NB&AG || Part 50

111K 13K 225
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.


H A P P Y  R E A D I N G !




Tak terasa, sudah seminggu Galang menyelesaikan ujian akhirnya. Sudah seminggu pula Reina uring-uringan dengannya. Gadis itu mengancam akan berpacaran dengan Devon jika Galang tidak membatalkan kepergiannya ke Oxford University. Galang pun terkekeh ketika ia mendengarkan kata-kata ancaman Reina. Mana mungkin ia mau berpacaran dengan Devon. Sesuatu hal yang mustahil bukan? Galang tetap dengan pendiriannya. Walaupun jaraknya dengan Reina akan sangat jauh, Tetapi, masih bisa dijangkau dengan ponsel, kan? Ya, walaupun rasanya tetap tak sebanding dengan bertemu secara langsung.

Tepat hari ini, hari dimana pengumuman kelulusan kelas dua belas, sekaligus pengumuman keterimanya siswa kelas dua belas yang mendapatkan beasiswa di Oxford University. Karena bukan hanya Galang yang mendaftarkan diri, tetapi beberapa murid berprestasi lainnya.

Di lapangan sudah penuh dengan seluruh siswa dan siswi kelas dua belas. Mereka semua menanti pengumuman kelulusan. Sedangkan kelas sepuluh dan sebelas melihat dari koridor kelasnya masing-masing.

Galang mendongakkan kepalanya dengan menyipitkan matanya karena cahaya matahari sangat terik. Membuat matanya tak bisa membuka sepenuhnya. Ia melihat Reina yang tersenyum ke arahnya. Lebih terlihat senyuman itu ... senyuman tak ikhlas. Tak ikhlas jika Galang benar-benar pergi.

“SELAMAT! SEMUANYA, LULUS!” teriak Kepala Sekolah senang dan tersenyum bangga kepada seluruh siswa dan siswi kelas dua belas.

Sorak-sorai terdengar di seluruh penjuru sekolah. Bahkan sorak kesenangan mereka semua tak terkalahkan oleh besarnya lapangan sekolah ini.

Rio tersenyum ke Galang, kemudian menghampirinya dan berpelukan ala laki-laki.

Galang pun tersenyum balik ke Rio.

Sang Kepala Sekolah pun kembali lagi mengenakan mikrofonnya. “Mohon maaf, yang lanjut ke Oxford University hanya tiga orang.”

“Pertama, Rio Bagaskara!” Ya, Rio memang mengikuti beasiswa di Oxford. Ia akan menggapai mimpinya di sana. Ia tersenyum senang mendengar namanya disebutkan dalam penerimaan beasiswa ke Oxford University.

“Yang kedua, Alisyah Maharani.”

“Yang ketiga,” Kepala Sekolah sengaja melamakan ucapannya. Di sisi lain ada Galang yang terus merapalkan doa agar namanya disebut. Di sisi lain ada Reina yang merapalkan doa agar nama Galang tidak disebut.

“Selamat untuk, Galang Satria!” Semuanya tepuk tangan dengan meriah. Sorak-sorai menggema di lapangan. Seluruh kelas dua belas menunjukkan rasa lega dan senangnya di lapangan ini. Dari ada yang teriak, berpelukan dengan teman, bahkan menitihkan air matanya. Penantian selama tiga tahunnya sudah terbalaskan. Kini waktunya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Reina menghela nafas kesal. Matanya sudah berkaca-kaca melihat raut wajah senang Galang di lapangan sana. Galang-nya, tak lama lagi akan menghilang dari matanya.

***

Bel pulang sekolah telah bunyi.

Kini waktunya Galang menghabiskan waktunya dengan Reina. Hanya hari ini, ia bisa menghabiskan waktu dengan Reina. Karena besok, ia akan terbang ke tempat pendidikannya yang baru.

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang