-Hari kelulusan-

845 151 21
                                    

"Happy graduation temanku yang jelek dan tidak tahu diri" Athanasia mengucapkan itu setelah melihat Lucas keluar dari gerbang kampus sembari membawa beberapa buket bunga dipelukannya.

Lucas awalnya diam dan menatap datar Athanasia karena belum bisa mengenali siapa dia. Sampai akhirnya mata Lucas membola dengan raut wajah panik dan pucat pasi.

"N-ngapain kau di sini? Bagaimana kalau ada yang lihat?"

"Hey, penampilanku bahkan sudah tertutup begini" ucap Athanasia santai.

Lucas memperhatikan Athanasia dari atas sampai bawah. Pakaiannya memang tertutup. Athanasia menyembunyikan rambutnya dengan Hoodie yang ia miliki. Lalu wajah nya ditutupi dengan masker dan matanya ditutupi dengan kacamata hitam.

"Kau seperti maling"

"Kurang ajar"

Athanasia mengeluarkan kotak yang berukuran sedang dan memberikannya kepada Lucas.

"Selamat hari kelulusan, Lucas. Semoga kedepannya kamu bisa menjadi seseorang yang lebih baik dan dapat menggapai kesuksesan"

Athanasia menjabat tangan Lucas dan tersenyum manis meskipun senyumannya tidak dapat dilihat karena tertutup masker.

"Thanks"

Athanasia melepas jabatan tangannya dan menatap sekitar. Beberapa orang mulai memperhatikannya karena mungkin pakaiannya terlalu tertutup.

"Sepertinya aku harus pergi, sampai jumpa"

Athanasia melambaikan tangannya pada Lucas dan masuk ke dalam mobil yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Itu siapa, Nona?" Tanya sang sopir.

"Teman"



Lucas menatap kepergian mobil Athanasia dan beralih ke tangannya yang tadi sempat berjabatan dengan gadis itu.

Walaupun mereka seringkali berjabat tangan atau bersentuhan lainnya, tetapi Lucas tetap senang.

Ia mengarahkan telapak tangannya ke  hidung mancungnya. Mencium aroma khas Athanasia yang membekas.

Tanpa sadar matanya terpejam menikmati aroma itu.

"Napa tangan lu diendus-endus? Bau t*i ya?"

Suara itu menghancurkan suasana. Lucas membuka mata dan menatap Cabel yang berdiri di sampingnya.

"Bau surga" setelah mengucapkan itu Lucas pergi meninggalkan Cabel sendirian.

Tin tin

Pemuda bersurai hitam itu menoleh. Mobil mewah berwarna hitam terparkir di sebelahnya yang sedang berjalan di pinggir jalan.

Lucas menghentikan langkah kakinya.

Kaca jendela mobil terbuka. "Hoy, masuk"

Rupanya itu adalah kakaknya Lucas, Luke.

Menuruti perintah, Lucas membuka pintu mobil dan duduk di sebelah kakaknya yang duduk di kursi pengemudi.

"Aku telat, ya?" Ucap Luke sembari mulai menjalankan mobilnya.

"Iya. Ayah dan Ibu tidak ikut?" Tanya Lucas.

Luke merasakan perasaan bersalah. Wajahnya mulai murung dengan tatapan sendu. "Ibu baru saja berangkat ke luar negeri tadi pagi, untuk melihat cabang toko rotinya yang ada di Jepang. Ayah sedang mengurus bisnis baru"

Lucas mengangguk. Memang sudah biasa. Sejak bangku Sekolah Dasar, Ayah dan Ibu nya tidak pernah datang di hari kelulusannya dengan alasan urusan bisnis.

IMPOSSIBLE [SIBAP Fanfiction]Where stories live. Discover now