2.1.2 Sinetron Malam

Start from the beginning
                                    

"Yes, your face sing asu!" Hoshi bangkit lalu sengaja bergoyang di depan wajah Changkyun untuk mengejek, membuat manusia bermulut blaster itu memukul bokong semok si nyai ronggeng dengan sebal.

Changkyun cemberut, meninggalkan ponsel Jeka begitu saja di lantai dan memilih untuk join bareng Jeka dan Deka. Dia menarik kaki kiri Chungha agar lurus, lalu ikut rebahan di betisnya.

"Anjir kesemutan kaki gue!" Chungha menepuk jidat lebar trio sabun yang menginvasi kakinya.

Tapi bukannya pergi mereka malah sengaja menekan kepala agar kaki Chungha semakin kesemutan.

"Aduh anjir!" ringisnya.

Dan trio sabun tertawa culas melihat penderitaan Chungha.

"Sahabat, dengarkan ini!" seru Zelo tiba-tiba berdiri.

"Kita punya 4,5 juta, yang mana dana ini akan kita kucurkan secara merata pada dua kegiatan besar kelompok kita..." nada bicaranya seketika berubah seperti Aa' Gym.

"Di kelompok BTS, yang paling besar mendapat dana adalah kegiatan milik Hamba Allah bernama Mas Jun selaku pembuat perpustakaan, adapun untuk dana paling besar di kegiatan SVT akan kita serahkan kepada Hamba sahaya (budak) bernama Mbak Yujin..."

"Sialan lu!" Yujin menimpuk Zelo dengan pulpen yang berada di dekatnya.

Beruntung Zelo pintar menghindar, dia pun tetap melanjutkan ucapannya. "...jadi bagaimana pendapat para saudaraku sekalian, setuju apa setuju?"

"Setuja!" teriak Bebby paling kencang diantara teman-temannya yang berseru setuju.

"Setuju budi...ah, gue rebonding juga nih pankreasnya!" seru Hoshi geram. Sudah dibilang, berdekatan dengan Bebby selalu berhasil membuatnya naik pitam— nunmul.

Bebby terkekeh manis menanggapi kekesalan Hoshi. Dia suka kalau melihat wajah bakpao itu menyungut sebal, kaya dakocan soalnya.

"Mungkin hanya segitu yang bisa saya sampaikan," kata Zelo kini merubah intonasi suaranya seperti Pak Jokowi. "Momok paling penting untuk bangsa ini adalah kerja kerja dan kerja," lanjutnya. "Semoga kita semua bisa melewati derita dari DPL megalodon ini..."

"Aamiin!" teriak mereka bersamaan.

"Kurang lebihnya mohon maaf assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

"HIDUP MEGALODON!"

"HIDUP!" sahut para rakyat megalodon sembari mengangkat kepalan tangan.

"HIDUP PESUGIHAN!"

"HIDUP!"

"HIDUP MIA KALIPAH!"

"ASTAGHFIRULLAH'ALADZIM LILIS MULUT KAMU INI BERDOSA BANGET!" teriak Hoshi.

"Ada apa dengan generasi bangsa ini?" seru Jeka pusing.

"Tofu you, kasian Woozi karo Chungha school tall-tall jukut ilmu bahasa but his friends ilmu bahasane short" sahut Changkyun elus dada.

"Lu juga ya setan!" Chungha menggeplak jidat Changkyun.

Changkyun pun manyun. Sedangkan Woozi hanya bisa bertindak masa bodoh dengan kebodohan teman-temannya. Menyesal banget bisa ketemu mereka.

"Iku, pihak piket schadule wis rampung yet?" tanya Changkyun, telunjuknya mengelinting rambut Jeka yang mulai panjang, kebiasaannya sebelum tidur.

Sebenarnya pembuatan jadwal piket adalah tugas sekretariat, tapi mengertilah bagaimana sekretaris kelompok prostitusi ini tak berguna bagi nusa dan bangsa, jadilah generasi bangsa lain yang mengambil alih.

KKN 17Where stories live. Discover now