". Kecamnya

"LO BERANI NAMPAR GUE!". Teriak Bianca sambil menunjuk Rea tepat di wajah gadis pemilik netra biru itu.

Rea menyentuh jari telunjuk Bianca dan..

Krekkk

"Akhhhh".

Bunyi retakan tulang berirama dengan suara teriakan Bianca yang menggema. Stela dan Clara menjauh, sepertinya mereka salah berurusan dengan Zarea.

Elang berjalan mendekati Rea diikuti Zalvin. Ia sedikit prihatin dengan Bianca.

"lo udah keterlaluan ZAREA!!". Teriak Elang

"Jangan ikut campur kalau lo gak mau bernasib sama".

Zalvin maju dan berdiri tepat di hadapan Zarea. Wajahnya sangat datar.

"Lo pikir lo siapa? Lo itu cuman murid baru disini. Jangan belaga sok hebat. Lo mau jadi pembunuh huh?". Tanya Zalvin dengan sinis.

"lo mau gue jadi pembunuh? Okee gue tunjukin gimana caranya ngebunuh orang". Sinis Zarea dengan senyum smirknya.

 Sinis Zarea dengan senyum smirknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












Hollaaa para readers. Gimana part ini??. Greget gak??

Jangan lupa VOTE yaaa. Gratis kok

FOLLOW akun MEIS KILO yaaa.

Tunggu kelanjutan cerita di part selanjutnya.

Terima kasih buat dukungan kalian selama ini.

Salam dari pena penghujung bumi,
Mey

ZAREA (Black and White Side)Where stories live. Discover now