4. They Are Psycopath

171 16 4
                                    

Jimin masih setia mengguyur tubuh atletisnya itu di bawah shower. Ia masih belum bisa meredakan amarahnya karena melihat Yoonsa bersama Taehyung. Sepertinya akan ada korban baru malam ini. Jimin menyeringai. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan. Dengan cepat ia mengeringkan badannya dengan handuk lalu berpakaian seperti biasa dan pergi begitu saja lewat pintu belakang. Namun baru saja hendak melangkah seseorang menegur Jimin.

"Jimin-ah." Ujar Yoonsa

Jimin menoleh. Ia merasa gugup saat Yoonsa memandangnya seperti itu. Tapi kenapa Yoonsa ada disini?,bukankah tadi ia sudah tidur dikamarnya. Jimin melihat Yoonsa baru saja dari dapur. Mungkin dia haus pikir Jimin. Tapi ia segera menyembunyikan tangannya. Apalagi ia tidak mengobati luka ditangannya itu. Tentu saja Yoonsa akan semakin curiga.

"Mau kemana malam malam begini?." Tanya Yoonsa

"Aku hanya ingin mencari udara segar." Ujar Jimin

'Tapi kau mengacaukannya sweety.'Batin Jimin

"Ku kira kau mau kemana." Ujar Yoonsa

"Memang kenapa jika aku mau keluyuran malam malam begini?." Tanya Jimin sambil menggoda Yoonsa

"Tidak aku hanya khawatir,udara malam tidak baik untuk kesehatan nanti kau bisa sakit." Balas Yoonsa

Perkataan Yoonsa sukses membuat Jimin merasa salah tingkah. Sial padahal dia yang berniat membuat Yoonsa malu tapi kenapa malah terbalik.

"Baiklah kalau begitu aku per-."

"Tunggu dulu." Ujar Yoonsa memotong ucapan Jimin sambil meraih tangan Jimin yang terluka

"Ini harus diobati agar tidak infeksi. Ayo ke ruang tengah dulu." Ujar Yoonsa sambil menarik Jimin

Yoonsa mengambil sebuah kotak obat di meja pantry lalu kembali duduk di sofa bersamaan mengobati luka Jimin. Jimin hanya terdiam. Entah mengapa ia suka di perlakukan seperti ini. Hanya saja ia segera menepis perasaan nya itu. Menurutnya itu tidak penting.

"Nah sudah. Lebih baik dari pada tidak diobati." Ujar Yoonsa senang dengan hasil karyanya, tanpa menyadari ada yang menatapnya dengan  intents. Jimin sangat terpukau pada kecantikan dan kemolekan tubuh Yoonsa. Ia merasa sangat bergairah bahkan walau dengan melihat Yoonsa mengenakan setelan sweeter dan celana training. Entah bagaimana jadinya jika Jimin melihat Yoonsa telanjang. Aish memikirkannya saja sudah membuat nya sesak. Jimin masih menatap Yoonsa yang tengah merapikan kotak P3K.

"Lainkali jika kau terluka jangan lupa untuk mengobatinya Jiminnie. Aku khawatir jika melihat orang terluka. " Celoteh Yoonsa

Tapi tunggu....

Jiminnie?

Apakah ini panggilan khusus dari Yoonsa kepada Jimin?. Kenapa Jimin merasa berbunga-bunga. Tapi satu objek yang tidak bisa mengalihkan pandangan mata Jimin dari Yoonsa. Bibir pink yang sedari tadi menggoda nya. Jimin penasaran setengah mati dengan rasanya. Hingga

"Yoonsa-ya. " Yoonsa menoleh.

Chu

Sebuah material kenyal dan basah mendarat pada bibir pink Yoonsa. Yah apalagi kalau bukan bibir Jimin yang sexy. Jimin sedari tadi menahan diri agar tidak tergoda oleh bibir pink itu. Tapi dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Selang 10 detik bibir Jimin menempel pada bibir Yoonsa,Jimin pun melumat bibir mungil itu. Sembari menutup matanya ia menikmati rasa manis yang tercipta dari lumatan yang ia buat. Yoonsa yang tak mengerti harus bagaimana memilih hanya diam. Merasa tidak ada balasan dari Yoonsa,Jimin pun menggigit bibir bawah Yoonsa.

MY 6 PSYCOPATH BOYS {End✔️}Where stories live. Discover now