Extra chapter

492 56 14
                                    

"Eomma!" teriak seorang anak perempuan yang berlari dengan wajah yang dipenuhi air mata dan coretan di wajahnya.

"Kenapa lagi?" tanya perempuan itu langsung jongkok dan memeluk gadis kecil yang tadi memanggilnya ibu.

"Dia menindasku lagi hiks..., hiks...," Adunya pada sang ibu.

"Eomma harus menegakkan keadilan untukku, anak kurang ajar itu harus dihukum. Lihatlah kecantikanku hilang gara-gara dia," tambahnya lagi mengebu-ngebu.

"Eitttsss, tidak boleh berkata seperti itu pada kakakmu jena. Kau pasti mengusilinya lagi kan?" Selidik ibunya ia sudah hapal perangai anak-anaknya.

Jena, anak perempuan berusia 5 tahun itu memalingkan wajahnya.

"Aku hanya mengajaknya main, dia terlalu sibuk dengan buku-bukunya, aku tidak suka dengan kedekatan mereka," Jena mulai mengakuinya.

"Kau cemburu pada buku yang dibaca kakakmu?"

Jena mengangguk, " Lalu?" Tanya sang ibu mendengar kelanjutan cerita anak perempuannya.

"Aku hanya merendam buku-buku itu hingga cair, biar kecantikannya sirna dan jeno oppa tak memandangnya lagi," Kata Jena tanpa dosa.

Ibunya mengambil napas pelan, "lain kali tak boleh seperti itu, ayo minta maaf pada oppamu," Ajak ibunya yang tak lain adalah nayeon membawa anaknya kembali masuk ke dalam mansion.

"Mengadu lagi nenek sihir?" Ucapan itu keluar dari mulut anak laki-laki yg kini tengah menatapnya tajam. Bukannya takut Jena malah menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak.

"Jena minta maaf sekarang," Kata Nayeon dan jeno tersenyum penuh kemenangan.

Memang Jena dan jeno adalah sepasang anak kembar, namun keduanya memiliki sikap yang berbeda. Jena dengan segala kerandoman dan keusilannya dan jeno dengan sikap anti sosialnya. Mereka jarang terlihat akur namun meskipun begitu kepedulian mereka satu sama lain sangatlah besar.

"Aku minta maaf, aku harap oppa bisa memaafkanku," Kata Jena dengan nada tak iklas dan begitu terpaksa.

"Tak sudi," Balas jeno acuh ia memasukkan tangan kecilnya kedalam saku celana.

"Eomma, lihatlah dia. Aku jadi semakin yakin kalau dia bukanlah saudara kembarku, lebih baik eomma dan appa kembali membuangnya ke panti asuhan," Kata Jena.

"Apa kau bilang nenek sihir?!" Jeno tak terima dan langsung menghampiri Jena yang kini telah bersiap-siap untuk kabur dari serangan kakaknya.

Nayeon hanya memijit pelipisnya, baru sehari mereka kembali dirumah tapi rasanya ia sudah mulai stress berat.
.
.
.
.
.

Sudah 6 tahun berlalu dari kejadian mengenaskan yang hampir merenggut nyawa Im Nayeon begitu pun suaminya oh sehun.

1 bulan penuh sehun di rawat di rumah sakit, akibat beberapa retakan dan patah tulang yang dideritanya saat jatuh dari atas bangunan lantai 6 itu. Berbeda dengan wang yi, laki-laki itu menghembuskan napas terakhirnya tak lama ketika sampai tanah.

Entah keberuntungan atau di sengaja, tubuh sehun berada di atas tubuh wang yi, sehingga tubuhnya tak terlalu menerima benturan keras dan tubuh wang yi menjadi penahan.

Ia masih sempat tersenyum kala melihat wang yi sudah tak bernapas lagi.

"Kau saja yang pergi ke neraka, aku akan menyusulmu di lain waktu bajingan, " Batinnya sebelum tak sadarkan diri dan berakhir di rumah sakit.

Apa yang terjadi di malam itu, semuanya lenyap dan tempat kejadian sudah
dibersihkan, kepolisian ataupun awak media tak ada satupun yang mencium kasus yang cukup menggemparkan yang melibatkan group Oh, perusahaan adikuasa abad ini di dataran korea.

HELLO MONSTER (End) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن