Chapter 30

505 80 17
                                    

"Cinta segitiga kah?" Kata Nayeon menebak dengan wajah yang senormal mungkin, sudah bukan hal biasa percekcokan antara dua orang pria kalau bukan seorang wanita di tengah-tengahnya.

Sehun kembali menatap Nayeon dalam, ia tak ingin membahas masa lalu, yang penuh pengkhianatan, cinta pertama yang menyakitkan dan sahabatnya yang menusuknya dari belakang.

"Aku menjalin hubungan dengan yuna, meskipun ayah dan ibu terlihat tidak menyukainya. Tapi, aku hanya anak satu-satunya apapun yang kuinginkan pasti akan kudapatkan, suatu ketika yuna datang dan minta pertanggungjawaban padaku, dia mengaku tengah hamil anakku. Saat itu rasanya sangat sulit, aku tidak akan keberatan menikahinya meskipun masih sma, tapi apa kau tahu? Anak yang dikandungnya bukan anakku melainkan anak sahabatku, wang yi," Sehun tersenyum getir.

Nayeon langsung menutup mulutnya, ia tak percaya dengan apa yang baru ia dengar.

"Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin" Nayeon berusaha menyangkal.

"Itu mungkin, jika wang yi juga menyukai yuna. Tapi bukan laki-laki saja yang tak pernah cukup dengan satu wanita, tapi nyatanya wanita juga begitu tak cukup dengan perhatian dari satu orang laki-laki," Jawab sehun.

"Makdsudmu?" tanya Nayeon, jangan sampai apa yang dipikirkannya tentang yuna itu yang akan dikatakan sehun.

"Dia menyukai kami berdua, apakah itu pantas?" Tanya sehun.

"Kau mungkin salah paham," Kata Nayeon.

"Salah paham? Awalnya aku berpikir begitu. Tapi tidak setelah setelah aku membaca semua diarynya, dia terlalu serakah," Lanjut sehun.

"Setelah itu, aku tidak masuk sekolah untuk waktu yang lama, aku dan wang yi juga tidak saling bertemu, begitu pun dengan yuna, aku menolak untuk bertemu dengannya, aku tidak bisa menerima kenyataan."

"Lalu pada suatu sore, saat musim hujan, tanpa sengaja aku melihat seekor kelinci  yang tengah meringkuk kedinginan di samping jalan aku merasa kasihan padanya,  dan aku juga ingin melampiaskan emosiku padanya. Aku turun tanpa menggunakan payung, sekali tangkap kelinci itu berada dalam tangkapanku, tapi sebelum aku mengakhiri nyawanya dengan kedua tanganku, sentuhan seseorang menghentikanku. Aksiku terhenti dan menatap siapa yang berani menghentikan kegiatanku, rupanya seorang gadis SMP yang tengah memegang payung, tersenyum hangat padaku. Aku melirik name tag namanya, mengejanya dalam pikiranku. Im Nayeon, ulangku ketika gadis itu membawa kelinci yang hampir kehilangan nyawa," Kata sehun kali ini ia bercerita dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Sebelum Sehun mengatakan nama anak perempuan itu, Nayeon sudah merasa familiar dengan keadaan itu, memorinya mengantarkannya saat ia baru lulus SMP,  dan tanpa sengaja melihat seorang remaja laki-laki sedang menyelamatkan seekor kucing, betapa bodohnya ia setelah mengatahui kalau remaja laki-laki itu sebenarnya berniat untuk membunuh se kelinci, bukan menyelamatkannya.

"Itu pertemuan pertama kita, dan sentuhan ditanganmu, membuatku berambisi untuk mendapatkanmu, sejak saat itu aku seperti penguntit yang mengikutimu sampai lulus SMA," Kata sehun.

Jadi, foto-fotonya yang di apartement sehun itu, pantasan banyak fotonya, laki-laki ini selalu menguntit kegiatannya.

"Ditengah kegiatanku mengagumimu, aku dengar jika yuna mati bunuh diri, aku rasa aku tak perlu bersimpati untuk wanita sampah seperti dia, namun nyatanya wang yi malah mencariku dan berniat membunuhku, dia menyalahkan aku terhadap kematian yuna, wanita yang ia cintai dan anak yang dikandungnya, kami bertemu di sebuah bangunan tua tanpa satu orang pun yang mengetahuinya, pertemuan yang berakhir dengan perkelahian, aku bersumpah malam itu aku harus membunuh wang yi, agar sesama penghianat dapat bertemu di neraka, tapi takdir berkata lain, dia berhasil selamat dan kau tahu bunny siapa yang menyelamatkannya?" tanya sehun.

HELLO MONSTER (End) Where stories live. Discover now