18. [Pra Beautiful Nerd] - Goodbye, Kenio!

5.5K 792 29
                                    

Semenjak malam farewell party, Kenio tak lagi menghubungiku. Aku kira dia mungkin sibuk mengurus persiapannya berangkat ke Jerman—dan hubungan kami memang hanya sebatas teman yang tak perlu berkomunikasi setiap saat. Radith sempat bilang kalau hari Minggu besok ia ingin menggunakan Jay untuk mengantar Kenio ke bandara. Papa mengizinkannya. Radith juga turut mengajakku, namun aku belum memberi keputusan. Ken tidak mengundangku untuk ikut mengantarnya ke bandara. Dan siapa tahu dia memang tidak berniat untuk bertemu denganku lagi setelah malam farewell party.

Aku menyelonjorkan kakiku di karpet depan TV. Hari Sabtu adalah jatahku leyeh-leyeh sambil menonton HBO. Siang ini aku menonton film Harry Potter and The Prisoner of Azkaban. Tanganku sibuk meraup popcorn di kantung. Aku hanya menonton sendiri. Di rumah pun hanya ada aku dan Mbak Asih—asisten rumah tangga di rumah. Radith pergi entah ke mana. Mama dan Papa pergi ke undangan pernikahan teman kantor Papa dan belum kembali sejak tadi.

Karena terlalu kenyang, aku hampir saja tertidur tepat sebelum kudengar ponselku berbunyi singkat. Karena terlalu malas meraihnya, kubiarkan saja. Mungkin pesan dari operator. Aku kembali memusatkan perhatianku pada layar televisi. Sepuluh menit kemudian, ponselku kembali berbunyi. Salah. Kali ini bernyanyi. Dering panjang yang membuatku terpaksa mengulurkan tanganku ke meja kecil di samping sofa demi meraih benda kecil berbentuk kotak seperti ketupat memanjang tersebut.

Keningku berkerut melihat nama Kenio di layarnya.

"Halo?" sapaku ragu.

"Sedang di rumah?" tembak Ken langsung.

"I... ya.... Kenapa?"

"Ada Radith?"

"Radith pergi. Kamu mau bicara dengan Radith? Kenapa malah menghubungiku?" tanyaku bingung.

Kenio tertawa pelan. Oh, sepertinya aku sudah lama nggak mendengar suaranya.

"Bisa keluar sebentar? Saya di depan rumah."

Saking terkejutnya, aku langsung terduduk tegak seraya memutar tubuh ke belakang, panik. Berusaha memastikan apakah benar ada motor putih milik Kenio di depan rumah.

"Sudah aku bilang, Radith nggak ada di rumah."

"Saya mau ketemu kamu, sebentar. Saya tunggu."

Kenio memutuskan sambungan telepon, membiarkanku terdia sejenak, kehilangan kemampuan berpikir. Sedetik kemudian aku buru-buru berlari menuju kaca besar di ruang tamu untuk memastikan tidak ada sisa makanan di gigiku serta merapikan rambutku yang kusut masai sebelum menemui Ken di depan rumah.

Lelaki itu duduk santai di atas motornya, demi kesopanan, aku memintanya untuk mengobrol di kursi teras. Kenio langsung menuruti perkataanku.

"Aku aku punya hutang sampai kamu mau menemuiku sebelum berangkat ke Jerman?" tanyaku dengan dahi mengerut.

Kenio tertawa menatapku. "Memangnya harus punya utang dulu baru saya bisa ketemu kamu?" dia balas bertanya. Aku terkekeh salah tingkah seraya menggeleng.

"Aku pikir, tugasku sudah selesai, jadi pasangan farewell party-mu. Nggak ada alasan lain kamu perlu mencariku selain untuk kepentingan Radith."

Kenio yang semula menatap pot bunga mawar milik Mama kembali menatapku.

"Saya sudah hampir 5 menit duduk di sini, kamu nggak mau nawarin minum?" tanyanya yang membuatku tergagap seketika.

"Astaga, maaf, sebentar kuambilkan minum. Kamu mau jus jeruk?"

Kenio kembali tertawa melihat tingkah gelagapanku. "Nggak perlu repot-repot, saya sudah minum tadi di rumah."

Beautiful NerdHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin