[Beautiful Nerd] - Ajakan Kencan Terselubung

3.6K 508 13
                                    

Belakangan ini aku memikirkan bahwa Radith membutuhkan sekretaris tambahan untuk berjaga di kantor. Melihat kebiasaannya yang sering menjadikanku sebagai asisten pribadi dan frekuensi tugas dinar luar kota Radith yang semakin tinggi, sepertinya mengajukan proposal sekretaris tambahan adalah ide yang baik.

Tentu, aku akan merekomendasikan sekretaris laki-laki. Aku tak ingin Radith memiliki skandal dengan sekretarisnya sendiri.

Aku dan Radith sedang sarapan pagi sambil menunggu mobil jemputan yang dikirim Yuda. Radith selalu memilih sarapan penuh protein sementara aku tak pernah berhasil menjejalkan 2 potong penuh roti lapis telur ke perutku saat sarapan. Jadi, aku lebih memilih semangkuk sereal dan beberapa potong buah-buahan.

Radith tak pernah melewatkan berita pagi dari tabletnya. Ia perlu membaca rubrik ekonomi dan berita kriminal terbaru. Entah, kurasa ia menyimpan sedikit keinginan menjadi kriminolog. Hanya tebakanku.

"Belakangan ini pekerjaanmu semakin banyak," ujarku membuka percakapan. 

Radith mengangguk menyetujui. "Catatan agendamu pasti hampir penuh."

"Benar dan lebih penting dari itu, aku rasa kamu butuh sekretaris tambahan."

Radith memalingkan pandangannya dari tablet begitu mendengar gagasanku. "Apa kamu mulai kerepotan mengurusi agendaku?"

Aku menggeleng. "Lebih seperti kamu butuh sekretaris lain untuk menangani pekerjaanmu di kantor."

Radith tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk. "Betul. Dua sekretaris perempuan pasti akan membuat suasana kantor lebih menyenangkan."

"Tentu aku lebih menyarankan sekretaris laki-laki--kamu pasti tahu alasan pastinya, di samping itu, mungkin aku bisa berjaga di kantor sementara sekrtaris barumu itu menjadi asisten pribadi sekaligus ajudanmu saat dinas keluar."

Radith menaikan satu tangan, seperti hendak protes, tapi aku langsung melayangkan pelototanku kepadanya.

"Oke, satu sekretaris laki-laki tambahan untuk mengawasi kantor. Untuk urusan dinas luar kota, aku mau tetap kamu yang ikut denganku."

Aku menghela napas panjang. Rasanya Radith lebih suka ditemani perempuan ketimbang laki-laki. 

"Bukan," Radith menyela pikiranku, "Kamu tahu kan, sulit buatku mencari sekretaris yang cocok, apalagi untuk menemani bepergian. Aku butuh adaptasi dan itu mungkin butuh waktu sedikit lama."

Aku mengangguk, memahami penjelasan Radith dan mengakhiri sesi obrolan kami karena mobil jemputan telah datang. Setidaknya, Radith setuju untuk mengajukan usulan penambahan sekretaris itu ke rapat Direksi.

****

Aku memegang tablet Radith sementara ia sibuk berbicara dengan Yuda. Kakiku sudah mulai pegal karena kami sudah berdiri di bawah terik matahari nyaris 1 jam. Untung aku sempat mengoleskan sunblock cukup tebal. Sayangnya tumitku tak terselamatkan di atas sepatu hak tinggi.

Ingin kuinterupsi obrolan Radith dan Yuda yang tampaknya masih jauh dari kata rampung. Aku penasaran apakah mereka tidak merasakan pegal sama sekali hanya untuk menilai tanah lapang di depan kami. 

Aku sedang memijat betisku pelan sambil membungkuk dan menahan tablet Radith di tangan kanan tepat ketika Yuda memutar tubuh dan memergokiku. 

Aku mendapati lelaki itu tersenyum melihatku. "Radith, sepertinya kita butuh istirahat sebentar. Saya punya rekomendasi makanan dekat sini."

Aku mendongak menatap Yuda. Lelaki itu beberapa kali melirikku kemudian mengulurkan tangan. "Kamu butuh bantuan, Adis?"

Aku buru-buru menegakkan tubuh dan melambaikan tanganku menolak bantuan Yuda dengan sopan. 

Beautiful NerdOù les histoires vivent. Découvrez maintenant