Bab. 34

368 58 14
                                    





Selamat membaca!!!!









Rangga sudah tak sabaran lagi ingin bertemu dengan mantan adik iparnya yang telah membuat debaran hatinya yang tidak menentu.

"Lin aku mau ke Solo dulu,"pamit Rangga yang sudah menyiapkan pakaiannya ke dalam tas.

Linda terkejut dan berusaha turun dari ranjang. Saat ini usia kandungannya telah memasuki bulan ke 7."Jangan bergerak tetap di sana. Biar aku urus sendiri."Cegahnya saat sekilas melihat pergerakan Linda.

Linda menurut dan mengurungkan niatnya.

"Apa ada masalah Mas?"tanya Linda yang tak sengaja mendengar percakapan mereka tadi ditelpon.

"Ada tapi tidak terlalu berat. Kamu yang tenang biar aku yang menyelesaikan."

"Jangan bohongi aku Mas. Aku tau kalau ada masalah yang sulit?"sanggah Linda yang merasakan ada kebohongan dari mulut suaminya.

Seketika Rangga menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah istrinya."Kamu fokus aja sama kelahiran anak kita,"jawab Rangga cepat seraya kembali mengemasi pakaiannya.

Linda geleng-geleng kepala menghadapi kelakuan suaminya yang sangat keras kepala.

"Aku juga bagian dari keluarga ini dan aku juga berhak untuk menghadapi masalah yang kamu hadapi Mas,"jelas Linda yang mencoba untuk turun dari ranjang.

"Linda."Cegah Rangga seraya berlari kecil ke arah Linda dan berusaha untuk membantunya.

"Mas aku tau kalau sekarang ini Rara hilangkan?"

Rangga menarik nafas dan mencoba menghembuskannya pelan.

"Oke aku ngaku. Rara hilang dan itu semua ulah Dito."

"Mas gak pamit dulu sama Papa Mama?"

"Enggak. Gak ada waktu lagi Lin. Bilang aja sama Papa Mama kalau aku lagi di luar kota. Aku janji masalah ini akan cepat selesai."

Linda mengangguk seraya mengantar suaminya ke depan. Berhubung mertuanya ini sedang ada arisan. Pasti akan pulang larut malam dan Rangga menyembunyikan masalah ini dari mereka berdua karena menyembunyikan masalah ini jauh lebih baik buat keadaan mereka.

"Hati-hati Mas,"ucap Linda saat Rangga sudah siap di balik kemudi.

Rangga mengangguk dan mulai melajukan mobilnya. Meskipun dulu Rangga pernah ke sana tapi tak membuatnya untuk melupakan hal itu.

================================

Dito masih bingung dan masih setia meringkuk di kamarnya dengan sebatang rokok yang selalu menemaninya.

"Nenek! Ante ahat,"tangis Bara yang terdengar hingga ke dalam kamarnya. 

Dito merasa dirinya sudah tak mampu lagi untuk menenangkan Bara apalagi hatinya sendiri belum mampu untuk dia kendalikan.

"Ante hiks ...ant---"

"Om Angga,"teriak Bara lantang yang terdengar dari balik kamarnya.

Refleks tubuh Dito menegang kaku dan secepat mungkin menoleh ke arah pintu tapi tak ada pergerakan untuk melangkah ke luar. Kakinya bergetar lirih dan peluh mulai membajiri dahinya ada pikiran negatif yang mencoba merusak pikirannya.

"DIMANA DITO,"teriak Rangga yang mampu membuat Dito merasa setakut ini.

Ini bukan kemarahan biasa tapi sebuah kemarahan kemurkaan seorang kakak yang terluka.

"Elu itu siapa? Teriak-teriak gak sopan. Bara jangan temui orang itu,"suara Vina yang terdengar sedang meminta penjelasan.

"Mau ama Om,"tolak Bara yang mulai meronta dari cekalan tangan Vina.

Salah Jatuh CintaWhere stories live. Discover now