-Terbiasa-

884 154 22
                                    

Nih😌👌🏻

Happy reading zheyeng❤️
.
.

Sudah satu tahun semenjak Athanasia dan Lucas saling mengenal satu sama lain.

Dan mereka semakin dekat tiap-tiap harinya. Bukan sebagai idola dan fans melainkan sebagai sepasang teman.

Athanasia sudah mulai menunjukkan sifat kekanakan, banyak bicara, keras kepala dan lainnya.

Lucas pun mulai menunjukkan sifat aslinya yang menyebalkan, kasar dan pemalas.

Mereka seringkali bertengkar karena hal kecil. Namun bukan berarti hal itu akan memisahkan mereka. Justru pertengkaran kecil lah yang membuat hubungan mereka kian dekat.

Athanasia juga terbiasa bercerita tentang apa yang ditemuinya, tentang apa yang membuat harinya menyenangkan ataupun suatu hal yang membuat harinya terasa menyebalkan. Dirinya juga terbiasa marah ataupun memukul Lucas.

Sifat Athanasia yang ini benar-benar di luar dugaan Lucas. Namun sifat Athanasia yang ini terasa bebas. Rasanya Athanasia bisa menjadi dirinya sendiri di hadapan Lucas.

Apapun yang Athanasia lakukan, Lucas menyukainya.



Kringg

Suara lonceng yang di pasang di atas pintu. Tanda seseorang memasuki toko roti itu.

"LUCAS!!"

Nyaring sekali. Suara berfrekuensi tinggi memasuki telinga pemuda bersurai hitam yang tengah duduk santai ditemani secangkir kopi.

"Arghh bisa tuli aku!!" ucap Lucas sembari menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan.

Gadis bersurai keemasan yang tak lain dan tak bukan adalah Athanasia itu duduk di hadapan Lucas dengan wajah yang ditekuk dan suasana hati yang buruk.

"Kenapa lagi?" Tanya Lucas.

Sudah menjadi rutinitas Athanasia yang selalu datang ke toko roti Lucas ketika sedang badmood.

Athanasia menarik napas panjang dan membuangnya secara kasar.

Lucas sudah menyiapkan diri untuk mendengar ocehan tak berfaedah dari temannya ini.

"Tadi pagi aku bangun kesiangan dan terlambat ke tempat latihan, alhasil aku dimarahi karena semua orang sudah menunggu. Dari situ lah suasana hatiku mulai memburuk, lalu seseorang mengajakku bicara dan topiknya itu sangat membosankan. Padahal dia tau aku sedang badmood tapi terus mengajakku bicara, itu menyebalkan! Siangnya aku mendapat kabar bahwa anjingku mati karena tertimpa batu bata. Orang bodoh mana yang menjatuhkan batu bata di atas kepala anjingku? Dan dengan seenak jidatnya salah satu maid ku menguburnya di taman mawar, padahal aku sudah memintanya mengubur anjingku di kebun belakang. Sebenarnya yang anjing itu anjingku atau maid ku!?"

Athanasia mengucapkannya dengan kecepatan penuh. Seperti sedang nge-rap. Tentu saja dia bisa melakukannya karena dia seorang rapper yang terkadang menjadi vocalis dan juga seorang dancer. Benar-benar multitalenta.

Lucas menatap datar gadis di hadapannya karena kata-kata gadis itu tidak ada yang masuk di kepalanya saking cepatnya.

"Jadi, intinya kau kesal?"

"Tidak!! Aku sedang bahagia, happy tralala trilili trululu, tinky winky dipsy lala po, saking bahagianya aku sampai marah-marah"

Kenapa sulit sekali untuk memahami seorang wanita?

"Oh iya, seperti biasa"

Lucas yang mengerti pun menyiapkannya. Roti coklat dan ice blend cookies and cream yang memang menjadi menu yang selalu dipesan Athanasia.

Athanasia menopang dagunya dan menatap Lucas dengan tatapan bosan.

"Jangan menatapku begitu, kau seperti orang bodoh" ucap Lucas.

"Orang cantik mah bebas"

"Ya in biar seneng"

Lucas meletakkan pesanannya di hadapan Athanasia.

"Oh iya, Lucas, kamu gak tertarik jadi model kah? Sepertinya itu cocok untukmu"

"Merepotkan. Nanti jadwalku padat. Aku sibuk, kamu sibuk, sama-sama sibuk jadi lebih sulit bertemu" jawab Lucas datar.

"Uwaw aku terhura"

"Lagian aku sedang mengurus skripsi"

"Owh, Ganbatte Lucas-kun"

"Y"

Mereka berdua sibuk masing-masing. Athanasia sibuk menikmati makanannya, sedangkan Lucas sibuk memainkan ponselnya.

"Lucas"

"Hm?"

"Coba nyanyi dong"

Lucas terdiam. Pemuda itu tidak pernah bernyanyi di depan orang, selalu saja dirinya bernyanyi di dalam kamar ketika sedang sendiri atau bernyanyi di dalam kamar mandi.

"Males"

"Ih! Aku belum pernah denger kamu nyanyi!! Please🥺"

Puppy eyes itu. Wajah menggemaskan itu. Lucas tidak bisa menolak. Kenapa Athanasia selalu memakai kelemahannya ketika meminta sesuatu pada dirinya?

"Nyanyi apa?"

"Apa aja boleh. Seperti, 'FIRE!!!' atau 'you got me feeling like a PSYCHO PSYCHO!!' atau yang lainnya"

"Aw telingaku" Lucas menutup telinganya ketika Athanasia bernyanyi sembari berteriak.

"Oke, aku nyanyi. Ekhem ekhem"

"Besar dan berani berperang sendiri"🎶

"Yang aku hindari hanya semut kecil"🎶

"Otak ini cerdas, ku rakit perangkat"🎶

"Wajahmu tak akan pernah ku lupa"🎶

"Ekhem"

"'Ekhem' mu itu mengganggu suasana" ucap Athanasia.

"Lanjut gak nih?"

"Lanjut lah"

"Waktu kecil dulu, mereka menertawakan"🎶

"Mereka panggil ku gajah"🎶

"Ku marah, ku marah"🎶

"Kini baru ku tahu, puji di dalam olokan"🎶

"Mereka ingat ku marah"🎶

"Jabat tanganku, panggil aku gajah"🎶

Gajah - Tulus

Athanasia melongo. Dari ekspresi wajahnya Lucas bisa menebak, sebentar lagi gadis ini akan berteriak.

"KENAPA GAK PERNAH BILANG KALO SUARAMU BAGUS!!?"

Tuh kan.

"Bisa gak jadi orang normal sehari aja!? Atau setidaknya jangan berteriak! Kau mau temanmu yang tampan lagi jenius ini tuli!?"

"Off baperan"

"Bjir..."

-Bersambung-

IMPOSSIBLE [SIBAP Fanfiction]Where stories live. Discover now