Chapter 21

824 119 39
                                    

Senyum merekah langsung menghiasi wajah yeji, bagaimana tidak sehun ada di rumah sekarang, badannya sedikit kurus tapi tak mengurangi kadar ketampanannya, tatapan laki-laki itu begitu kosong hingga suara yeji membuat ia menoleh.

"Oppa," Panggil yeji memeluk sehun. Laki-laki Itu membiarkan yeji memeluknya.

"Aku merindukanmu, tapi bibi tak mengizinkanku untuk melihatmu," rajuk yeji dengan expresi setengah kesalnya.

"Apa kau senang?" tanya sehun lembut ia juga mengusap kepala yeji.

"Tentu, aku senang oppa kembali," Kata yeji.

"Lalu, apa kau senang juga Nayeon meninggal? Aku dengar hari itu kau menemui tunanganku, apa yang kau katakan padanya?" tanya sehun masih mempertahankan wajah dengan tatapan hangatnya tapi tidak dengan perkataannya.

Yeji meneguk ludahnya kasar, wajahnya mendadak berubah takut, apalagi merasakan elusan tangan sehun di kepalanya.

"YAAAK, OPPA INI SAKIT!!!" teriak yeji tiba-tiba saja sehun menarik rambutnya kuat, gadis itu berusaha melepaskan tangan sehun di rambutnya, tapi laki-itu semakin menarik rambut yeji.

"APA YANG KAU KATAKAN JALANG?!!!" teriak sehun wajahnya berubah merah, rahangnya mengeras, emosinya semakin naik, tanpa iba sehun menambah menarik rambut yeji yang mengundang tangis dan teriakan gadis itu.

"Hiks..., hiks...., ini sakit oppa lepaskan? Ada apa denganmu?" Kata yeji mencoba meluluhkan hati sehun.

Sehun melepaskan tangannya, baru saja yeji bernapas lega, namun tamparan hangat dan perih langsung menjalar di wajahnya yang seketika menoleh ke samping dan meninggalkan bekas, bahkan sudut bibirnya juga terluka, tangisnya terhenti, ia takut menoleh ke sehun sekarang, tapi laki-laki itu kembali mencekram dagunya kuat, membuat wajah yeji kembali berhadapan dengan wajah sehun.

"Inilah aku. Kenapa? Terkejut heh? Kau pikir aku menampungmu karena peduli?  Tidak! Karena kasihan? juga tidak!  aku tahu, kau pikir aku menyukaimu bukan? Buang pikiran sampahmu itu!!!" Jelas sehun.

Yeji menggeleng, " Lalu kenapa? Untuk apa selama ini oppa terlihat peduli padaku?" tanya yeji.

Sehun langsung tertawa, hingga akhirnya ia menghempaskan wajah yeji kasar hingga gadis itu meringis.

"Ingin tahu kenapa?" Yeji mengangguk pelan.

"Aku hanya ingin melihat seberapa sadar kau akan statusmu, rupanya tebakanku benar, kau orang yang lupa daratan. dengar hwang yeji kau hanyalah seonggok sampah di mataku, yang kapanpun saja bisa aku singkirkan," Jelas sehun.

"Dan aku bukanlah orang normal yang peduli akan nyawa manusia parasit sepertimu," Kata sehun melirik pisau buah yang berada di atas meja yang tak jauh dari jangkauan matanya, dengan gerakan pasti ia mengambil pisau buah itu dan mengelusnya hati-hati.

Yeji merasakan ada alarm bahaya dari dalam tubuhnya, ia spontan bergerak mundur.

"Apa yang kau katakan pada nayeon saat itu hah?" Kata sehun terus melangkah maju.

Yeji terus mengeleng dan berjalan mundur, merasa ada yang aneh dengan prilaku sehun, yeji lebih memilih lari menaiki anak tangga menuju kamarnya, namun seolah keberuntungan tidak berpihak padanya, kaki kirinya tidak pas mengijak anakan tangga, akibatnya yeji meringis menahan sakit di kakinya.

Kini sehun sudah berada di depannya, tersenyum mengejek melihat ketakutan di wajah yeji.

" Cepat katakan padaku apa yang kau katakan pada nayeon!" Ujar sehun menghapus air mata yeji yang bercucuran.

"Aku tidak mengatakan apa-apa," Jawab yeji.

"Baiklah, sepertinya aku perlu menyadarkanmu," Kata sehun tak lama tangannya langsung berpindah pada kepala yeji dan membenturkannya ke anak tangga berulang kali.

HELLO MONSTER (End) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon