-Semua Akan Baik-baik Saja-

775 141 48
                                    

'Roses are red, violets are blue
Everything is gonna be daijobu'

-lupa nemu ini dimana:v
.
.

Tanpa berpikir panjang Lucas segera masuk ke dalam mobilnya setelah mendapat pesan dari Athanasia. Menuju ke lokasi yang diberikan, jantungnya berdegup kencang. Apakah ini perasaan senang atau khawatir, Lucas tidak terlalu memikirkannya. Yang ia utamakan adalah menemukan Athanasia dalam keadaan baik-baik saja.

Dalam batin terus berdo'a untuk keselamatan gadis pujaan hatinya. Semoga ia bertemu Athanasia dengan keadaan gadis itu sehat tanpa goresan sedikit pun.

Karena jika Athanasia terluka barang seujung rambut sekali pun, Lucas tidak akan memaafkan orang yang berani melukainya.

Mobil Lucas melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tangannya meraih ponsel di sakunya dan menelpon seseorang. Ketua dari tim pencarian Athanasia yang ia bentuk.

"Saya di sini, ada apa Tuan Lucas?"

"Aku menemukan tempat Athanasia disekap, aku sedang dalam perjalanan. Kalian pergilah ke lokasi yang sudah ku kirimkan. Sekarang!"

"Baik"

Panggilan terputus. Lucas meletakkan ponselnya ke sembarang tempat. Ia masih harus fokus menyetir untuk menghindari kecelakaan.

Tempat Athanasia berada lumayan jauh. Dengan kecepatan mobil Lucas, butuh waktu 10 menit untuk sampai ke sana.

Terlebih lagi lokasi yang dituju adalah lokasi terpencil yang jarang penduduknya.

"Dekil beruban mirip anjing putih sok baik sialan!" Umpatnya kesal.

Lucas menekan perasaan marahnya agar tidak meluap-luap. Menghajar pemuda bersurai keperakan itu sampai babak belur sepertinya tidak akan cukup untuk melampiaskan kemarahannya.

---

"Ada apa di balik tanganmu yang kau sembunyikan?"

Dengan susah payah Athanasia meneguk ludahnya. Tenggorokannya terasa kering. Keringat dingin mengucur dari pelipis. Jantungnya berdetak dengan kencang.

"Apa maksudmu? Memangnya apa yang bisa ku sembunyikan?" Athanasia berusaha agar tidak terlihat gugup.

Izekiel mendekat dan menarik paksa tangan Athanasia. Menampakkan handphone milik pemuda itu yang sedari tadi Athanasia genggam.

"Apa? Ini? Kau?" Pemuda itu menatap tak percaya.

"Apa saja yang sudah kau lakukan?" Izekiel menatap tajam nan dingin ke arah Athanasia.

Otak Athanasia bekerja keras untuk menemukan jawaban yang tepat. Namun yang ia keluarkan melalui mulutnya adalah alasan yang tidak berguna.

"A-aku tidak melakukan apapun"

"Jangan berbohong! Bagaimana bisa HP ku ada pada dirimu!? Kau pasti sudah menghubungi seseorang kan!? Kenapa kau begitu keras kepala!? Padahal aku tidak akan menyakitimu jika sejak awal kau menurut padaku!! Hanya lihat aku dan kau akan bahagia!! Aku akan membuatmu bahagia jika kau menurutiku!! Apa sebegitu susahnya!?"

Gawat, Izekiel menggila.

Athanasia mati-matian menahan sakit pada pergelangan tangannya yang dicengkeram begitu kuat.

"S-sakit" ringisnya. Buliran sebening kristal menggenang di pelupuk matanya.

Ini benar-benar sakit. Tenaga Izekiel sangat kuat. Athanasia tidak bisa menahannya.

IMPOSSIBLE [SIBAP Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang