Chapter 4

1.5K 182 16
                                    

Nayeon terlihat mengeleng-gelengkan kepalanya, matanya mengerjap-ngerjab beberapa kali. Pandangan matanya sudah kabur bahkan untuk melihat sosok yang sedang tersenyum kecil kearahnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Suara pria yang tak lain adalah Jimmy itu masih terdengar jelas di telinganya.

"Sepertinya aku sangat lelah dan ingin tidur," jawab Nayeon matanya terlihat sayu.

"Aku harus pulang," ucapnya langsung berdiri dan berjalan beberapa langkah namun ia sudah menubruk beberapa kursi.

Jimmy langsung berdiri yang sedari tadi hanya memperhatikan gadis itu, dan membantu Nayeon.

"Kau kelihatan tidak baik, biar aku yang mengantarmu pulang," tawar Jimmy.

Gadis itu belum menjawab, kepalanya begitu berat dan terasa sangat pusing, bahkan ia tak menolak ketika Jimmy memapahnya ke suatu tempat yang tentu bukan ke arah pintu keluar.

Jimmy tersenyum melihat gadis yang sudah hilang setengah kesadarannya itu, kini terbaring di sebuah tempat tidur. Jimmy duduk dipinggiran tempat tidur sambil memandang wajah Nayeon yang terlihat tidak nyaman.

"Im Nayeon," gumamnya sambil mengelus lembut wajah perempuan itu.

"Aku sudah lama menyukaimu. Menginginkanmu, dan aku pikir cara untuk mendekatimu dengan baik-baik sepertinya tidak akan pernah membuahkan hasil, dan malam ini mungkin akan terasa lebih lama dari malam-malam sebelumnya," ujar Jimmy sambil tertawa senang.

Ia perlahan bergerak mendekati wajah Nayeon, bibir gadis itu sungguh menggoda walau hanya di poles sedikit.

Belum sempat bibirnya bertemu dengan bibir itu, sebuah ketukan pintu berhasil membuat kegiatannya terhenti. Ia tak mengerti bukankah ia sudah menyewa kamar ini dan meminta karyawan kafe itu untuk tidak menganggunya.

Ia mengumpat kesal, seraya berjalan ke arah pintu dan membukanya secara tak sabar, ia ingin tahu siapa yang sedang merusak kesenangannya dan siap-siap melontarkan kata-kata kasar.

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yang tersenyum ke arahnya, Jimmy tidak mengerti kenapa pria yang digilai satu kampus itu berada disini, dengan topi hitam dan kemeja hitam yang lengannya di gulung hingga siku.

"Oh sehun," guman Jimmy pelan namun masih bisa di dengar oleh pria yang berdiri di depannya, bahkan Jimmy yang dari awal sudah siap melontarkan nada tinggi kini terkesan kaku di depan pria yang satu angkatan dengannya itu.

"Apa aku menganggumu?" akhirnya pria itu mengeluarkan suara yang sangat datar.

"Tidak," Jawab Jimmy walaupun ia berteriak didalam hatinya kalau pria itu sungguh menganggunya, apalagi mereka tak pernah berkomunikasi sebelumnya dan ini terasa sangat canggung.

"Aku mencari tunanganku," Sehun kembali bersuara yang berhasil mengundang ekspresi kaget dari Jimmy, setahunya pria itu tak pernah dikabarkan dengan dengan seorang perempuan manapun apalagi sampai bertunangan.

"Pelanggan di sini, mengatakan kalau mereka melihat tunangan ku dibawa seseorang ke arah sini," Lanjut sehun yang lagi membuat Jimmy merasa akan ada sesuatu yang terjadi.

"aku tidak tahu siapa tunanganmu, mungkin dia berada di salah satu kamar kafe ini, kau mungkin bisa memeriksanya. Kalau kau telat, kau tahu kan apa yang terjadi," Kata Jimmy menasehati Sehun sebagai sesama laki-laki, yang hanya direspon dengan sebuah senyum kecil.

"Apa kau sedang berkencan dengan seseorang?" tanya Sehun.

Kedua pria ini masih berada di depan salah satu kamar, dimana masih banyak Kamar-kamar lainnya yang memenuhi lorong tersebut.

HELLO MONSTER (End) Where stories live. Discover now