Meet Eye

26.4K 1.5K 74
                                    

Prilly mengerjap-ngerjapkan matanya sambil meregangkan kedua lengannya ke kanan dan ke kiri. Kemudian dia beranjak dan membuka pintu balkon, udara pagi yang segar menyeruak menerpa wajahnya. Matahari belumlah muncul, hanya sinarnya mulai mengintip di kejauhan namun Prilly sudah berdiri di balkon dengan senyum manisnya. Kata orang jatuh cinta dapat mengubah segalanya dan cinta yang baik akan membawa perubahan yang baik pula. Mungkin itulah yang dialami Prilly. Semenjak pertemuannya lagi dengan Ali, Prilly tidak pernah bangun kesiangan lagi, bahkan pagi ini dia bangun lebih awal dari biasanya.

Setelah puas menghirup udara pagi, Prilly bergegas mandi kemudian bersiap-siap. Prilly duduk di depan meja riasnya, memastikan seragamnya sudah rapi. Tidak lupa dia menyemprotkan parfume ke seluruh tubuhnya, sebuah rutinitas yang tidak pernah dia tinggalkan. Rambutnya dibiarkan tergerai seperti biasanya. Saat Prilly sedang menyisir rambutnya tiba-tiba ponselnya berdering. Prilly meraih ponselnya dari tempat tidur, dilihatnya siapa yang menelpon. Senyum tersungging di wajahnya, ada rasa menggelitik di perutnya. Prilly mulai bersahabat dengan kupu-kupu yang selalu menari di perutnya. Sebuah perasaan yang akhir-akhir ini menguasainya. Prilly menerima panggilan telepon tersebut dengan senyum tak lepas dari wajahnya.

"Hallo..." Prilly membuka suaranya terlebih dahulu.

"Selamat pagi cantik.." Sapa orang di seberang dengan lembut.

"Selamat pagi.." Balas Prilly sama lembutnya.

"Kamu udah mandi?" Tanya orang di seberang.

"Udah, kamu ngapain pagi-pagi gini udah nelpon? Kan nanti juga ketemu di sekolah" tanya Prilly heran.

"Coba kamu ke balkon.." Seseorang di telepon menyuruh Prilly. Prilly mengernyit bingung namun dia mengikuti saja apa yang dikatakan penelepon. Prilly berjalan ke arah balkon. Sesampainya ditepian balkon dia mengedarkan pandangannya. Wajahnya terkejut ketika matanya menangkap sosok yang dikenalnya. Di sanalah Ali, berdiri di dekat mobil merahnya, tepat di luar pagar rumahnya. Dia tidak sendiri, sebuah gitar menemaninya dan siap untuk dimainkan. Segera setelah Prilly melihatnya, Ali pun menaruh ponselnya di saku dan mulai memetik gitarnya.

"I've tried playing it cool
But when I'm looking at you
I can't ever be brave
'Cause you make my heart race.."

"Shot me out of the sky
You're my kryptonite
You keep making me weak
Yeah, frozen and can't breathe.."

Prilly menutup telponnya, dia tersenyum dan menikmati suara merdu Ali. Dia tidak menyangka Ali bisa datang sepagi ini dan bagaimana bisa Ali tahu balkon kamarnya berada. Prilly mengira pasti Ali mengetahuinya dari supir ajaibnya. Siapa lagi kalau bukan Mang Ujang, yang pasti sudah berada di dekat gerbang sambil menyesap kopi hitamnya, setiap pagi.

"Something's gotta give now
'Cause I'm dying just to make you see
That I need you here with me now
'Cause you've got that one thing..."

"So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that...one thing..."

Ali menghentikan permainan gitarnya, dia tidak menyelesaikan satu lagu penuh karena pasti akan memakan waktu lama dan takut mengganggu para tetangga. Meskipun dapat dipastikan seandainya Ali menyanyikan satu album sekalipun, orang-orang pasti dengan senang hati mendengarnya. Ali mengambil ponsel di sakunya kemudian menelpon Prilly lagi.

"Suka?" Tanya Ali sambil tersenyum ke arah balkon.

"Ada kata yang lebih dari suka? Kalau ada, itu yang aku rasain" jawab Prilly lembut.

"Aku sengaja ke sini buat jemput kamu" ucap Ali.

"Tunggu bentar, aku turun ya" balas Prilly.

Ali menaruh gitarnya ke dalam mobil. Dia bersandar pada mobilnya dan menunggu Prilly. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Prilly pun datang.

CLASH: Another Ali And Prilly StoryWhere stories live. Discover now