Zarea 41 | Pelukan

36.1K 3.3K 128
                                    

"Ketika kau bersedih, terluka, dan menderita. Ingatlah ! Tuhan maha adil. Tidak akan ada kebahagiaan jika tidak di dahului oleh kesedihan. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah terus melangkah, walau tertatih dan terseok-seok, tetaplah maju.

-Destiyana Zarea Holder

***

Semua yang berada di ruangan tersebut tentu sangat kaget, yaa kecuali Elang, Farid, Gery, Rio, Rana, Alfi, dan Sirla

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semua yang berada di ruangan tersebut tentu sangat kaget, yaa kecuali Elang, Farid, Gery, Rio, Rana, Alfi, dan Sirla. Karena mereka tentu sudah mengetahui soal ini.

"Jadi Zarea kembaran lo? Keturunan Holder?". Tanya Riko memastikan pendengarannya benar atau tidak. Namun setelah mendapat anggukan dari Zalvin, akhirnya ia percaya, telinganya masih normal.

"Tunggu-tunggu, bang Gery sama bang Rio tau soal ini?". Tanya Abim dan seketika mendapat anggukan dari Gery dan gelengan kepala dari Rio.

"Lahh ini maksudnya gimana sihh, yang bener yang mana, tau apa kagak?"

"Tau!".

"Terus kenapa bang Rio geleng kepala?"

"Suka ajaa-Pukkk". Sikap Rio yang kelewat santai itu membuat mereka geram sekaligus kesal, alhasil Rio mendapat lemparan maut bantal sofa dari Farid.

"Sialan lo! Baru juga kenal belagunya masya Allah banget"

"Kenapa lo cuman lempar bantal sofa? Seharusnya sofanya sekalian". Sarkas Zaki

"Bully ajaa teruss"

"Lahh ini kenapa jadi berantem sihh? Aku masih penasaran, Zalvin tau Zarea kembarannya dari mana?". Potong Alfi. Sontak pertanyaan Alfi barusan mengalihkan perhatian mereka, semua menatap Zalvin dengan tatapan penasaran.

"Gue bukan penjahat. Liatinnya biasa ajaa dong, merinding nihh gue!"

"Cepetan dugong. Kita penasaran, lo tau Rea kembaran lo darimana?"

"Gue taruh penyadap di telinga bang Zaki"

Pletakk

"Awss sakit bang! Jahat amat sama adik sendiri, gue masih sakit, lembut dikit gak bisa apa?". Racau Zalvin sambil mengusap kepalanya yang mendapat pukulan maut dari Zaki.

"Lo sembarangan yaa, naruh penyadap di telinga gue". Omel Zaki sambil menyentuh telinganya sebelah kanan, berusaha mencari penyadap yang di pasang adik luknatnya itu.

"Sebelah kiri bang".

Akhirnya Zaki menemukan benda pipih kecil yang melengket di telinga kirinya. Memang benar itu adalah penyadap, tapi pertanyaannya sekarang, kapan Zalvin memasang benda itu dan mengapa Zaki tidak tau sama sekali?

ZAREA (Black and White Side)Where stories live. Discover now