3. [Pra Beautiful Nerd] - Persiapan Turnamen Olah Raga

15.7K 1.8K 58
                                    

"Tolong jangan berisik. Gue perlu mendata nama-nama pemain yang akan ikut serta dalam setiap bidang pertandingan Galaxy Cup tahun ini. Kita sudah akan mulai bertanding empat hari lagi."

"Apa-apaan?" Semua warga kelas mengeluh. Kami tidak memiliki persiapan sama sekali.

"Kalian bisa mulai latihan siang ini. Makanya kita harus bikin tim dari sekarang!" seru Andre, ketua kelas kami.

Seruan malas terdengar di seantero kelas. Terutama bagi para siswi. Mentari di luar bersinar terik. Hari yang bagus untuk melakukan kegiatan di luar ruangan. Sayang aku lebih suka perpustakaan. Teman-temanku juga sependapat denganku. Ketimbang latihan sepak bola di tengah siang bolong, lebih baik mereka membicarakan film dan grup musik yang sedang hits belakangan ini. Atau mendengarkan Peter—teman sekelasku—menyanyikan mars sekolah kami dengan bersahaja masih lebih baik daripada membiarkan kulit kami gosong terbakar matahari.

Aku mengeluarkan keripik singkong yang kubeli pada jam istirahat tadi di kantin. Aku memakannya bersama Andini, teman di depan mejaku.

"Kamu tertarik ikut tim sepak bola, basket, voli, lari estafet, bulu tangkis, tenis atau renang?" Aku bertanya kepada Andin seraya mengunyah keripik kuat-kuat.

"Kalau Kenio atau kembaranmu bersedia jadi pelatih, tentu aku nggak keberatan ditempatkan di tim basket putri." Andini meraih keripik seraya mengerlingkan bulu matanya malu-malu. Aku menepis harapannya saat itu juga.

"Oh, Radith paling malas kalau diminta melatih tim lain. Melatih timnya saja dia nggak becus."

"Oh, ya? Bukannya dia sudah disiapkan untuk menjadi kapten basket angkatan kita? Kamu seharusnya bangga, Adis!" Andini menepuk-nepuk pundakku keras hingga aku tersedak dan terbatuk-batuk.

"Kapten apanya? Setiap kali disuruh memimpin pemanasan dia malah sibuk pamer bentuk perutnya yang nggak jauh beda dengan jajaran kotak besek pengajian ke anak-anak perempuan di pinggir lapangan."

"Oh, aku paling suka pemandangan itu. Walaupun belum sempurna, dengan sedikit latihan lagi, bentuk tubuh Radith pasti akan berubah seperti bintang iklan susu penambah masa otot pria." Andini memejamkan matanya seraya berteriak kecil penuh semangat.

Aku memandangnya ngeri. Perempuan zaman sekarang benar-benar menakutkan. Mereka sangat agresif. Aku menghadapkan wajahku ke depan lagi. Wajah frustrasi Andre membuatku iba. Dia belum berhasil mendapatkan bentukan tim untuk bidang olah raga apapun.

"Memangnya kalian mau uang kas kelas kita habis terkuras hanya untuk bayar denda karena absen untuk dua puluh satu pertandingan? Ayolah. Kalian harus kooperatif sedikit."

Alhasil siang itu, kami masih belum juga membentuk tim. Terutama tim olah raga putri.

****

Suasana lapangan ramai. Anggota pramuka, taekwondo, dan basket semua sedang berlatih di sekitar lapangan olah raga. Bel pulang sekolah sudah berdering lima belas menit yang lalu. Aku menyusuri koridor menuju lapangan olah raga untuk menemui Radith. Perpustakaan kami entah mengapa tutup. Petugas yang berjaga siang ini pulang lebih cepat sepertinya dan tidak ada yang menggantikan.

Aku memeluk tote bag berisi seragam olah raga seraya membetulkan letak kacamataku yang melorot. Dari jauh aku dapat melihat Radith melakukan latihan shooting bersama beberapa anak basket yang lain. Kenio paling menonjol di antara mereka dengan seragam berwarna putih serta tubuh tinggi menjulang.

Langkahku semakin mendekat ke lapangan basket. Ada beberapa siswi yang nongkrong di pinggir lapangan, seperti Arleta, Marinka, dan Tiwi yang memang datang untuk melihat pacar masing-masing berlatih basket. Ketika aku sampai di sana, aku setengah terkejut melihat Lova juga ada di sana membicarakan produk kosmetik keluaran terbaru bersama ketiga "Zenbu's Angel"—Zenbu adalah nama tim basket sekolah kami dan angel adalah sebutan untuk kekasih-kekasih mereka.

Beautiful NerdWhere stories live. Discover now