Chapter 19

912 133 35
                                    

Melihat sehun, yang akan berjalan ke arahnya. Nayeon mencoba menggerakkan kakinya yang tertahan di tempat ia berdiri saking takutnya. Langkah demi langkah gadis itu mundur ke belakang, ia menyesal telah mengikuti laki-laki itu sampai ke sini, tapi jika tidak, ia tak akan tahu kebenaran yang mengerikan ini.

Brukk.

Ia terjatuh, kalau punggungnya bertubrukan dengan kardus-kardus di belakangnya, membuat sehun khawatir ke arahnya.

"Jangan mendekat," Kata Nayeon suaranya tercekat.

Sontak sehun berhenti, ia harus memberikan udara agar gadisnya itu bisa bernapas, lihatlah wajahnya sampai keringatan, ia benar tak tega.

"Aku hanya ingin membantumu," Kata sehun mencoba melangkah.

"SUDAH KUBILANG JANGAN MENDEKAT!!!" teriak Nayeon, lagi langkah sehun berhenti.

Kini posisi mereka hanya terpisah dengan jarak sekitar tujuh langkah.

Nayeon mencoba untuk berdiri, kakinya benar-benar sakit saat jatuh di tangga.

"Kau takut padaku?" Ejek sehun, ia tak mengindahkan larangan Nayeon, dengan langkah cepat ia menghampiri gadis itu dan mencengkram bahu Nayeon.

Rasa mual langsung mendera gadis itu, amis darah di baju sehun, membuat ia tak tahan dan pusing.

"Karena tunanganku sudah melihat semuanya, jadi aku tak perlu menutup-nutupinya lagi. Itulah akibatnya jika ada yang berani mengusik hubungan kita! Aku tak akan segan-segan membunuh siapapun yang mencoba membuatmu menjauh dariku!" tegas sehun dengan penuh kesungguhannya.

"Jadi, apa benar oppa yang_"

"Membunuh mereka," Lanjut sehun enteng.

"Ke-kenapa?" tanya Nayeon masih gemeteran.

"Karena mereka menatapmu penuh cinta, menyentuhmu, bahkan menyatakan perasaan konyol padamu. Dan aku tak suka itu semua," Jawab sehun mengelus wajah Nayeon.

Bau amis ditangan pria itu membuat Nayeon benar-benar tak tahan.

"Oppa kurasa kau harus ke penjara sekarang, atau ke rumah sakit jiwa," saran Nayeon tapi Sehun hanya terkekeh mengusap rambut Nayeon lembut.

"Untuk apa aku ke sana? Jika aku ke sana, aku tetap tidak akan tenang sayang. Lagian aku bukan orang yang gila yang harus ke rumah sakit jiwa. Jujur saranmu barusan menyakiti perasaanku," Kata sehun tertunduk.

"Perasaan??? Mana ada orang yang memiliki perasaan sampai tega membunuh orang seperti itu!!! Bahkan aku ragu kalau perkataanmu tempo hari padaku, hanyalah omong kosong belakang, " Ungkap Nayeon.

"Kau meragukan perasaanku?" tanya sehun tak habis pikir.

"Aku bahkan bisa melakukan apa saja untuk dirimu, tapi kau malah menganggap perasaanku omong kosong belaka?"

"Psikopat sepertimu apa memiliki cinta, aku yakin itu hanyalah sebuah obsesi, setelah mendapatkan apa yang kau mau, kau pasti juga akan membunuhku," Sarkas Nayeon menggebu-gebu.

"Seharusnya dari awal tak ada ikatan pertunangan diantara kita bunny, seharusnya aku menikahimu saja, hanya ada ikatan suami istri di antara kita, tapi penyesalan tetaplah penyesalan, tapi tidak apa-apa kita juga bisa menikah malam ini bukan?" tanya sehun sempat berpikir sejenak.

"Kau bajingan oh sehun," Umpat Nayeon.

"Yes, that's me," Respons sehun, setelah itu ia menarik tangan Nayeon untuk menaiki tangga, namun Nayeon sudah mendorong sehun terlebih dahulu, hingga pelipis sehun berdarah karena sudut tembok.

HELLO MONSTER (End) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن