-Pertemuan-

1.1K 158 12
                                    

"Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. enam.. tujuh.. delapan.. kiri kiri, kanan putar putar lompat.."

"Yak, cukup sampai di sini latihan hari ini. Istirahat 30 menit baru pulang"

Keempat anggota Kawaiigirls24 itu mengambil posisi duduk di tempat yang sudah disiapkan. Beristirahat lantaran lelah setelah berlatih.

"Athi mau kemana?" Tanya Zenith yang memperhatikan gerak gerik Athanasia seperti hendak pergi dan mengawasi keadaan sekitar.

Athanasia meletakkan jari telunjuknya di depan mulut. Memberi isyarat agar Zenith tidak berisik.

"Pasti mau kabur lagi tuh" ucap Helena.

Athanasia tak menggubris perkataan Helena. Ia sibuk memakai softlens berwarna coklat untuk menutupi warna asli matanya yaitu biru permata. Memakai masker untuk menutupi bagian wajahnya. Memakai tahi lalat buatan di dahinya dan mengenakan topi.

"Mau berdandan seperti apapun kamu tetap mencolok, Athanasia" Jessie memperingatkan.

"Tenang aja, Athanasia kan queen of kabur" ucap Helena iseng.

Athanasia mengacungkan ibu jarinya sebagai jawaban.

"Masalahnya, pasti banyak fans yang mengenali Athanasia" Jessie menghela napas. Entah sudah yang keberapa kalinya Athanasia kepergok sedang berkeliaran di luar tanpa pengawalan. Itu kan bahaya! Tidak apa si kalau fans yang memergokinya adalah orang baik-baik. Tapi bagaimana kalau fans fanatik yang memiliki niat buruk?

"Aku bisa menyelinap" ucap Athanasia mencoba membuat teman-temannya tidak khawatir.

"Kamu selalu mengatakan hal yang sama tapi tetap saja ketahuan"

Gadis bersurai keemasan itu hanya bisa cengengesan. Memang yang dikatakan temannya itu ada benarnya.

"Memangnya kamu mau kemana, Athi?" Tanya Zenith.

"Aku lagi kepengen roti coklat sih" jawab Athanasia.

"Nitip, rasa stroberi" sahut Helena tiba-tiba.

"Aku juga, rasa nanas" Jessie ikut-ikutan.

Athanasia dan Zenith menepuk dahinya. Siapa ya yang tadi mengkhawatirkan Athanasia? Ujung-ujungnya ikut nitip kan.

"Zenith mau juga?" Tawar Athanasia. Kalau sudah begini apa boleh buat. Sekalian aja semuanya dibelikan.

"Aku rasa coklat juga deh" ucap Zenith.

"Siap"

Rencana pelarian Athanasia pun dimulai.

---

Sebuah toko roti besar berdiri kokoh di pusat kota. Toko roti terkenal yang memiliki cabang dimana-mana. Toko roti milik keluarga Vernando.

Toko roti mereka bahkan memiliki cabang sampai ke luar negeri. Beberapa kali juga toko roti ini didatangi artis-artis papan atas saking terkenal dengan rasanya yang warbyasah.

Dan di sinilah Lucas berada. Makhluk dengan sejuta kegabutannya ini menjadi penjaga toko roti cabang terbesar.

Eits jangan salah, Lucas di sini bukan sedang kerja sambilan atau semacamnya. Ia hanya gabut dan alhasil ia mempersilahkan seluruh pegawai untuk pulang lebih awal (mengusir) dan dialah yang akan menjaga toko roti ini sampai jam tutup.

Kenapa dia bisa mengusir para pegawai? Karena dia adalah anak bungsu dalam keluarga Vernando, pemilik toko roti itu.

Setiap kali ia merasa bosan, Lucas selalu memilih untuk menjaga toko roti ini. Bukannya kenapa, ia hanya suka bau roti-roti di sini dan ia bisa dengan bebasnya memakan roti di sini.

Lucas menyandar di kursi yang disediakan untuk kasir. Membuka buku novel dan membacanya.

Baru saja ia tenggelam dalam cerita di novel itu, pelanggan datang. Memakai pakaian serba hitam, memakai masker, dan memakai topi.

Orang itu tampak celingak celinguk mengawasi keadaan sekitar. Mencurigakan. Apakah ia mau mencuri?, itulah yang dipikirkan Lucas.

Orang itu tampak menghela napas lega. Hanya ada Lucas yang menjaga toko itu.

Orang yang mencurigakan itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Lucas. Ia melepas topinya, melepas maskernya dan melepas softlens yang ternyata ia pakai. Ia juga melepas tahi lalat bohongan di dahinya.

"Hah, pakai softlens itu sangat tidak nyaman" gumamnya.

Lucas melebarkan kedua matanya. Tak percaya dengan apa yang ia lihat. Seseorang yang sangat ia idolakan, yang sangat menginpirasi hidupnya, yang ia pikir tidak akan pernah berjumpa, kini duduk di hadapannya.

Gadis yang sedang melepas penyamarannya itu berbicara "Kak, roti coklat dua, roti stroberi satu dan roti nanas satu" ucapnya tanpa mengalihkan perhatian dari barang-barang yang digunakan untuk menyamar.

"Ah tidak tidak roti coklatnya empat, aku laparಥ‿ಥ, atau coba rasa lainnya ya? Umm bingung"

"Oh iya, aku juga haus. Apa di sini menjual minuma--" perkataannya terpotong kala melihat wajah shock Lucas.

"Athanasia" gumam Lucas.

-Bersambung-

IMPOSSIBLE [SIBAP Fanfiction]Where stories live. Discover now