[Beautiful Nerd] - The Wedding (END)

2.7K 305 9
                                    

Oh, Tuhan... aku nggak bisa percaya Radith benar-benar menikah. Hari ini dia resmi menyandang status sebagai seorang suami. Tadi pagi aku sempat melihat wajahnya cemas setengah mati. Mirip seperti reaksinya waktu mendapat surat panggilan orang tua dari guru BK dulu karena tidak pernah berpakaian rapi ke sekolah. Tapi, hei, memang itu yang membuat para perempuan semasa sekolah kami terpesona dengannya, kan? Oleh wajah tampan dan gaya tengil Radith.

But look at him now. Mengenakan beskap berwarna putih lengkap dengan perintilan-perintilannya yang membuat Radith tampak seperti lelaki keturunan ningrat. Harus aku akui, Radith sangat pantas memakainya. Saudaraku itu terlihat sangat sempurna di samping Arianda.

Tiba-tiba saja mataku memanas. Terharu, bukan karena sedih seperti yang pernah kubayangkan dulu waktu masih berpikiran kekanakan. Sejujurnya, aku sempat tak pernah rela melepaskan Radith yang sudah terbiasa mencampuri kehidupanku. Tetapi sekarang ini yang kurasakan sebagai orang dewasa, aku bahagia sekali melihat Radith bisa menemukan orang yag benar-benar ia cintai.

Di sebelahku, Ken mengusap punggungku pelan. Tak kalah tampan dari sang mempelai pria, Ken tampak menawan dengan beskap coklat terang sewarna dengan kebaya yang kukenakan. Tiga bulan lagi kami akan menikah dan Mama berkeras bahwa sudah seharusnya Ken hadir di pernikahan Radith sebagai anggota keluarga, bukan sahabatnya.

"Hei, hei, jangan nangis, nanti riasanmu luntur," ujar Ken seraya membantu mengusap air mataku dengan tisu. Bagaimana mungkin aku bisa menahan tangis setelah mendengar Radith mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan lantang? Kurasa Mama dan Papa juga merasakan hal yang sama denganku.

Aku berhasil menahannya sampai tiba waktuku mengucapkan selamat kepada Radith. Aku memeluk Radith dan air mataku jebol seketika. Radith balas memelukku erat dan menepuk-nepuk pundakku.

"Hei, aku tetap saudara kamu yang lahir 7 menit 20 detik lebih awal dan kamu tahu, kamu tetap bisa cerita apapun kepadaku, kan?"

Aku mengangguk, lalu melepaskan pelukanku kepada Radith dan berganti memeluk Arianda.

"Maaf kalau saudaraku sering bikin kamu emosi nanti, ya. Tapi percaya deh, itu tandanya dia sayang banget sama kamu."

Arianda tertawa mendengar ucapanku. "Terima kasih, Adis. Maaf sempat membuat kekacauan. Semoga kamu dan Ken juga bahagia. He loves you more than anything."

Usai sesi foto bersama keluarga, aku dan Ken kebagian menyapa teman-teman sekolah kami yang datang pada acara resepsi. Aku nggak menyangka kalau Radith akan mengundang Lova dan perempuan itu masih memiliki keberanian untuk datang--mungkin untuk memastikan langsung siapa wanita yang berhasil membuat Radith bertekuk lutut. Tapi, sepertinya dia langsung menyerah begitu tahu nama Arianda yang tertera dalam undangan pernikahan adalah benar-benar Arianda yang itu. Bidadari pujaan pria lajang se-Indonesia.

Waktu musik mulai mengalun, Ken tanpa ragu langsung menarikku dan mengajakku berdansa bersama dengan pasangan lain yang sudah mulai bergerak mengikuti lagu, termasuk pasangan pengantin paling berbahagia hari ini.

Nobody gonna love me better, I'ma stickwitu forever...

Nobody gonna take me higher, I'ma stickwitu...

You know how to appreciate me, I'ma stickwitu, my baby

Nobody ever made me feel this way,

I'ma stickwitu...

(Stickwitu - The Pussycat Dolls)

Aku memandangi wajah Ken nyaris tanpa berkedip. "Kenapa kamu ngeliatin aku begitu?" tanyanya.

"Aku pernah berbuat baik apa ya sampai Tuhan bikin lelaki seperti kamu jatuh cinta sama aku?"

Ken tertawa mendengar pertanyaanku. "You did alot, sayang." Tak peduli gerakan kami tak lagi seirama dengan irama musik, Ken memelukku erat. "Kayaknya aku nggak bisa nunggu 3 bulan lagi. Gimana kalau besok kita ijab kabul dulu di KUA?" canda Ken yang membuatku mendongak untuk memelototinya.

"Ya... ya... oke, aku akan coba bersabar," katanya lalu ia menarik napas panjang dan mengecup pundak kepalaku lembut, di depan semua orang, tanpa malu-malu.

****

"Saya terima nikah dan kawinnya Radistya Subiantoro binti Adrian Subiantoro dengan mas kawin logam mulia seberat 25 gram dibayar tunai."

"Sah?"

"SAHH."

Resmi sudah kini aku menyandang status sebagai nyonya dari Kenio Wirgiatomo. Rasa mules dan jantung berdebar yang kurasakan sejak pagi hilang mendadak. Saat ijab kabul selesai dilakukan, bisa kulihat Radith ikut menangis bahagia sambil memeluk Arianda. Aku balas menatap Radith dengan tatapan bahagia.

Meski kami masih sering bertengkar, apalagi sejak seminggu lalu dia terus meledekku mengenai pengalamanku yang sangat minim akan malam pengantin baru. Radith sedikit-banyak memberikanku wejangan agar aku tidak terkena serangan panik dan malah pingsan mendadak.

Sekarang, aku punya Ken yang akan selalu menjagaku. Ken yang kalau di film Barbie mungkin hanya "seorang Ken", buatku Ken adalah segalanya.

Si mantan kapten basket sekolah kami, cinta pertamaku yang jadi kenyataan.

"Adis," panggil Ken membuatku tersadar dari lamunan di tengah acara resepsi pernikahan kami.

"Ya?"

Ken hanya tersenyum menatapku sedikit lama. "I Love you,"

"I Love you more, Ken."

--END--

****

Haaa aku nggak menyangka akhirnya nulis kata "END" di cerita ini :')))

Terima kasih untuk kalian yang selalu sabar menunggu cerita ini, setiap tulisanku yang mungkin memang butuh waktu lama sekali untuk menyelesaikannya.

Aku sadar, udah lama aku kurang aktif menulis cerita dan aku salut dan sangat berterima kasih karena kalian masih setia nungguin tulisanku, khususnya kisah Adis dan Kenio ini :""")

Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.

Sampai berjumpa di ceritaku selanjutnya. Mungkin habis ini aku akan fokus menyelesaikan "The Great Teacher My Fiance" dulu yaa ;)

Salam, Kaleela.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang