NB&AG || Part 14

113K 17K 290
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]
.


.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !



“Tante tau, kalo kamu sama galang pacaran. Jadi, gak usah sungkan, panggil Bunda aja,” ucap Bunda Galang tersenyum manis. Reina pun mengangguk senang.

“Tujuan awal Bunda kesini ... mau ngebicarain tentang per---“

“Bunda,” sahut Galang memotong ucapan Bundanya. Entah dari arah mana ia tiba-tiba datang.

Galang berpikir, sepertinya Bundanya itu akan membongkar kedoknya di depan Reina. Galang tidak mau itu terjadi karena akan menambah rasa penyesalannya.

“Galang, kamu ngapain di sini?” tanya Reina.
Sania, Bunda Galang menatap jengan wajah anaknya.

“Nyariin kamu. Katanya pulang bareng, tapi malah ketemu sama Bunda di sini,” cecar Galang.

Memang Reina dan Bunda Galang itu sedang berada di cafe terdekat sekolah. Tujuannya agar Reina tidak perlu jauh-jauh untuk menemui Bunda Galang. Ia tidak ingin Reina kerepotan karenanya. Tapi, mengapa Galang tiba-tiba muncul seolah-olah ia tahu apa yang sedang Bundanya rencanakan.

“Sudah, sudah! Bunda tadi cuma ngobrol sebentar sama, Reina. Bunda pulang dulu ya, Cantik!” pamit Sania.

“Iya, Bunda. Galang pulang sama Reina,” balas Reina.

Sania mengangguk tanda mengerti. Ia melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

“Ayo!” ucap Reina.

“Ke mana?” tanya Galang polos.

“Pulanglah! Pilih Lang, mau pulang ke rumah kamu, apa ke rumah aku?” tanya Reina  seraya menaik-turunkan alisnya menggoda Galang.

“Ke rumah aku aja,” jawab Galang.

“Ah, gak seru!” Reina mengerucutkan bibirnya pura-pura kesal.

Galang yang melihat Reina sedang merajuk padanya itu mencoba untuk menyenangkan kekasihnya sesaat. Tentu saja sesaat! Karena ia tak pandai untuk meromantiskan diri.

Galang mendekatkan diri pada Reina.
Ia mengambil telapak tangannya Reina dan ia genggam erat dan berbisik “Pulang Rein, udah sore.”

“Ke rumah kamu,” bisik Galang lagi. Reina tak tahan menahan senyumnya. Bibirnya terbuka menampilkan deretan gigi putih yang menyetak senyum manisnya.

“Tumben, gandeng tangan gue! Udah berani modus ya, lo! sarkas Reina.

“Aku kamu, bukan lo gue.” Galang mengingatkan Reina kesekian kalinya. Ia tidak suka jika menggunakan lo gue, terkesan kasar dan tidak enak didengar.

“Iya, Pujangga.”

***

“MAMAH, REINA PULANG! BAWA CALSUM NIH ...!” teriak Reina sembari memasuki rumahnya.

“Assalamualaikum, Reina ... bukan teriak-teriak,” tutur Galang. Reina terkekeh.

“Mamah mana, sih.” Reina celingukkan mencari Mamanya yang tak kunjung ia temukan.

Drtt drt drrtt!

Mamah is calling...

“MAMAH DIMANA?!”

“Astaghfirullah, Na ... Mama lagi keluar sama temen Mama. Lagi ada kerjaan penting. Besok baru pulang.”

“Yah, kok besok sih! Kan, Reina jadi sendirian.”

“Ih, udah gede juga masih takut! Mamah mau kerja dulu ya, sayang.”

“Hm, iya-iya.”

Dadah, anaknya mama yang cantik!”

Tutt.

Sambungan terputus.

Reina menghela nafas. Semenjak Papanya meninggal, Mamanya yang berperan menjadi tulang punggung keluarga. Ia selama ini terlihat ceria dan bahagia, tetapi siapa yang tau isi dalam hatinya? Mamanya bekerja meneruskan bisnis Papanya di bidang properti. Membuat Mamanya harus sering ke luar kota untuk melihat lahan-lahan yang akan dibangun untuk investasinya.

Galang menatap Reina dan mengangkat satu alisnya seolah-olah bertanya, 'kenapa?'

“Mama, keluar sama temennya. Besok baru pulang,” ucap Reina tak bersemangat.

“Hm, ya udah. Kamu hati-hati ya, aku pulang dulu," pamit Galang.

“Yah, kok pulang sih, masih sore ini. Takut aku sendirian,” ucap Reina dengan nada manjanya. Ia menghentak-hentakkan kakinya ke lantai seperti anak kecil yang akan ditinggal oleh ayahnya.

“Di sini cuma ada kita berdua, Rein. Gak enak kalo diliat tetangga.”

“Ya udah, sana pulang, sana!” usir Reina kesal. Ia mengalihkan penglihatannya. Ia kesal, ia tidak mau melihat Galang.

“Assalamualaikum,” ucap Galang. Kemudian melenggang pergi dari rumah Reina.

Tak lama terdengar bunyi notif dari ponsel Reina.

Galang Satria
Nnti mlm aku tlpn.

Senyum Reina mengembang digituin saja oleh Galang ia merasa senang sekali. Benar, ia tidak salah pilih orang. Memang si pacar cupunya itu diam-diam menghanyutkan. Paling bisa jika untuk membujuk dirinya.

Reina Jasmine
Oke.










[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang