Bab.10

333 51 12
                                    





Selamat membaca!!!!


"Cinta tak harus memiliki, cinta tidak harus sehidup dan semati"



Setelah percakapan tadi yang seperti perdebatan dan akhirnya tidak mempunyai titik temu.

Di meja makanpun mereka juga saling berdiam. Seolah-olah mereka dua manusia yang baru bertemu.

"Kapan elo baliknya?"tanya Rangga memecah keheningan. Rara langsung memberhentikan acara makannya sambil menatap ke arah Rangga yang menatapnya lekat.'Kenapa kak Rangga bisa tau'kata batin Rara.

"Tadi pagi,"jawab Dito cepat.

"Jadi tadi malam Dito balik?"tanya Dimas yang juga ingin tahu. Ambar langsung terkejut dan menatap tajam ke arah Rara.

"Pasti ini ulah kamu,"tuduh Ambar ke pada Rara.

Rara tersentak kaget."Kok aku."

"Bara gak bisa tidur maunya tidur di rumah. Iya, kan Bar,"jawab Rangga cepat.

Bara seakan tidak terganggu hanya diam sambil menikmati menu sarapan.

Raut muka Rara terlihat sangat gugup berbanding terbalik dengan Dito yang sangat santai tanpa beban.

"Beneran apa yang di omongin sama kakakmu ini?"tanya Ambar seraya menatap lekat ke arah Rara.

"Rara?"tanyanya lagi dengan nada tinggi saat Rara tak menyahutinya dengan cepat. Seketika semua langsung menatap ke arah Rara.

"Ya ...tadi ...tadi malam ngantuk jadi, Bara gak bisa tidur kalau di kamarnya,"jawab Rara sedikit gugup.

"Awas kalau kamu bohong. Mama gak bakalan maafin kamu,"ancamnya sedikit jengkel seraya mengangkat sendoknya ke arah Rara dan menyipitkan matanya.

"Kalian pulang jam berapa?"tanya Dimas yang memastikan sekaligus mencairkan suasana.

"Nanti habis sarapan."

"Papa dah,"sela Bara seraya menunjukkan piring bekas yang ia gunakan.

Dito menoleh dan menyingkirkan piring."Bara mau apa lagi."Bara hanya menggeleng pelan sambil turun dari kursi dengan hati-hati.

=================

"Hati-hati di jalan,"seru Ambar dan Calista saat mobil yang dikendarai Rara mulai menjauh.

Di perjalan pulang suasana mobil sangat sunyi hanya ada celotehan Bara.

Rara sangat penasaran ada apa dengan suaminya ini yang tiba-tiba diam tanpa menanyainya seperti biasa."Elo gak punya uang?"tanya Rara yang tak masuk akal.

Dito menoleh ke arah Rara dan sedikit terheran-heran. Gak punya uang. Aneh."Punya."

"Elo masih marah."

"Enggak."

"Enggak, ya tapi kok diemin gue."

"Masak sih."

"Iya sih."

Rara mencoba menggeser mendekat ke samping Dito yang masih fokus menyetir. Di tiupnya pipi Dito dengan sengaja tangan lentiknya mulai bekerja menyusuri tubuh tegap Dito yang lebih tepatnya ingin menggoda seberapa tangguh keimannya. Seketika tubuh Dito langsung meremang saat gelayar aneh menjalar mengaliri tubuhnya dengan cepat Dito menepisnya dan menjauhkan pikiran buruk itu. Melakukan di jalan raya itu tak baik dan juga ada Bara yang sedang duduk manis di belakang.

Berhubung lampu berubah menjadi merah dengan cepat Dito langsung menyentak tangan Rara yang mulai menggerogoti tubuhnya. Laki-laki mana bisa tahan saat godaan di depan mata."Rara! Kamu gak malu di lihatin Bara,"ucapnya seraya menatap lekat wajah Rara tepat di hadapannya.

Salah Jatuh CintaWhere stories live. Discover now