5. Tears

154 19 0
                                    

Yoonsa tidak bisa tidur karena kejadian yang ia lihat kemarin malam. Jeritan dan tangisan itu masih terdengar begitu nyata di telinganya. Kata-kata yang mereka ucapkan untuknya hanya sandiwara. Ia tidak menyangka ternyata orang yang ia anggap malaikat ternyata lebih buruk dari iblis. Sekedar info sejak terbongkarnya jati diri mereka sebagai seorang psikopat,mereka mengurung Yoonsa di kamar.

"Tuhan aku mohon bantu aku menghadapi iblis itu." Lirih Yoonsa

"Ck. Kau berharap pada Dia yang kau sebut Tuhan,memangnya dia mendengar doa mu."

"Ji-Jimin-ah sejak kapan kau disana." Ujar Yoonsa saat melihat Jimin di jendela

Jimin menyeringai ia masuk kedalam kamar Yoonsa dan menarik lengan gadis mungil itu. Hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja.

"Aku pemilik rumah ini. Jadi terserah diriku mau ada dimanapun dan kapanpun." Ujar Jimin sembari mencengkram lengan Yoonsa sangat keras hingga gadis itu menjerit kesakitan.

"Jimin-ah Appoyo." Ujar Yoonsa

Mendengar itu Jimin menyeringai. Ah seperti suara alunan nada nada piano yang sering dimainkan oleh Yoongi-hyeong nya itu.

"mwo, kau bilang apa aku tidak dengar Yoonsa-ya,aku hanya mendengar suara merdu dari jeritan kesakitan mu." Ujar Jimin

Tok..Tok..Tok..

Mendengar ketukan pintu membuat Jimin menghempaskan kasar lengan Yoonsa. Jimin mengacak rambutnya frustasi. Siapa yang berani mengacaukan kesenangan nya pagi ini.

"NUGUNYA EOH?!." Teriak Jimin

Pintu terbuka menampilkan seorang pria tinggi berlesung pipi tengah menyeringai dihadapannya. Aish sebuah kesalahan kau berteriak padanya Park Jimin.

"Ini aku Jimin-ah Kim Namjoon-hyeong mu." Ujar Namjoon

"Ck. Kau mengganggu ku hyeong. Padahal aku baru saja memulai permainanku dengan mainan baru kita." Ujar Jimin sembari melirik ke arah Yoonsa

Yoonsa hanya menunduk dan menahan tangisnya. Entah kesalahan apa yang ia lakukan di masa lalu hingga menghadapi nasib seperti ini.

"Kau bisa lanjutkan itu nanti. Ada hal yang ingin aku katakan padanya." Ujar Namjoon

Jimin mendengus kesal. Hah sepertinya ia harus bersabar lagi. Argh sialan. Setelah itu Jimin melepaskan cengramannya pada lengan mungil Yoonsa. Meninggalkan bekas kemerahan yang mengerikan pada lengan putih itu.

BRAK

Jimin menutup pintu dengan kasar. Hening melanda hanya menyisakan Yoonsa dan Namjoon yang menatap tajam ke arah Yoonsa.

"Nah. Karena kau sudah tahu identitas kami maka dengar baik baik. Kami memang psikopat dan kau adalah korban kami sama seperti gadis cantik yang meninggal semalam. Kau bersekolah di sekolah yang sama dengan kami. Jadi ini." Ujar Namjoon sambil melempar seragam sekolah untuk Yoonsa.

Pluk

Sebuah seragam mendarat di wajah Yoonsa. Yoonsa awalnya terdiam dan bingung. Siapa yang akan membayar biaya sekolahnya dan masih banyak lagi.

"Kau tidak usah khawatir. Kau akan bersekolah di sekolah yang sama yaitu Seoul International School." Ujar Namjoon

"Tapi siapa yang akan membayar biaya sekolahku dan-."

"Jika yang kau pikirkan adalah biaya sekolahmu maka kau tidak perlu khawatir. Kami yang membayarnya selama kau belum mati di tangan kami." Ujar Namjoon dengan membisikan kalimat akhir yang ia ucapkan.

MY 6 PSYCOPATH BOYS {End✔️}Where stories live. Discover now