12. [Pra Beautiful Nerd] - Radistya Vs Vaelova

4.4K 718 9
                                    

Senin tiba. Minggu ini adalah pekan UTS. Hari Minggu kemarin kuhabiskan dengan mengurung diri di kamar sambil belajar. Entah kalau Radith. Aku tak terlalu menggubris omongannya sejak pulang dari rumah Kakek. Jadwal sekolah berlangsung seperti biasa. Jadwal ujianku hari ini adalah matematika dan Fisika. Sungguh awal yang luar biasa, bukan?

Aku membetulkan letak rokku yang sedikit miring setelah turun dari motor. Keadaan kelas hampir kosong. Anak-anak sudah berlarian baris ke lapangan karena Pak Endang telah menyerukan berkali-kali kalau upacara sudah mau dimulai. Aku mengenakan topiku lalu hendak ikut berlari ke tengah lapangan tepat ketika kulihat lelaki jangkung berjalan setengah berlari mendekatiku, Kenio. Oh, aku baru ingat kalau aku sudah berjanji akan memasangkan dasi untuknya.

Sebelum lelaki itu sempat berkata apapun—sambil memasang tampang jutek—aku mengulurkan tangan, meminta dasinya. Mengerti dengan maksudku, Kenio memberikan dasinya kepadaku dan aku memberikan gerakan dengan tanganku agar ia sedikit merunduk. Dengan cepat kubuat simpul dasi sehingga aku tak perlu berlama-lama bertemu Kenio. Begitu selesai, aku tak berkata apapun lagi dan hendak meninggalkannya. Sayangnya, Ken keburu menarik tanganku.

"Terlalu kencang, nih. Bisa dikendurkan sedikit?"

"Kamu kan tinggal tarik dasinya sedikit. Manja banget, sih!" omelku namun mau tak mau tetap membetulkan dasi Kenio sesuai dengan permintaannya. Aku meninggalkan Kenio lagi selepas membetulkan dasinya, tetapi Kenio lagi-lagi menarik tanganku.

"Apa lagi?" tanyaku ogah-ogahan.

Kenio tak mengeluarkan sepatah katapun kecuali memandangiku seperti meneliti dengan saksama. Aku jadi bingung dan salah tingkah sendiri. Kupalingkan wajahku dari lelaki itu. Saat kulirik lagi, kulihat Kenio justru menggeleng, menarik napas, kemudian melepaskan tanganku.

"Terima kasih, ya," ucapnya kemudian meninggalkanku menuju lapangan upacara. Kini aku yang dibuat bingung dengan sikap anehnya barusan. Dia suka sekali membuatku mati penasaran, ya?

Aku berjalan lesu menuju lapangan hingga Pak Endang memburu-buru rombongan siswa terakhir yang belum berkumpul di lapangan.

Cuaca terik saat upacara membuatku dehidrasi sehingga aku memutuskan untuk mampir ke kantin sebelum kembali ke kelas. Ditemani Daisy yang kebetulan berpapasan di depan perpustakaan, kami berjalan bersama menuju kantin. Di lorong masih bertebaran siswa-siswi yang sedang mencari angin sebelum jam pelajaran pertama dimulai.

"Kamu sudah ada persiapan buat olimpiade dua bulan lagi?"

"Bukannya tiga bulan lagi?" tanyaku bingung. "Belum. Sekarang aku lagi fokus untuk Ujian Tengah Smester saja dan hari minggu besok aku ada tes minat dan bakat. Kalau kamu?"

"Memang katanya bisa jadi dipercepat jadi dua bulan lagi olimpiadenya," terang Daisy sementara aku membuka pintu showcase chiller. "Aku juga belum terlalu mempersiapkan, sih, tapi sudah mulai membuat ringkasan rumus saja. Biar belajarnya lebih efektif."

Aku menganggut-anggut. Mengangsurkan uang sepuluh ribu rupiah sang pemilik toko dan meminum minumanku sambil menunggu kembalian.

"Belakangan ini aku lihat kamu sering bertemu dengan Kak Ken, ya?"

Aku menurunkan kembali botol minumanku mendengar pertanyaan Daisy. "Kelihatannya begitu, ya?" Daisy memberi jawaban dengan anggukan. "Ya kamu kan tahu dia itu temannya Radith, makanya aku sering kelihatan bareng sama dia."

"Aku sempat lihat kalian ngobrol berdua di depan toilet tempo hari."

Aku yang sedang menenggak minumanku langsung tersedak. Mataku bergerak ke sana kemari karena salah tingkah dan gugup.

"Oh, itu... kita kebetulan ketemu karena... um... Kenio—maksudku Kak Ken lagi nyariin Radith."

"Ooh...."

Beautiful NerdOnde histórias criam vida. Descubra agora